: http://i1122.photobucket.com/albums/l524/riyosuke/tail2.gif

Selasa, 28 Januari 2014

LAPORAN STUDY KASUS PKD


BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Produksi Kambing dan Domba memegang peranan penting dalam sistem pertanian daerah tropis sebagai aktifitas pendapatan penghasilan (terutama bagi buruh tani yang tidak mempunyai lahan garapan) sebagai tabungan hidup untuk pengeluaran mendadak dan pengeluaran yang besar, sebagai sumber rabuk bagi tanaman dan memegang peranan yang penting dalam kehidupan sosial di desa.
Pengetahuan mengenai bangsa kambing dan domba sangat membantu dalam mencapai keberhasilan usaha ternak. Untuk itu maka kita perlu mempelajari Produksi Kambing dan Domba. Untuk memperoleh pendapatan yang baik dalam beternak kita harus memperhatikan hal-hal berikut: Bibit yang diternakkan benar-benar unggul,karena hal ini merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan suatu usaha ternak, selain itu peternak harus mengetahui kondisi tubuh ternak dan cara-cara untuk mengendalikan ternak dengan baik, Melaksanakan pemeliharaan yang baik berdasarkan ilmu, memberikan ransum yang cukup gizi, mencegah dan memberantas penyakit pada waktu yang tepat, mengetahui situasi harga dan menjual ternak pada waktu yang sedang menguntungkan.
Kambing dan domba merupakan binatang yang tampaknya hampir sama. Usaha peternakan kambing dan domba dapat membawa hasil yang memuaskan kalau dikeola secara baik. Pengelolaan tersebut bukan hal yang mudah. Dalamnya peternak atau pengelola mesti memahami dengan sungguh seluk-beluk kambing dan domba. Artinya, peternak tidak sekadar memelihara domba atau kambing, tetapi perlu menentukan bibit yang baik, membangun kandang yang baik, menyiapkan lahan yang khusus untuk menanam rumput untuk makanan kambing dan domba.
Dewasa ini, usaha peternakan kambing dan domba di Indonesia belum diminati oleh banyak orang. Hal ini bisa jadi disebabkan karena pasarannya belum pasti. Namun, usaha peternakan domba dan kambing sangat menjanjikan kalau ditekuni dengan baik. Kambing dan domba dipelihara secara khusus untuk diambil daging, susu dan bulunya. Karena itu, usaha peternakan kambing dan domba dapat membawa keuntungan yang besar kalau ditekuni dengan baik. Itu semua mengandaikan peternak memperhatikan dan merawat kambing dan domba dengan baik, menjaga pertumbuhan dan perkembangannya dengan baik.
Domba dan kambing yang bertumbuh dan berkembang dengan baik akan menghasilkan daging yang banyak dan bulu yang banyak. Pertumbuhan dan perkembangan kambing dan domba sangat dipengaruhi oleh cara merawat atau memelihara seperti cara memberikan makanan, cara membangun kandang yang sehat, cara memberikan obat waktu kambing dan domba sakit. Kelalaian dalam merawat akan mempengaruhi nilai ekonomisnya. Demikianpun sebaliknya, perawatan yang baik akan membuat kambing dan domba bertumbuh dan berkembang dengan baik, dan pada gilirannya membawa nilai ekonomis yang memuaskan.

Tujuan dan Manfaat
            Adapun tujuan dari praktikum produksi kambing dan domba ini adalah agar mahasiswa dapat langsung belajar dengan praktek baik itu manajemen dalam usaha peternakan, pemeliharaan, pemberian pakan, dan persiapan lainnya yang dilakukan di Desa Pondok Meja. Untuk mengetahui dan mengamati kegiatan rutin petani dalam pengelolaan pemeliharaan ternak ruminansia kecil yang mencakup pemilihan bibit, perkembangbiakan, pemberian pakan, pencegahan penyakit, perkandangan, asal pemilikan, tujuan pemeliharaan, jenis dan bangsa ternak yang dipelihara dan produksi yang dicapai serta pemasaran ternak
Adapun manfaat yang diperoleh dari praktikum produksi kambing dan domba ini adalah yang kita dapat dari praktikum ini banyak sekali, kita langsung mengetahui bagaimana cara pemeliharaan yang seharusnya, bukan sekedar teori. Dan juga sudah memehami pakan yang bagaimana yang dibutuhkan oleh ternak ruminansia potong kecil.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Alyarah, 2000 Adalah suatu usaha yang baik adalah usaha yang memiliki banyak keuntungan yang menjanjikan untuk kemajuan di masa akan datang. (Alyarah, 2000)
Suardi et al., 2000, Ternak kambing dapat dipelihara di dataran tinggi dan dataran rendah, hanya terdapat perbedaan dalam tatalaksana pemeliharaannya. Di dataran tinggi ternak dikandangkan sepanjang tahun sedangkan di dataran rendah tatalaksananya berubah dari musim penghujan ke musim kemarau.
Abdulgani, 2001, Sementara itu program perbaikan mutu genetik untuk meningkatkan produktivitas ternak kambing belum banyak mendapat perhatian yang wajar. Keadaan ini merupakan tantangan dan peluang untuk melaksanakan program peningkatan produktivitas kambing.
Helmi yurismi, 2001, Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan Ternak, Tumbuh-kembang dipengaruhi oleh faktor genetik, pakan, jenis kelamin, hormon, lingkungan dan manajemen.
Burman, 2002, Bahwa kesehatan dari ternak di pengaruhi oleh lingkungan dan kebersihan kandang karena, sangat berpengaruh dengan kontak terhadap anti body ternak.
Darius,M. 2004, Kambing Ettawah merupakan bangsa kambing yang paling populer dan dipelihara secara luas sebagai ternak penghasil susu di India dan Asia Tenggara. Merupakan kambing besar dan bertelinga panjang, berasal dari sekitar sungai Gangga, Jumna dan Chambal di India. Populasi kambing ini banyak terdapat di distrik Ettawah, sehingga lebih terkenal dengan kambing Ettawah.
Devendra dan Burn, 2004, Kambing Ettawah sangat baik sebagai ternak perah dan sebagai penghasil daging. Warnanya beraneka ragam, mulai dari merah, putih, coklat dan hitam. Telinganya menggantung dengan panjang kurang lebih 30 cm. Ambingnya berkembang baik. Profil mukanya cembung dan biasanya bertanduk pendek berbentuk pedang lengkung. Bobot badan jantan adalah sekitar 68-91 kg dan betina 36-63 kg. Tinggi gumba masing-masng 91-127 cm dan 76-107 cm. Kambing Ettawah biasanya melahirkan anak tunggal sekali dalam setahun.
Soedjana dan Knipscheer, 2004  Kredit ternak ruminansia kecil (kambing dan domba) ternyata sangat dirasakan dampak positifnya karena partisipannya mencakup banyak petani kecil yang kemudiaan dapat memiliki lebih banyak ternak untuk setiap satuan ternak dibanding ternak besar. Hal ini memungkinkan bagi petani untuk menjadikan ternak kambing sebagai sumber penghasilan yang cukup memadai.
Warwick et al., 2004, Di negara sedang berkembang, ternak tidak diseleksi secara intensif untuk sifat tertentu seperti pertambahan bobot badan, akan tetapi bangsa ternak asli sering mempunyai resistensi yang tinggi terhadap parasit, toleransi tinggi terhadap keadaan cuaca yang kurang menguntungkan serta dapat tumbuh baik pada kondisi pakan yang berkualitas jelek.
Bulu, et al, 2004, Beberapa masalah utama dalam pengembangan ternak kambing yaitu usaha pemeliharaan masih berupa usaha sampingan, penerapan teknologi rendah, keterbatasan bibit yang berkualitas, keterbatasan pakan pada musim kemarau dan keterbatasan tenaga kerja keluarga serta semakin menyempitnya lahan untuk pengembalaan khususnya di pulau Lombok.
            Snap dan Newman, 2009, Walaupun seekor ternak memiliki potensi genetik tinggi, akan tetapi jika tidak disuport oleh makanan yang baik mutu dan cukup jumlahnya, maka ternak kurang dapat menampilkan potensi tersebut.
William, 2009, Kambing dapat hidup menyesuaikan diri pada daerah-daerah tempat ternak lain sukar hidup.
            Williamson dan Payne, 2009, Kambing kacang adalah ras unggul kambing yang pertama kali dikembangkan di Indonesia. Badannya kecil. Tinggi gumba pada yang jantan 60 sentimeter hingga 65 sentimeter, sedangkan yang betina 56 sentimeter. Bobot pada yang jantan bisa mencapai 25 kilogram, sedang yang betina seberat 20 kilogram. Telinganya tegak, berbulu lurus dan pendek. Baik betina maupun yang jantan memiliki dua tanduk yang pendek.

BAB III
MATERI DAN METODA
Waktu dan Tempat
Study Kasus Pratikum produksi kambing dan domba dilaksanakan pada Tanggal 07 November  2013 pada pukul 13.00 WIB sampai dengan selesai, yang di Peternakan Rakyat yang bertempat di Desa Pondok Meja .

Materi
Adapun materi yang digunakan pada praktikum produksi kambing dan domba adalah buku, daftar pertanyaan, dan pulpen.
Metoda
            Praktikum studi kasus yang dilakukan di tiga tempat yang berbeda yaitu peternakan rakyat yang berada di Desa Pondok Meja, peternakan Pak Parsum, Pak Waris, dan Pak  Sumadi. Yang dilakukan pada studi kasus adalah melakukan sesi tanya jawab dan melakukan pencatatan (recording) yang ada di usaha tani tersebut.







BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
            Studi kasus ini dilaksanakan berlangsung pada di daerah Desa Pondok Meja yang meliputi beberapa pertanyaan yang garis besarnya adalah motivasi peternak, keterampilan dan pengetahuan peternak, serta sikap peternak tersebut. Maka dari hasil yang diperoleh dari studi kasus ini adalah data diri peternak adalah.

1.      Peternakan milik Pak Parsum
Data Individu Peternak
Nama                           : Parsum
Jenis Kelamin              : Laki-laki
Umur                           : 60 Tahun
Tingkat pendidikan     : SD
Pengalaman Beternak : 33 Tahun
Penanggung Jawab     : Sendiri

Kegiatan studi kasus diawali dengan wawancara kepada Pemilik ternak kambing di Pondok Meja yang bernama Pak Parsum. Sejarah berdirinya peternakan kambing ini sejak tahun 1980, pada saat pak Parsum  pergi merantau ke Jambi.
Pak Parsum merupakan pemilik ternak kambing sekaligus ketua kelompok tani Paguyuban yang berada di kawasan Pondok Meja. Pada awalnya bapak tersebut memelihara 3 ekor kambing, dengan 1 ekor induk dan 2 ekor anak. Pak Parsum mendapat bantuan dari pemerintah sebesar Rp.175.000.000 dan bantuan tersebut datang pada tahun 2007. Pak Parsum memiliki tiga kelompok tani  di kelurahan Guyub dengan jumlah wanita 30 orang dan jumlah kelompok ± 100 orang dan yang dipelihara dalam kelompok tani ini berjumlah 500 ekor kambing. Hal ini tergolong kedalam sistem pengkreditan, menuut Soedjana dan Knipscheer (2004) menyatakan bahwa kredit ternak ruminansia kecil (kambing dan domba) ternyata sangat dirasakan dampak positifnya karena partisipannya mencakup banyak petani kecil yang kemudiaan dapat memiliki lebih banyak ternak untuk setiap satuan ternak dibanding ternak besar. Hal ini memungkinkan bagi petani untuk menjadikan ternak kambing sebagai sumber penghasilan yang cukup memadai.
Penyakit yang sering dialami oleh kambing di peternakan pondok meja ini adalah kembung dan kurap. Penyakit kembung disebabkan oleh faktor makanan yang  basah, diobati oleh obat tradisional bawang merahdigoreng  dan dicampur dengan garam. Sedangkan penyakit kurap diobati dengan obat ivomex  atau dengan  obat tradisional  daun ketepeng.
Usaha yang digeluti oleh Pak Parsum ini merupakan usaha yang baik karena dapat memberikan keuntungan yang cukup banyak. Hal ini sesuai dengan pendapat Alyarah (2000) yang menyatakan bahwa suatu usaha yang baik adalah usaha yang memiliki banyak keuntungan yang menjanjikan untuk kemajuan di masa akan datang.
Yang memotivasi Pak Parsum untuk menerima bantuan dari pemerintah adalah :
      Dapat memanfaatkan lahan yang ada
      Dapat meningkatkan pendapatan keluarga,
      Menguntungkan
Pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh Pak Parsum dalam memelihara ternaknya. Kemampuan dan keterampilan ini menentukan keberhasilan dari seorang peternak. Hal ini sesuai dengan pendapat  Anggrodi (2000) yang menyatakan bahwa skill peternak sangat berpengaruh dalam keberhasilan suatu usaha peternakan baik itu dalam pemeliharaan dan juga menajemen dalam usaha.
Menurut Bulu (2004) menyatakan bahwa beberapa masalah utama dalam pengembangan ternak kambing yaitu usaha pemeliharaan masih berupa usaha sampingan, penerapan teknologi rendah, keterbatasan bibit yang berkualitas, keterbatasan pakan pada musim kemarau dan keterbatasan tenaga kerja keluarga serta semakin menyempitnya lahan untuk pengembalaan khususnya di pulau Lombok.
Untuk mengetahui keterampilan dari Pak Parsum kami mengajukan beberapa pertanyaan mengenai :
1.      Pemilihan Bibit Kambing yang Baik
2.   Sistem Perkandangan
3.   Tata Laksana
4.   Makanan Dan Minuman
5.   Kesehatan Dan Penyakit Ternak
6.   Pengetahuan Tentang Seleksi
7.   Perkawinan Ternak
8.   Pemasaran Hasil

Setelah mengajukan pertanyaan-pertanyaan tersebut diatas didapatkan hasil dari Pak Parsum sebagai berikut :
1.      Pemilihan Bibit Kambing yang Baik
Cara Pak Parsum memilih bibit kambing yang baik adalah :
      Bibit ternak yang baik
      Badan besar, anak kembar, bulu mnegkilap, lincah dan mempunyai putting normal dan panjang.
      Alasan memilih bibit yang baik karena harga jual tinggi
      Dan cirinya bobot badan tinggi dan cepat kawin

2.      Sistem Perkandangan
                  Kandang yang dibuat oleh Pak Parsum memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
      Jenis perkandangan individual
      Tipe kandang panggung
      Bahan kontruksi kandang kayu bulat dan papan
      Letak kandang disamping rumah 20 m
      Atap kandang Genteng

3.      Tata Laksana
Perawatan dan perhatian Pak Parsum terhadap kandang adalah:
      Pembersihan kandang dilakukan 2x dalam sehari
      Kotoran ternak  dikumpulkan, dijadikan kompos
Bila nanti di lantai kolong kandang masih ada kotoran kambing sebaiknya setiap hari kandang disapu atau dibersihkan agar supaya tidak muncul bau yang dapat mengancam kesehatan ternak. Hal ini sesuai dengan pendapat Burman (2002) yang menyatakan bahwa kesehatan dari ternak di pengaruhi oleh lingkungan dan kebersihan kandang karena, sangat berpengaruh dengan kontak terhadap anti body ternak.

4.      Makanan Dan Minuman
Pelaksnaan pemberian pakan dan minuman yang dilakukan oleh Pak Parsum adalah:
      Bahan makanan yang diberikan terdiri dari rumput-rumputan ditambah dengan daun-daunan
      Frekuensi pemberian 3 kali sehari
      Makanan penguat terkadang diberikan, namun tidak secara terus-menerus dikarnakan harga bahannya yang cukup mahal
      Garam jilat ada,  digunakan untuk meningkatkan nafsu makan
5.      Kesehatan Dan Penyakit Ternak
            Adapun penyakit yang pernah dialami oleh ternak Pak Parsum adalah :
      Penyakit kudis dan kurap atau acabies, cirinya nafsu makan hilang dan ternak kurus. Biasanya diobati dengan obat tradisional yaitu daun ketepeng. Akan tetapi, apabila sudah terlalu parah ternak tersebut disuntik.

6.      Pengetahuan Tentang Seleksi
Cara seleksi untuk bibit betina yang dilakukan adalah :
      Pertumbuhan cepat
      Putting normal dan panjang
      Pergerakan lincah dan sehat
Menurut Warwick (2004) yang menyatakan bahwa di negara sedang berkembang, ternak tidak diseleksi secara intensif untuk sifat tertentu seperti pertambahan bobot badan, akan tetapi bangsa ternak asli sering mempunyai resistensi yang tinggi terhadap parasit, toleransi tinggi terhadap keadaan cuaca yang kurang menguntungkan serta dapat tumbuh baik pada kondisi pakan yang berkualitas jelek.
Perbaikan mutu genetik tidak dilakukan secara lebih intensif, sebab peternak hanya melihat fenotip. Kambing yang bagus berarti mempunyai mutu genetik yang baik, begitu menurut Pak Parsum. Hal ini sesuai dengan pendapat Abdulgani (2001) yang menyatakan bahwa sementara itu program perbaikan mutu genetik untuk meningkatkan produktivitas ternak kambing belum banyak mendapat perhatian yang wajar. Keadaan ini merupakan tantangan dan peluang untuk melaksanakan program peningkatan produktivitas kambing.

7.      Perkawinan Ternak
Untuk kelangsungan hidup ternak, perlu dilakukan perkawinan. Sistem perkawinan ternak yang dilakukan Pak Parsumi terhadap ternaknya adalah :
      Cara pengawinan ternak yang dilakukan adalah birahi pagi, sorenya dikawinkan
      Pengawinan ternak yang dilakukan tidak sesama saudara
      Gejala birahi yang diketahui vulva membengkak, berair dan merah, dinaiki penjantan mau/diam, dan mengeluarkan suara
      Perkawinan yang baik untuk terjadi bunting 3 kali
      Tidak ada kesulitan dalam pengawinan ternak

8.      Pemasaran Hasil
Umur dan tata cara penjuaan ternak kambing yang dipelihara Pak Parsum  :
      Tergantung permintaan pembeli
      Penjualan ternak berlangsung saat pembeli datang kerumah
Setelah menilai pengetahuan dan hal yang memotivasi Pak Parsum untuk beternak kambing, kami juga menanyakan bagaimana sikap Pak Parsum setelah memelihara kambing lebih kurang 33 tahun, dengan hal-hal mengenai penjualan dan keuangan. Hasilnya sebagai berikut :
      Pengembalian ternak sudah lunas, sehingga telah menjadi milik sendiri

2.      Peternakan Pak Sumadi
Data Individu Peternak
Nama                                 : Sumadi
Jenis Kelamin                    : Laki-laki
Umur                                 : 35 Tahun
Tingkat pendidikan           : SMP
Pengalaman Beternak       : 3 Tahun
Penanggung Jawab           : Sendiri

Untuk mengetahui keterampilan dari Pak Sumadi kami mengajukan beberapa pertanyaan yang sama dengan peternak sebelumnya, yakni mengenai :
1.      Pemilihan Bibit Kambing yang Baik
2.   Sistem Perkandangan
3.   Tata Laksana
4.   Makanan Dan Minuman
5.   Kesehatan Dan Penyakit Ternak
6.   Pengetahuan Tentang Seleksi
7.   Perkawinan Ternak
8.   Pemasaran Hasil

Setelah mengajukan pertanyaan-pertanyaan tersebut diatas didapatkan hasil dari Pak Sumadi sebagai berikut :
1.      Pemilihan Bibit Kambing yang Baik
Cara Pak Sumadi memilih bibit kambing yang baik adalah :
      Badan besar, anak kembar, bulu mengkilap, lincah dan mempunyai putting normal dan panjang.
      Alasan memilih bibit yang baik karena harga jual tinggi
      Ternak yang diberikan pemerintah tergolong baik
      Dan cirinya bobot badan tinggi dan cepat kawin

2.      Sistem Perkandangan
                  Kandang yang dibuat oleh Pak Sumadi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
      Jenis perkandangan individual
      Tipe kandang panggung
      Bahan kontruksi kandang kayu bulat dan papan
      Letak kandang dibelakang rumah 25 m
      Atap kandang Genteng

3.      Tata Laksana
Perawatan dan perhatian Pak Sumadi terhadap kandang adalah:
      Pembersihan kandang dilakukan 1 x dalam sehari
      Kotoran ternak  dikumpulkan untuk dibuat kompos

4.      Makanan Dan Minuman
Pelaksnaan pemberian pakan dan minuman yang dilakukan oleh Pak Sumadi adalah:
      Bahan makanan yang diberikan terdiri dari rumput-rumputan ditambah dengan daun-daunan
      Frekuensi pemberian 3 kali sehari
      Makanan penguat tidak diberikan karena belum memahami cara pembuatan dan pemberian seta tempat penjualan konsentrat tersebut belum tersedia di daerah tersebut.
      Garam jilat ada,  digunakan untuk meningkatkan nafsu makan
5.      Kesehatan Dan Penyakit Ternak
            Adapun penyakit yang pernah dialami oleh ternak Pak Sumadi adalah :
      Penyakit kudis dan kurap atau acabies, cirinya nafsu makan hilang dan ternak kurus
      Kembung
Kembung (bloat) disebabkan oleh penimbunan gas dalam perut akibat proses fermentasi berjalan cepat. Tingginya akumulasi gas menekan organ dalan tubuh sehingga menimbulkan kesakitan, pernapasan dengan mulut terbuka atau frekuensi pernapasan tinggi, serta frekuensi buang air besar dan kencing meningkat. Agar ternak terhindar dari perut kembung, hindari pemberian pakan kambing sebagai berikut :
ü  Pakan hijauan yang masih terlalu muda, banyak mengandung air atau terlalu basah, baik terkena air hujan atau embun. Maka sebaiknya kambing diberi pakan hijauan yang sudah kering dari embun pagi.
ü  Pakan dari bahan pakan yang mudah dan cepat difermentasi seperti kol, lobak dan wortel secara berlebihan.
ü  Pakan biji-bijian yang tergiling halus terlalu banyak, tetapi kuarang mendapat hijauan berserat.
ü  Pakan leguminosa (daun kacang-kacangan) terlalu banyak.
Bila keadaan memaksa, hijauan sebaiknya diberi percikan minyak kelapa.
Tanda klinis :
ü  Kambing merasa gelisah, sakit, dan sulit bernapas.
ü  Perut bagian kiri mengalami pembesaran yang bila ditepuk akan berbunyi seperti bedug/gendang.
ü  Punggung membungkuk, denyut jantung melemah, selaput lender mulut kebiruan.
Penyakit tersebut diatas dipengaruh oleh kebersihan lingkungan sekitar maupun dalam kandang serta jenis pakan yang diberikan. Hal ini sesuai denga pendapat Burman (2002) yang menyatakan bahwa kesehatan dari ternak di pengaruhi oleh lingkungan dan kebersihan kandang karena, sangat berpengaruh dengan kontak terhadap anti body ternak.
Adapun penanganan  yang dilakukan Pak Sumadi dari penyakit ternak tersebut adalah
      Kembung, Bagian anus kambing ditusuk dengan tangkai daun papaya yang ujungnya sudah diolesi minyak goreng agar tidak melukai dinding anus. Setelah itu kedua sisi perut kambing dijepit sehingga gas akan keluar melalui tangkai daun papaya.
6.      Pengetahuan Tentang Seleksi
Cara seleksi untuk bibit betina yang dilakukan adalah :
      Pertumbuhan cepat
      Putting normal dan panjang
      Pergerakan lincah dan sehat

7.      Perkawinan Ternak
Untuk kelangsungan hidup ternak, perlu dilakukan perkawinan. Sistem perkawinan ternak yang dilakukan Pak Sumadi terhadap ternaknya adalah :
      Cara pengawinan ternak yang dilakukan adalah birahi pagi, sorenya dikawinkan
      Pengawinan ternak yang dilakukan tidak sesama saudara
      Gejala birahi yang diketahui vulva membengkak, berair dan merah, dinaiki penjantan mau/diam, dan mengeluarkan suara
      Perkawinan yang baik untuk terjadi bunting 3 kali
      Tidak ada kesulitan dalam pengawinan ternak

8.      Pemasaran Hasil
Umur dan tata cara penjuaan ternak kambing yang dipelihara Pak Sumadi  :
      Permintaan pembeli
      Pejantan 1,5 Tahun
      Penjualan ternak berlangsung saat pembeli datang kerumah


3.      Peternakan Pak Waris
Data Individu Peternak
Nama                                 : Waris
Jenis Kelamin                    : Laki-laki
Umur                                 : 60 Tahun
Tingkat pendidikan           : SD
Pengalaman Beternak       : 30 Tahun
Penanggung Jawab           : Sendiri

Untuk mengetahui keterampilan dari Pak Waris kami mengajukan beberapa pertanyaan mengenai :
1.      Pemilihan Bibit Kambing yang Baik
2.   Sistem    Perkandangan
3.   Tata Laksana
4.   Makanan Dan Minuman
5.   Kesehatan Dan Penyakit Ternak
6.   Pengetahuan Tentang Seleksi
7.   Perkawinan Ternak
8.   Pemasaran Hasil

Setelah mengajukan pertanyaan-pertanyaan tersebut diatas didapatkan hasil dari Pak Sumardi sebagai berikut :
1.      Pemilihan Bibit Kambing yang Baik
Cara Pak Waris memilih bibit kambing yang baik adalah :
      Badan besar, anak kembar, bulu mnegkilap, lincah dan mempunyai putting normal dan panjang.
      Alasan memilih bibit yang baik karena harga jual tinggi
2.      Sistem Perkandangan
      Kandang yang dibuat oleh Pak Waris memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
      Jenis perkandangan individual
      Tipe kandang panggung
      Bahan kontruksi kandang kayu bulat dan papan
      Letak kandang dibelakang rumah 20 m
      Atap kandang Genteng

Menurut Suardi (2000) yang menyatakan bahwa ternak kambing dapat dipelihara di dataran tinggi dan dataran rendah, hanya terdapat perbedaan dalam tatalaksana pemeliharaannya. Di dataran tinggi ternak dikandangkan sepanjang tahun sedangkan di dataran rendah tatalaksananya berubah dari musim penghujan ke musim kemarau.
Dalam usaha peternakan kambing peranakan etawa, terlebih lagi jika pemeliharaan dengan jumlah besar, kambing memerlukan perhatiaan yang cukup serius, sehingga perlu ditempatkan dalam sebuah kadang. Membangun kandang untuk kambing etawa seperti membangun rumah untuk tempat tinggal manusia, sehingga secara hakekat normative harus sama. Pembangunan kandang memerlukan keterampilan dan keseriusan. Tujuannya adalah untuk menciptakan desain kandang yang sempurna bagi kambing yang akan dipelihara agar benar-benar menjadi home sweet home bagi kambing itu sendiri. Prinsipnya adalah konstruksi kandang harus dapat membuat kambing merasa nyaman dan aman. Kondisi ini tentunya akan menjadikan kambing berproduksi secara normal.
Dalam hal ini kandang memiliki fungsi sebagai berikut ini:
Ø  Kandang harus dapat melindungi kambing dari hewan-hewan pemangsa maupun hewan penganggu.
Ø  Kandang harus dapat mempermudah kambing dalam melakukan aktifitas keseharian kambing seperti makan, minum, tidur, kencing, atau buang kotoran.
Ø  Kandang dapat mempermudah peternak dalam melakukan pengawasan dan menjaga kesehatan ternak.
Ø  Sebagai tindakan preventif agar supaya kambing tidak merusak taneman dan fasilitas lain yang berada di sekitar lokasi kandang, serta menghindari terkonsumsinya pakan yang berbahaya bagi kesehatan kambing.
Kandang yang sesuai untuk melakukan pemeliharaan kambing secara intensif sebaiknya dibuat dengan menggunakan sistem panggung. Luas kandang yang ideal untuk seekor kambing adalah 1 meter persegi. Agar kambing terlindung dari hujan dan cuaca buruk, maka kandang itu perlu diberi atap dan tutup samping agar kambing tidak dapat bebas berkeliaran. Setelah kandang selesai dibuat, langkah selanjutnya yaitu mensterilkannya agar bebas kuman.
Luasan kandang sebaiknya disesuaikan dengan jumlah kambing yang akan dipelihara. Standart luas kandang untuk seekor kambing adalah 1,5m persegi, sehingga untuk memelihara kambing 10 ekor, dibutuhkan lahan seluas 15m persegi. Pembuatan kandang di sarankan untuk melihat potensi pengembangan, sehingga perlu di buat kandang yang lebih luas. Pembuatan kandang memang membutuhkan biaya yang ekstra, tetapi manfaatnya akan lebih terasa pada masa yang akan datang. Jika dipandang terlalu luas dengan jumlah kandang yang ada, kandang bisa diberi sekat untuk pemisah sehingga gerak untuk kambing jadi terbatas. Usahakan pembangunan kandang di indari dari tempat genangan air.Kandang di usahakan berbentuk panggung, karena pada dasarnya akan lebih mudah bagi peternak untuk melakukan pengawasan terhadap ternakan tu sendiri. Dasar kandang di buat agak miring dengan kemiringan 60’.

3.      Tata Laksana
Perawatan dan perhatian Waris terhadap kandang adalah:
      Pembersihan kandang dilakukan 3x dalam seminggu
      Kotoran ternak  dikumpulkan dan dibuat kompos

4.      Makanan Dan Minuman
Pelaksanaan pemberian pakan dan minuman yang dilakukan oleh Pak Waris adalah:
      Bahan makanan yang diberikan terdiri dari rumput-rumputan ditambah dengan daun-daunan
      Frekuensi pemberian 3 kali sehari
      Makanan penguat diberikan sesekali saja
      Garam jilat ada,  digunakan untuk meningkatkan nafsu makan
      Dan kadang diberikan jantung pisang, jantung pisang ini berkhasiat untuk meningkatkan produksi susu kambing betina.
Cara-cara memelihara kambing yang saat ini banyak dilakukan oleh masyarakat pedesaan ternyata kurang menguntungkan. Pemberian pakan hanya sekadarnya saja, bahkan tidak jarang kita jumpai kambing itu dilepas begitu saja untuk mencari makan sendiri serta pembuatan kandang yang kurang memenuhi persyaratan. Cara beternak kambing secara tradisional yang seperti ini harus ditinggalkan. Berikut ini adalah cara-cara beternak kambing secara intensif yang diperkenalkan kepada peternak di Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan oleh Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Airlangga yang dikoordinasikan oleh Sdr. Budi Utomo, M.Si., drh.
Contoh pemberian jenis bahan pakan yang baik berdasarkan hasil dari penelitian seorang ahli Hadi (2005),

Makanan
Kepentingan
Garam galian
  • perlu untuk kesihatan yang baik terutama kambing yang bunting dan sedang membesar
  • jenis garam yang biasa diberi ialah garam biasa, garam jilat, tepung tulang atau garam komersial seperto 'phoshrich'
  • garam diletak dalam bekas atau digantung pada dinding
Makanan konsentrat
  • konsentrat atau makanan penguat adalah makanan tambahan yang dibuat dari dedak jagung, bungkil kelapa dan hampas tauhu
  • contoh konsentrat ialah 2 bahagian dedak jagung: 1 bahagian dedak halus: 1 bahagian hampas kelapa.
  • konsentrat komersial berbentuk pellet
  • konsentrat penting sebagai makanan tambahan untuk kambing yang bunting, menyusu serta anak-anak kambing yang sedang membesar
Rumput dan kekacang
  • merupakan sumber air dan serat yang baik
  • ia dapat merangsang kecekapan sistem penghadaman
  • seekor kambing dewasa memerlukan 4-5 kg rumput basah sehari
  • rumput yang disyorkan seperti guinea, rumput setaria dan kekacang
  • tumbuhan tempatan seperti daun mengkudu, daun turi, daun pisang muda juga digemari oleh kambing
Air
  • air bersih perlu disediakan sepanjang waktu
  • cuaca yang panas akan menggalakkan pengambilan air yang lebih terutama kambing baka susu
Selain itu pakan dapat menentukan kecepatan dari pertumbuhan dan perkembangan kambing. Hal ini sesuai dengan pendapat Helmi Yurismi (2001) yang menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan Ternak, Tumbuh-kembang dipengaruhi oleh faktor genetik, pakan, jenis kelamin, hormon, lingkungan dan manajemen. Serta pendapat Snap dan Newman (2009) yang menyatakan bahwa walaupun seekor ternak memiliki potensi genetik tinggi, akan tetapi jika tidak disuport oleh makanan yang baik mutu dan cukup jumlahnya, maka ternak kurang dapat menampilkan potensi tersebut.
Dan kemampuan beradaptsai kambing juga diperlukan agar kondisi stres dapat dikendalikan. Hal ini sesuai dengan pendapat William (2009) yang menyatakan bahwa kambing dapat hidup menyesuaikan diri pada daerah-daerah tempat ternak lain sukar hidup.

5.      Kesehatan Dan Penyakit Ternak
            Adapun penyakit yang pernah dialami oleh ternak Waris adalah :
      Penyakit mulut dan kuku, cirinya nafsu menjadi makan turun
      Penyakit kudis dan kurap atau acabies, cirinya nafsu makan hilang dan ternak kurus
      Penyakit cacing, badan kurus dan lemah
      Gatal-gatal
      Mabuk, diberi minum air dogan.
6.      Pengetahuan Tentang Seleksi
Cara seleksi untuk bibit betina yang dilakukan adalah :
      Pertumbuhan cepat
      Putting normal dan panjang
      Pergerakan lincah dan sehat

7.      Perkawinan Ternak
Untuk kelangsungan hidup ternak, perlu dilakukan perkawinan. Sistem perkawinan ternak yang dilakukan Pak Waris terhadap ternaknya adalah :
      Cara pengawinan ternak yang dilakukan adalah birahi pagi, sorenya dikawinkan
      Pengawinan ternak yang dilakukan tidak sesama saudara
      Gejala birahi yang diketahui vulva membengkak, berair dan merah, dinaiki penjantan mau/diam, dan mengeluarkan suara
      Perkawinan yang baik untuk terjadi bunting 3 kali
      Tidak ada kesulitan dalam pengawinan ternak

8.      Pemasaran Hasil
Umur dan tata cara penjuaan ternak kambing yang dipelihara Pak Waris  :
      perminaan pembeli
      Penjualan ternak berlangsung saat pembeli datang kerumah



Berikut dokumentasi Praktikum Study Kasus kelompok 9 di Desa Pondok Meja:
      
      
       






BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum Studi Kasus ialah Jenis kambing yang dipelihara di tempat Pak Parsum adalah peranakan etawa, karena pertumbuhan yang cepat dapat diperoleh dari genotip kambing etawah. Jenis pakan yang diberikan adalah rumput yang ditambah dengan legum. Terkadang jika tidak mencari pakan, Pak Parsum memberi daun tanaman karet yang ada di arel belakang rumahnya. Pembersihan kandang dilakukan sebanyak 2 kali sehari dengan kotoran yang berada di kandang dikumpulkan untuk dijual.
Dari Pak Sumadi sistem dan frekuensi pemberian pakan hampir sama, Cuma pada pembersihan kandang dilakukan Pak Sumadi dilakukan 1 kali sehari. Dengan perkawinan meminjam pejantan dari peri ternak petani lain.
Dari Pak Waris manajemen pemeliharaannya pun hampir sama, namun pada pembersihan kandang dilakukan Pak Waris dilakukan 3 kali dalam seminggu. Terkadang jantung pisang diberikan Pak Waris pada Ternak betina, dia beranggapan bahwa dapat meeningkatkan produksi susu si kambing betina.
Dari ketiga tempat praktikum tersebut, terdapat perbedaan. Baik dari segi pemeliharaan, sistem perkandangan, penjualan atau pemasaran, pengobatan, dan manajemen pengelolaan. Persamaan dari ketiga peternak diatas adalah apabila ternak yang dipelihara sakit, obat yang digunakan adalah obat tradisional yang masih diracik sendiri, tetapi bila terlalu parah maka akan di suntik.

Saran
            Adapun saran untuk Praktikum Produksi Kambing dan Domba ialah seharusnya dapat lebih meningkatkan kerjasama dan menjaga kekompakan saat melaksanakan studi kasus, agar studi kasus berjalan dengan baik. Serta menerapkan semua informasi dan cara yang telah diperoleh dari kunjungan studi Kasus tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Alyarah.2000,  Produksi Kambing Di Daerah Tropis.ITB.Bandung
Abdul gani.2001, Phisiologi and Anatomy.Gramedia.Surabaya
Bulu.2004.Anatomi Dan Fisiologi Ternak.UGM Press.Yogyakarta
Burman.2002, Budidaya Ternak Ruminansia Kecil.Universitas terbuka.Jakarta
Hadi.2005, Pemeliharaan Ternak Kambing Dan Domba.IPB-Press.Bogor
Helmi,Yurismi, Faktor-Faktor-Yang-Mempengaruhi Pertumbuhan Kambing Dan Domba.Gramedia: Jakarta      
Snap and Newman.2009, Pertumbuhan Anak Kambing Kacang Pada Berbagai Umur Induk Yang Dipelihara Secara Tradisional, Jurnal Sains dan Teknologi, Universitas Hassanudin. Makassar  
Soedjana dan Knipscher.2004, Fisiologi Ternak.Gramedia.Jakarta
Suardi. 2000. Beternak Kambing. Brosur. Dinas Peternakan dan Kesehatan
            Hewan, Propinsi Lampung.
Warwick.2004. Pemuliaan Genetik Ternak. Nottingham University
Wiliam,G.2009.Pengantar Peternakan Di Daerah Tropis.UGM Press.Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar