: http://i1122.photobucket.com/albums/l524/riyosuke/tail2.gif

Jumat, 17 Mei 2013



LAPORAN SEMESTER PRAKTIKUM
BIOKIMIA
OLEH:
C.2
EKA SETIAWAN
E10012135
RINA TISMAN
E10012128
JAHTERA MANALU
E10012132
AGUSTIN WULANDARI
E10012126
M.RASYID RIDHO
E10012110
RIYAN SAPUTRA
E10012138
DANANG DWILINGGA
E1001212
DESTI ANGRAINI
E10012099


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2013


KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan HidayahNya penulis dapat menyelesaikan Laporan Semester Biokimia  ini dengan tepat waktu.
Laporan praktikum ini penulis susun sebagai wujud realisasi dari hasil pengamatan yang telah penulis lakukan sebelumnya dan juga sebagai bahan pelengkap persyaratan yang menunjang mata kuliah Biokimia . Laporan ini penulis susun khususnya untuk lingkup Fakultas Peternakan Unja, akan tetapi tidak menutup untuk keperluan atau lingkup yang lebih luas.
  Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berusaha dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan laporan-laporan praktikum penulis selanjutnya. Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi kita semua, amin.

                                                                                     
         Jambi,  Mei2013
                                                                                                         Penulis


DAFTAR ISI
                                                                                                                Halaman
KATA PENGANTAR………………………….…………………..                        i
DAFTAR  ISI………………………………………………………             ii
PENDAHULUAN…………………………………………………             1
Latar Belakang…………………………………………......              1
Tujuan dan Manfaat………………………………………..              2
TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………...             3
MATERI DAN METODA………..……………………………….             5
Waktu dan Tempat…………………………………………             8
Materi……………………………………………………………      8
Metoda……………………………………………………..              9
HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………             11
PENUTUP…………………………………………………………              23
Kesimpulan…………………………………………………             23
Saran………………………………………………………..             23
DAFTAR PUSTAKA


















PENDAHULUAN
Latar Belakang
Biokimia adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang proses kimia atau reaksi kimia yang terjadi di dalam zat hidup (sel hidup, makhluk hidup), baik itu mokroorganisme, tanaman, invertebrata avertebrata, hewan menyusui dan manusia. Dalam hal ini, dapat kita ketahui bagaimana kumpulan zat hidup bercampur atau bereaksi menghasilkan zat. yang disebut dengan zat hidup. Dan peranan biokimia ini adalah sebagai dasar pengembangan pengetahuan dasar kedokteran, pertanian, peternakan, biologi, mikrobiologi, dan yang lainnya, yang erat hubungannya.
Kegiatan praktikum Biokimia Dasar merupakan komponen penunjang aktivitas perkuliahan. Latar belakang diadakannya praktikum tersebut agar mahasiswa dapat mengetahui dan mengenal apa-apa saja yang dipelajari di dalam mata kuliah Biokimia ini. Mulai dari Protein dan Asam amino, Karbohidrat, Lipida sampai dengan Enzim.

Tujuan dan Manfaat
Tujuan
Tujuan dalam melakukan praktikum Biokimia dasar adalah untuk mengetahui gambaran yang lebih jelas tentang jalannya reaksi-reaksi kimia dalam proses kehidupan, begitu pula mengenai prinsip-prinsip biokomia serta cara kerja atau metode dalam biokimia. Agar mahasiswa mengetahui beberapa komponen yang terdapat didalam tubuh, seperti Protein , karbohidrat, lipida, dan enzim serta bagaimana reaksinya pada setiap percobaan yang dilakukan.

Manfaat
Manfaat yang dapat kita peroleh dari praktikum ini adalah dengan adanya hasil dari praktikum yang telah dilaksanakan, maka dapat digunakan sebagi titik acuan dan bahan perbandingan didalam menjawab segala permasalahan tentang pengujian dari bagian-bagian Biokimia Dasar tersebut, serta masukan bagi kita semua di dalam mata kuliah biokimia tersebut, dan menjadi syarat di dalam memenuhi tugas praktikum dan mata kuliah biokimia dasar ini. Serta dari praktikum ini kita dapat mengetahui tekhnik atau cara dalan melakukan pengukuran larutan. Selain itu juga dapat mengenal alat-alat yang digunakan di iaboratorium ini beserta fungsi alat tersebut.



TINJAUAN PUSTAKA
PROTEIN DAN ASAM AMINO
Abas(2000) Semua asam amino, atau peptida yang mengandung 2 amino bebas akan bereaksi dengan ninhidrin membentuk senyawa kompleks berwarna biru-ungu. Namun, prolin dan hidroksi prolin menghasilkan senyawa berwarna kuning.
Anwar M (2001), bahwa asam amino merupakan satuan penyusun protein, berdasarkan rumus bangunnya asam amino dapat dipandang sebagai turunan asam karboksilat, yang satu atom hidrogennya digantikan oleh gugus amino.
Argham(2001) Kelarutan protein didalam suatu cairan, sesungguhnya sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, pH, suhu, kekuatan ionik dan konstanta dielektrik pelarutnya.
Conway (2007),Pada percobaan ninhidrin didapat hasil yaitu asam amino berupa ahnin setelah di panaskan  dengan campuran ninhidrin pada penangas air warnanya berubah menjadi biru pekat. Hal ini juga disesuaikan dengan pendapat yang menyatakan bahwa asam amino yang dipisahkan direaksikan dengan ninhidrin untuk mengahsilkan warna biru – ungu.
Jaru Anwar (2001), menyatakan bahwa asam amino adalah senyawa anorganik yang mengandung gugus karboksil dengan demikian mempunyai sifat asam-basa.
Novita (2009) uji ninhidrin adalah uji umum untuk protein dan asam amino .Ninhidrin  dapat mengubah asam amino menjadi suatu alhdehida.
(Poedjiadi 2004), Kelarutan protein di dalam suatu cairan, sesungguhnya sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, pH, suhu, kekuatan ionik dan konstanta dielektrik pelarutnya.Protein seperti asam amino bebas memiliki titik isoelektrik yang berbeda-beda.
(Rahani,2002),Protein bersifat amfoter, yaitu dapat bereaksi dengan larutan asam dan basa. Daya larut protein berbeda di dalam air, asam, dan basa; ada yang mudah larut dan ada yang sukar larut.Namun, semua protein tidak larut dalam pelarut lemak seperti eter dan kloroform.
Riawan (2000) protein memiliki molekul besar dengan berat molekul yang bervariasi antara  5000 hingga jutaaan dengan hidrolisis oleh asam atau oleh enzim protein akan mengahasilkan asam amino, ada 20 jenis asam amino yang terdapat pada molekul protein.
Santoso (2008) yang menyatakan bahwa ninhidrin bereaksi dengan asam amino bebas dan protein menghasilkan warna biru.

KARBOHIDRAT
Nuryani (2000), yang menyatakan bahwa apabila beberapa monosakarida seperti glukosa fruktosa dan manosa diragikan maka akan terbentuk etil alcohol dan CO2.
Montgomery (2001), menyatakan bahwa ekstrak ragi (bebassel) mempunyai kemampuan untuk mengubah glukosa menjadi etanol.
Rahman (2002) yang menyatakan bahwa fermentasi mediun cair lebih memungkinkan untuk mengendalikan faktor – factor fisik dan kimia yang mempengaruhi proses fermentasi seperti suhu, pH dan kebutuhan oksigen.
Roogers (2003), meyatakan bahwa apabila asam sulfat (K2SO4) pekatakan menghidrolisis ikatan glikosida (daripolisakarida) maka akan dihasilkan monosakarida yang serlanjutnya terjadi dehidrasi menjadi furfural dan turunanya.
Reinhard (2009), menyatakan bahwa apabila HCI (asamklorida) pekat direasikan dengan gula dan ditambahkan sedikit resorsional maka menghasilkan 4-hidroksi metil furfuran berwama merah).
Wiliam (2007), Karbohidrat (monosakarisa) yang penyusun utamanya adalah glukosa, lalu dioksidasi menjadi CO2 dan H2O, kemudian diubah menjadi monosakarida, disakarida, poligosakarida, ketiganya disebut Heksosa.
Werry(2006), Karbohidrat terhidrolisis oleh enzim dan oleh karenanya pencernan karbohidrat diabsorvasi sebaagai monosakarida, didalam hati, fruktosa dan glukosa diubah menjadi glukosa.

LIPIDA
(Alfi Darwis, 2011) Kelompok-kelompok besar dari lipid mempunyai sifat kelarutan yang berbeda-beda dan sifat ini dugunakan untuk ektraksi dan pemisahan dari bahan biologis. Endapan yang terjadi adalah lesitin(fosfolipid). Lesitin atau fosfatidilkolin adalah senyawa fosfogliserol yang mengandung kolin (lesitin mengandung gliserol, asam lemak, asam fosfat, dan kolin). Senyawa ini adalah fosfolipid kolin terdapat dengan jumlah terbanyak di dalam membran sel dan menunjukkan proporsi simpanan kolin yang besar pada tubuh. Kolin sangat penting dalam proses transmisi saraf dan sebagai simpanan, gugus metil yang labil. Lesitin dapat diperoleh dari kuning telur. Pemisahan fosfatidilkolin dari lemak dan kolesterol dilakukan dengan pelarut eter dan aseton. Lesitin memiliki gugus kolin yang bermuatan positif sehingga lebih larut dalam eter dan kurang larut dalam aseton. Hal ini disebabkan eter memiliki elektron bebas yang dapat diserang oleh muatan positif dari kolin sehingga kolin lebih larut dalam eter daripada aseton yang tidak memiliki elektron bebas. Filtrat yang diperoleh dari penyaringan lesitin (eter-aseton) diuapkan diatas waterbath hingga menghasilkan suatu pasta.
(Murray 2006) Lemak lebih banyak ditemukan pada hewan, dan minyak lebih banyak diperoleh dari tumbuh- tumbuhan. Lipid digolongkan kedalam lipid sederhana dan lipid majemuk. Lipid sederhana contohnya adalah lemak, minyak, dan lilin atau wax. Sedangkan lemak majemuk contohnya seperti fosfolipid, sfingolipid, lipoprotein, dan isoprenoid.
            (Priadi 2009) Lipid atau masyarakat sering menganggapnya sebagai lemak adalah senyawa organik yang tidak dapat larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik (nonpolar), seperti: kloroform, eter, dan minyak tanah. Molekul lemak tersusun dari unsur-unsur C, H, O, dan terkadang terdapat unsur P dan N. Lemak umumnya disusun oleh trigliserida (lemak netral) yang terdiri atas gliserol dan tiga asam lemak. Berdasarkan tingkat kejenuhannya, asam lemak dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Asam lemak jenuh adalah asam lemak yang tidak mengandung ikatan rangkap. Misalnya asam palmitat dan asam stearat yang terdapat pada lemak hewani. Sedangkan asam lemak tak jenuh adalah asam lemak tak jenuh adalah asam lemak yang mengandung ikatan rangkap. Misalnya, asam oleat dan asam linoleat yang terdapat pada lemak nabati.
 (Roswiem 2006) Kolesterol adalah salah satu jenis lipid yang digolongkan ke dalam isoprenoid yang merupakan jenis steroid. Kolesterol adalah molekul penting pada hewan yang berfungsi sebagai komponen membran sel, prekursor biosintesis hormon steroid, Vitamin D, dan garam empedu. Kolesterol mempunyai 2 gugus metil yang terikat pada atom C-13 dan C-10 dengan ikatan rangkap. Rantai cabang hidrokarbon terikat pada atom C-17, sedangkan gugus fungsionil hidroksil terletak pada atom C-3. Kolesterol disimpan di dalam sel sebagai ester asam lemak yang dihasilkan dari reaksi esterifikasi oleh enzim asetil KoA: Kolesterol asiltransferase (ACAT) di sitoplasma.
 (Salirawati et al,2007) Lipid adalah  senyawa yang merupakan ester dari asam lemak dengan gliserol yang kadang-kadang mengandung gugus lain. Lipid tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organic se[erti eter, aseton, kloroform, dan benzene.
(Salirawati et al,2007) Lemak digolongkan berdasarkan kejenuhan ikatan pada asam lemaknya. Adapun penggolongannya adalah asam lemak jenuh dan tak jenuh.
(Sunita, Almatsier. 2005). Istilah lipida meliputi senyawa-senyawa heterogen, termasuk lemak dan minyak yang umumnya dikenal dalam makanan, malam, fosfolipida, sterol, dan ikatan lain sejenis yang terdapat di dalam makanan dan tubuh manusia. Lipida mempunyai sifat yang sama yaitu larut dalam pelarut nonpolar seperti etanol, eter, kloroform, dan benzena.
(Syamsu 2007) HCl yang ditambahkan akan menyumbangkan ion-ion hidrogennya yang dapat memecah unsur lemak sehingga terbentuk lemak radikal bebas dan hidrogen radikal bebas. Kedua bentuk radikal ini bersifat sangat reaktif dan pada tahap akhir oksidasi akan dihasilkan peroksida.


ENZIM
Jameso Brends (2000), menyatakan bahwa enzim sebagai katalisator karena enzirn sebagai suatu zat yang dapat mempercepat reaksi kimia tanpa ikut atau muncul dalam hasil reaksi.
Jhonson (2002), menyatakan bahwa enzim yang berperan dalam ekstraksi minyak kelapa adalah enzim yang menghidrolisis makro molekul karbohidrat dan protein (proteolitik).
Reybred (2003), menyatakan bahwa enzim merupakan biokatalisator dengan spesifisitas dan efisiensi tinggi.
Stone (2003), menyatakan bahwa keuntungan memproduksi enzim dari mikroba antara lain biaya produksi lebih rendah dapat diproduksi dalam waktu singkat serta mudah dikontrol.
Vones (2002), menyatakan bahwa aktivitas spesifik enzim merupakan parameter reaksi enzim yang dapat mengambarkan daya kerja enzim yang bersangkutan.
Wandi (2003), menyatakan bahwa hal yang perlu diperhatikan karena enzim merupakan protein biokatalisator yaitu daya tahan pada pH, suhu, dan lingkungan lain dengan kisaran yang tidak terlalu besar sehingga pemakaian buffer dan pemilihan faktor lingkungan yang tepat penting diperhatikan.
Wibowo (2001), yang menyatakan bahwa pada penambahan getah buah pepaya muda dengan krim santan kelapa jika dicampur antara yang dengan yang lain maka dari warna rasa dan baunya akan jauh berubah dari awalnya.


MATERI DAN METODA
Waktu dan tempat
Kegiatan praktikum ini dilaksanakan setiap hari Kamis mulai Tanggal 28 Maret sampai 18 April 2013, pada pukul 15.00 WIB s/d selesai di Laboratorium Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi.

Materi
Adapun materi yang di praktikumkan adalah Protein dan Asam Amino, Karbohidrat, Lipida, dan Enzim. Alat yang di gunakan adalah tabung reaksi , beker gelas , batang pengaduk, pipet,  gelas ukur , erlemeyer , penangas air dan penjepit tabung reaksi, Pemarut kelapa, neraca analitik, beker glass (1000 mL, 500 mL, 250 mL,100 mL), gelas ukur ( 50 mL, dan 100 mL), selang plastik, Erlenmeyer, corong, Thermometer, botol inkubasi, pipet tetes, pipet takar, Sentrifugasi, Water bath, kantong plastik, dan karet gelang. Larutan monosakarida,ragi (yeast) , NaOH , aquades asam sulfat pekat , alfanaftol.
Adapun Bahan yang digunakan pada praktikum adalah  HCL, NaOH, Aquades (masing-masing  5 ml ). Asam-asam amino (glisin, histidin, dan tirosin) masing-masing 0,2 g. Asam-asam amino ( glisin, tirosin , histidin) dalam bentuk cair masing-masing 2 mL, ninhidrin (2 g/1), asam stearat, lemak dan minyak, fosfolipida, kolesterol, pelarut, minyak paraffin, minyak kelapa, HCl encer, kolesterol, dan soda, krim santan kelapa, getah buah pepaya yang masih muda ( umur 2-3 bulan), aquades, alkohol ( 70% dan 90 %), fenolftalien, NaOH (0,1 N standar), dan KOH 0,1 N standar), Danalat yang di gunakanadalahtabungreaks , tabungfermentasi , pipet tetes ,penangas  air.




Metoda
PROTEIN DAN ASAM AMINO
Adapun metoda yang di gunakan dalam praktikum pelarutan asam amino adalah pertama siapkan 4 buah tabung reaksi yang di isi pelarut dengan HCL , NaOH, etanol , aquades (masing-masing 5 ml). Kedua  larutkan 0,2 g asam amino ke dalam masing-masing pelarut tersebut, gunakan pengaduk bila perlu, yang ketiga catat bagaimana  hasilnya dan bagaimana kesimpulan saudara.
Adapun metoda yang di gunakan dalam praktikum uji ninhidrin adalah pertama masukkan 2 ml asam amino yang akan di identifikasi ke dalam tabung reaksi dengan PH netral, kedua tambahkan pereaksi ninhidrin ,ketiga didihkan selama 2 menit dalam penangas air, dan ke empat amati warna hasil reaksi dan simpulkan hasil pengamatan anda.

LIPIDA
Adapun metoda yang digunakan pada daya kelarutan lipida adalah pertama, periksalah larutan lipida dan asam-asam lemak dalam air dan pelarut-pelarut diatas, catat perbedaan diantara gugus-gugus utama lipida. Kedua, teteskan 1 tetes larutan lipida diatas pada kertas saring dan biarkan kering. Amati pembentukan suatu noda lemak yang jernih. Ketiga, masukkan 1 mL air, tambahkan lipida yang telah dilarutkan dalam etanol kedalam tabung reaksi. Catat penampakan larutan segera setelah pencampuran dan setelah dibiarkan beberapa menit. Terakhir,  masukkan air 3 ml kedalam 2 tabung reaksi, tambahkan 2 tetes minyak sayur (olive) kedalam 2 tabung reaksi tersebut. Tambahkan lagi larutan lesitin kedalam salah satu tabung reaksi, dan minyak sayur kedalam tabung reaksi yang lain. Kocok campuran dengan baik dan bandingkan stabilitas emulsi yang terbentuk.



ENZIM
Adapun metoda yang digunakan pada praktikum enzim antara lain pada penyediaan getah buah pepaya muda yaitu pertama buah pepaya muda ditorehkan dengan alat tahan karat (pisau carter) yang terlebih datrulu diolesi atau disterilkan dengan alkohol 70 % dan dipijarkan pada nyala bunseru getah yang keluar ditampung sesuai dengan kebutuhan.
Pada penyedian getah buah pepaya pada krim santan kelapa yaitu pertama kedalam 100 ml krim santan kelapa ditambahakan 3 ml getah buah papaya kedalam botol inkubasi. Botol-botol ini lalu diinkubasikan ke dalam inkobator pada suhu kamar. Bersihkan semua peralatan yang digunakan dan meja kerja saudara dengan alkohol 70% srrat akan melakukan percobaan dan lakukan juga perlakuan tanpa penambahan getah pepaya (sebagai kontrol).















HASIL DAN PEMBAHASAN
PROTEIN DAN ASAM AMINO

Kelarutan asam amino

Hasil Praktikum
As. Amino
Aquades
HCl
NaOH
Etanol
Glisin
Larut
Larut
Larut
Tidak Larut
Histidin
Larut
Larut
Larut
Tidak Larut
Tirosin
Tidak Larut
Tidak Larut
Tidak Larut
Larut

Setelah  kegiatan praktikum di lakukan, maka di dapatkan hasil  setelah di masukkan  ke dalam reaksi ciran NaOH  di campur dengan larutan asam amino tirosin, bahwa hasilnya cairan atau larutan berwarna putih kekeruhan dan tidak semuanya larutan larut dalam larutan tersebut, sedangkan pada glisin dan Histidin larut. Hal ini sesuai dengan pendapat (Rahani,2002),Protein bersifat amfoter, yaitu dapat bereaksi dengan larutan asam dan basa. Daya larut protein berbeda di dalam air, asam, dan basa; ada yang mudah larut dan ada yang sukar larut. Namun, semua protein tidak larut dalam pelarut lemak seperti eter dan kloroform.
Penyusun protein adalah asam amino, yaitu asam organic yang mengandung gugus amino (-NH2) di samping gugus karboksitlat (-COOH),. Asam amino yang di kenal banyak sekali tetapi hanya 20 jenis yang termasuk penyusun protein alami. Hal ini sesuai dengan pendapat Anwar M (2001), bahwa asam amino merupakan satuan penyusun protein, berdasarkan rumus bangunnya asam amino dapat dipandang sebagai turunan asam karboksilat, yang satu atom hidrogennya digantikan oleh gugus amino.
Setelah melakukan percobaan pada uji kelarutan asam amino maka didapat hasilnya yaitu setelah etanol, HCl, NaOH, dan aquades dicampurkan dengan asam amino yaitu glisin ,maka senyawa pada pencampuran zat tersebut tetap seperti semula tidak ada perubahan warna tetapi pada saat asam amino diteteskan kedalam tabung yang berisi HCl, NaOH, etanol, dan aquades terjadi suatu pelarutan sehingga pencampuran kedua tersebut tampak berminyak. Itu terjadi karena adanya proses pelarutan antara larutan asam amino glisin dengan HCl, NaOH, aquades, dan etanol. Namun pada tabung hasil pencampuran air dengan glisin, permukaan larutan tersebut bahwa asam amino yang dalam larutan air akan mengion dan dapat bersifat asam dan basa berwarna biru kehijauan. Jaru Anwar (2001), menyatakan bahwa asam amino adalah senyawa anorganik yang mengandung gugus karboksil dengan demikian mempunyai sifat asam-basa.

Uji ninhidrin
Reaksi ninhidrin dapat dipakai untuk penentuan kuantitatif asam amino. Dengan memanaskan campuran asam amino dan ninhidrin, terjadilah larutan berwarna ungu yang identitasnya dapat ditentukan dengan cara spektrofotometri. Uji Ninhidrin merupakan uji warna pada protein dengan membentuk larutan berwarna ungu akibat adanya gugus  amino bebas. Semua asam amino dan peptida yang mengandung gugus α-amino bebas memberikan reaksi ninhidrin yang positif. Reaksi positif, tyrosin mengandung gugus  amino bebas, ditandai dengan warna larutan ungu setelah dipanaskan.
Uji ninhidrin

Hasil praktikum
           
As. Amino
Warna sebelum dipanaskan
Waktu
Warna setelah dipanaskan
Glisin
Ungu
1 menit 8 detik
Ungu pekat
Histidin
Ungu pekat
1 menit 2 detik
Purple
Tirosin
Bening
2 menit
Ungu tua

Setelah  kegiatan praktikum di lakukan, maka di dapatkan hasil  tentang uji ninhidrin dapat dibuktikan bahwa ninhidrin senyawa oksidator kuat bereaksi dengan triptofan dan tyrosin karena ph dari protein tersebut mencapai 4-8. Argham(2001) Kelarutan protein didalam suatu cairan, sesungguhnya sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, pH, suhu, kekuatan ionik dan konstanta dielektrik pelarutnya, pendapat ini juga didukung oleh pendapat (Poedjiadi 2004), yaitu Kelarutan protein di dalam suatu cairan, sesungguhnya sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, pH, suhu, kekuatan ionik dan konstanta dielektrik pelarutnya. Protein seperti asam amino bebas memiliki titik isoelektrik yang berbeda-beda.
  Pada glisin, histidin, dan tirosin. perubahan warna yang terjadi menunjukan bahwa asam-asam amino ini bereaksi dengan ninhidrin, hal ini sesuai dengan pendapat Santoso (2008) yang menyatakan bahwa ninhidrin bereaksi dengan asam amino bebas dan protein menghasilkan warna biru. Dan juga spendapat dengan Abas(2000) Semua asam amino, atau peptida yang mengandung 2 amino bebas akan bereaksi dengan ninhidrin membentuk senyawa kompleks berwarna biru-ungu. Namun, prolin dan hidroksi prolin menghasilkan senyawa berwarna kuning.
 Reaksi yang paling umum digunakan untuk analisis kualitatif protein dan produk hasil hidroplisisnya. Reaksi ninhidrin dapat pula dilakukan terhadap urin untuk mengetahui adanya asam amino atau mengetahui adanya pelepasn protein oleh cairan tubuh.
Menurut Novita (2009) uji ninhidrin adalah uji umum untuk protein dan asam amino.Ninhidrin dapat mengubah asam amino menjadi suatu aldehida. Ninhidrin dilakukan dengan menambahkan beberapa tetes larutan ninhidrin yang terlihat tidak warna kedalam sampel, kemudian dipanaskan beberapa menit.Adanya protein ditandai dengan adanya perubahan warna ungu. Sedangkan menurut Riawan (2000) protein memiliki molekul besar dengan berat molekul yang bervariasi antara 5000 hingga jutaan dengan hidrolisis oleh asam atau oleh enzim protein akan menghasilkan asam amino, ada 20 jenis asam amino yang terdapat dalam molekul protein.
Pada percobaan ninhidrin didapat hasil yaitu asam aminon berupa glisin setelah di panaskan  dengan campuran ninhidrin pada penangas air warnanya berubah menjadi biru pekat. Hal ini juga disesuaikan dengan pendapat Conway (2007) yang menyatakan bahwa asam amino yang dipisahkan direaksikan dengan ninhidrin untuk mengahsilkan warna biru – ungu.

KARBOHIDRAT

Peragian
Setelah dilakukan percobaan maka diperoleh hasil yaitu saat glisin (warna jernih) ditambahkan ragi (putih keruh), NaOH warnanya putih pekat. Saat fruktosa ditambah ragi dan ditambah lagi dengan NaOH warna putih, jadi sedikit memudar  lama – lama ada CO2,dan bagian atasnya putih. Glisin yang cuma di tambahkan NaOH warna y berubah menjadi putih kuning dan fruktosa yang juga hanya di berikan NaOH warnanya berubah menjadi kuning bening.
            Tidak terbentuknya Co2, karena suhu atas 30 C, ragi mengendap warna larutan di bawah keruh.Sedangkan diatas bening.Hal ini tidak sesuai dengan prinsip karena adanya pengaruh suhu. Beberapa monosakarida seperti glukosa, fruktosa dan manosa yang juga disebut ”Zhimoheksosa”.
         Hal ini disesuaikan dengan pendapat Rahman (2002) yang menyatakan bahwa fermentasi mediun cair lebih memungkinkan untuk mengendalikan faktor – factor fisik dan kimia yang mempengaruhi proses fermentasi seperti suhu, pH dan kebutuhan oksigen.
Uji Molish
Sari Jeruk
Warnanya kuning tua,ketika ditambahkan alfanaftol warna tetap. Setelah ditetesi asam amino sulfat warnanya menjadi Abu-abu dan terdapat endapan.

Sari Tebu
Awalnya berwarna putih kekuningan (keruh) saat ditambahkan alfanaftol warnanya makin keruh, kemudian ditetesi asam amino sulfat maka warnanya oren jingga.


Ubi Kayu
Warnanya keruh, ditambah alfanaftol warnanya tetap ada bintik – bintik, setelah ditambah H2SO4 warnanya menjadi Unggu Ketuaan.

Santan
Awalnya berwarna putih susu,kemudian ditambah dengan alfanaftol warnanya menjadi Ungu.

LIPIDA
Lipid tidak memiliki rumus molekul yang sama, akan tetapi terdiri dari beberapa golongan yang berbeda. Berdasarkan kemiripan struktur kimia yang dimiliki, lipid dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu Asam lemak, Lemak dan fosfolipid ( Salirawati et al,2007).

Daya kelarutan lipida
Pengamatan 1-3
Bahan yang di uji
Tekstur
Transparancy
Lebar Transparancy
Keterangan
Minyak sayur
Licin, tidak lengket
Transparan
2,6 cm
Tidak menyatu, minyak sayur berada diatas permukaan, air dibawah
Asam stearat
Licin, dingin di kulit, mudah kering, kesat
Setelah kering menggumpal, dan tidak transparan



-
Menyatu, terbentuk Kristal putih, menggumpal, suhunya agak meningkat sehingga menjadi hangat
Lesitin Telur
Kesat, sedikit lengket
Transparan
1,5 cm
Air dan lesitin menyatu dan terbentuk seperti serat-serat putih telur
           
(Alfi Darwis, 2011) Kelompok-kelompok besar dari lipid mempunyai sifat kelarutan yang berbeda-beda dan sifat ini dugunakan untuk ektraksi dan pemisahan dari bahan biologis. Endapan yang terjadi adalah lesitin(fosfolipid). Lesitin atau fosfatidilkolin adalah senyawa fosfogliserol yang mengandung kolin (lesitin mengandung gliserol, asam lemak, asam fosfat, dan kolin). Senyawa ini adalah fosfolipid kolin terdapat dengan jumlah terbanyak di dalam membran sel dan menunjukkan proporsi simpanan kolin yang besar pada tubuh. Kolin sangat penting dalam proses transmisi saraf dan sebagai simpanan, gugus metil yang labil. Lesitin dapat diperoleh dari kuning telur. Pemisahan fosfatidilkolin dari lemak dan kolesterol dilakukan dengan pelarut eter dan aseton. Lesitin memiliki gugus kolin yang bermuatan positif sehingga lebih larut dalam eter dan kurang larut dalam aseton. Hal ini disebabkan eter memiliki elektron bebas yang dapat diserang oleh muatan positif dari kolin sehingga kolin lebih larut dalam eter daripada aseton yang tidak memiliki elektron bebas. Filtrat yang diperoleh dari penyaringan lesitin (eter-aseton) diuapkan diatas waterbath hingga menghasilkan suatu pasta.
Pengamatan 4
Bahan yang di uji
Keterangan
Air + Minyak sayur ( blangko )
Tidak menyatu, minyak berada diatas, air berada dibawah permukaan
Air + Minyak Sayur + Margarin
Minyak sayur dan margarine tidak dapat menyatu dalam air
Air + Minyak Sayur + Lesitin Telur
Minyak sayur naik keatas , lesitin telur dan air menyatu berada dibawah permukaan

            Lipid atau masyarakat sering menganggapnya sebagai lemak adalah senyawa organik yang tidak dapat larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik (nonpolar), seperti: kloroform, eter, dan minyak tanah. Molekul lemak tersusun dari unsur-unsur C, H, O, dan terkadang terdapat unsur P dan N. Lemak umumnya disusun oleh trigliserida (lemak netral) yang terdiri atas gliserol dan tiga asam lemak. Berdasarkan tingkat kejenuhannya, asam lemak dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Asam lemak jenuh adalah asam lemak yang tidak mengandung ikatan rangkap. Misalnya asam palmitat dan asam stearat yang terdapat pada lemak hewani. Sedangkan asam lemak tak jenuh adalah asam lemak tak jenuh adalah asam lemak yang mengandung ikatan rangkap. Misalnya, asam oleat dan asam linoleat yang terdapat pada lemak nabati (Priadi 2009).
Pada percobaan yang telah dilakukan, pembentukan emulsi terlihat bahwa untuk percobaan bagian Minyak sayur dan margarin hanya dilarukan dengan menggunkan air. Tidak terjadi pembentukkan emulsi karena minyak, dan margarine tidak dapat larut didalam air Karena air merupakan pelarut polar (salirawati et al,2007). Minyak/lemak tidak dapat larut dalam air tetapi dapat membentuk emulsi yang stabil bila ada bahan lain yang dapat berfungsi sebagai emulgator.
Dengan proses hidrolisis lemak akan terurai menjadi asam lemak dan gliserol. Proses ini dapat berjalan dengan menggunakan asam, basa, atau enzim tertentu. Contohnya hidrolisis gliseril tristearat akan menghasilkan gliserol dan asam stearat (salirawati et al,2007)
Dari pengamatan yang telah dilakukan, mendapatkan hasil diantaranya air dan lemak jika dikocok akan terjadi emulsi dan ternyata tidak stabil. Sehingga akan kembali kepada keadaan semula (campuran) setelah didiamkan sejenak. Berdasarkan data yang diperoleh maka  dapat diketahui bahwa Beberapa lipida larut dalam pelarut organk dan sebagian lagi ada yang tidak larut. Pengujian pertama pada  minyak diuji dengan air yang dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Hasilnya minyak dan air tadi tidak bisa menyatu, sehingga dapat disimpulkan bahwa minyak bersifat nonpolar atau tidak menyatu dengan larutan polar atau air, begitu juga dengan margarin termasuk bersifat non polar. Namun pada susu, lipid ini larut dalam air yang berarti lipid bersifat polar atau dapat menyatu dengan air.


Emulsi dari Lemak
Bahan yang di uji
Keterangan
HCl + minyak sayur
Terjadi emulsi, minyak sayur berada diatas, HCl berada dibawah permukaan
HCl + Soda
Tidak terjadi emulsi
HCl + kolesterol
Terjadi emulsi, menyatu, asam lemak dari kolesterol keluar

Pada percobaan diatas hanya HCl yang diberi soda yang tidak terjadi emulsi, sedangkan pada minyak sayur dan kolesterol terjadi emulsi. (Syamsu 2007) HCl yang ditambahkan akan menyumbangkan ion-ion hidrogennya yang dapat memecah unsur lemak sehingga terbentuk lemak radikal bebas dan hidrogen radikal bebas. Kedua bentuk radikal ini bersifat sangat reaktif dan pada tahap akhir oksidasi akan dihasilkan peroksida
Kolesterol adalah salah satu jenis lipid yang digolongkan ke dalam isoprenoid yang merupakan jenis steroid. Kolesterol adalah molekul penting pada hewan yang berfungsi sebagai komponen membran sel, prekursor biosintesis hormon steroid, Vitamin D, dan garam empedu. Kolesterol mempunyai 2 gugus metil yang terikat pada atom C-13 dan C-10 dengan ikatan rangkap. Rantai cabang hidrokarbon terikat pada atom C-17, sedangkan gugus fungsionil hidroksil terletak pada atom C-3. Kolesterol disimpan di dalam sel sebagai ester asam lemak yang dihasilkan dari reaksi esterifikasi oleh enzim asetil KoA: Kolesterol asiltransferase (ACAT) di sitoplasma (Roswiem 2006).

ENZIM
Enzim dapat di produksi dengan cara mengekstraksi jaringan tanaman atau hewan dan mikroorganisme. Cara ini memiliki beberapa kelemahan, sehinggga yang sering dan umum dilakukan adalah cara membiakkan mikroba penghasil enzim yang dikehendaki pada media tertentu kemudian diektraksi. Keuntungan memproduksi enzim dari mikroba antara lain biaya produksi lebih rendah, dapat di produksi dalam waktu singkat serta mudah dikontrol. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Stone (2003), menyatakan bahwa keuntungan memproduksi enzim dari mikroba antara lain biaya produksi lebih rendah dapat diproduksi dalam waktu singkat serta mudah dikontrol. Kecepatan produksi enzim dapat lebih ditingkatkan dengan mengunakan strain mikroba, induksi mutan dan perbaikan kondisi kultur pertumbuhannya.

Hasil pengamatan
Getah pepaya
No.
Nama
Uji Organoleptik
Warna
S/TS
Bau
S/TS
Rasa
S/TS
Tekstur
S/TS
1
Danang Dwilingga
Putih Kehijauan
TS
Aroma Pepaya
TS
Pahit
TS
Lengket, menggumpal di tangan
S
2
Riyan Saputra
Putih Kehijauan
TS
Aroma Pepaya
S
Pahit
TS
Licin, menggumpal di tangan
TS
3
M Rasyid Ridho
Putih Kehijauan
S
Aroma Pepaya
S
Pahit
TS
Lembut, lengket
S
4
Rina Tisman
Putih Kehijauan
S
Aroma Pepaya
S
Pahit
TS
Licin
S
5
Desti Anggraini
Putih Kehijauan
S
Aroma Pepaya
S
Pahit
TS
Lengket
TS
6
Jahtera Manalu
Putih Kehijauan
S
Aroma Pepaya
TS
Pahit
TS
lembut
S
7
Eka Setiawan
Putih Kehijauan
S
Aroma Pepaya
TS
Pahit
TS
Licin
TS
8
Agustin Wulandari
Putih Kehijauan
TS
Aroma Pepaya
TS
Pahit
TS
Lengket
TS

Krim santan kelapa
No.
Nama
Uji Organoleptik
Warna
S/TS
Bau
S/TS
Rasa
S/TS
Tekstur
S/TS
1
Danang Dwilingga
Putih susu
S
Harum
S
Hambar
S
Lembut
S
2
Riyan Saputra
Putih susu
S
Aroma kelapa
S
Hambar
TS
Lembut
S
3
M Rasyid Ridho
Putih susu
S
Wangi
S
Hambar
S
Lembut
S
4
Rina Tisman
Putih susu
S
Wangi
S
Hambar
S
Lembut
S
5
Desti Anggraini
Putih susu
S
Harum
S
Hambar
TS
Lembut
S
6
Jahtera Manalu
Putih susu
S
Harum
S
Hambar
S
Lembut
S
7
Eka Setiawan
Putih susu
S
Harum
S
Hambar
TS
Lembut
S
8
Agustin Wulandari
Putih susu
S
wangi
S
Hambar
S
Lembut
S

Dalam praktikum ini jenis tanaman yang digunakan dalam uji enzim ialah buah papaya. Karena papaya mengandung enzim papain yang kemudian di campurkan dengan krim santan kelapa sehingga menghasilkan minyak. Enzim ini diproduksi dengan cara mengekstraksi dari jaringan tanaman atau hewan dan mikroorganisme. Jhonson (2002), menyatakan bahwa enzim yang berperan dalam ekstraksi minyak kelapa adalah enzim yang menghidrolisis makro molekul karbohidrat dan protein (proteolitik).
Wandi (2003), menyatakan bahwa hal yang perlu diperhatikan karena enzim merupakan protein biokatalisator yaitu daya tahan pada pH, suhu, dan lingkungan lain dengan kisaran yang tidak terlalu besar sehingga pemakaian buffer dan pemilihan faktor lingkungan yang tepat penting diperhatikan.


Getah pepaya + Krim santan kelapa
No.
Nama
Uji Organoleptik
Warna
S/TS
Bau
S/TS
Rasa
S/TS
Tekstur
S/TS
1
Danang Dwilingga
Putih Kehijauan
TS
Aroma Pepaya
TS
Pahit
TS
Lengket, menggumpal di tangan
S
2
Riyan Saputra
Putih Kehijauan
TS
Aroma Pepaya
S
Pahit
TS
Licin, menggumpal di tangan
TS
3
M Rasyid Ridho
Putih Kehijauan
S
Aroma Pepaya
S
Pahit
TS
Lembut, lengket
S
4
Rina Tisman
Putih Kehijauan
S
Aroma Pepaya
S
Pahit
TS
Licin
S
5
Desti Anggraini
Putih Kehijauan
S
Aroma Pepaya
S
Pahit
TS
Lengket
TS
6
Jahtera Manalu
Putih Kehijauan
S
Aroma Pepaya
TS
Pahit
TS
lembut
S
7
Eka Setiawan
Putih Kehijauan
S
Aroma Pepaya
TS
Pahit
TS
Licin
TS
8
Agustin Wulandari
Putih Kehijauan
TS
Aroma Pepaya
TS
Pahit
TS
Lengket
TS

Dari pengamatan yang telah dilakukan, pada uji Organoleptik terdapat hasil yang berbeda-beda, hal ini disebabkan karena berbedanya penadapat masing-masing orang saat dilakukan pengujian. Pada saat getah buah papaya ditambahkan dengan krim santan kelapa mengalami perubahan. Wibowo (2001), yang menyatakan bahwa pada penambahan getah buah pepaya muda dengan krim santan kelapa jika dicampur antara yang dengan yang lain maka dari warna rasa dan baunya akan jauh berubah dari awalnya.
Enzim secara khasnya disebut dengan katalisator yaitu dapat mempercepat terjadinya suatu reaksi, tetapi pada umumnya tidak ikut muncul dalam perekasian tersebut ungkapan tersebut di dukung oleh pendapat Jameso Brends (2000), menyatakan bahwa enzim sebagai katalisator karena enzirn sebagai suatu zat yang dapat mempercepat reaksi kimia tanpa ikut atau muncul dalam hasil reaksi.
Enzim ini juga merupakan protein yang disintesis oleh sel hidup untuk mengkatalisis reaksi yang berlangsung di dalamnya, enzim ini juga disebut biokatalisator dengan spesifisitas dan efisiensi tinggi. Reybred (2003), menyatakan bahwa enzim merupakan biokatalisator dengan spesifisitas dan efisiensi tinggi.
 Enzim ini diproduksi dengan cara mengekstraksi dari jaringan tanaman atau hewan dan mikroorganisme. Di dalam tubuh enzim ini sangat dibutuhkan oleh jaringan tubuh kita, karena jika tidak ada enzim maka proses reaksi ditubuh kita akan berjalan lambat. Sebagai parameter dari reaksi enzimatis yang diketahui dalam penelitian yaitu Kmax dan Vmax yang menyatakan bahwa semakin murni suatu enzim maka akan semakin tinggi pula spesifik aktifitasnya. Vones (2002), menyatakan bahwa aktivitas spesifik enzim merupakan parameter reaksi enzim yang dapat mengambarkan daya kerja enzim yang bersangkutan.

















PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum Protein dan asam amino ialah Protein tersusun atas polimer asam amino yang bersifat khas, bukan hanya bagi gugus amino dan gugus karboksil bebas, tetapi juga bagi gugus R yang terkandung di dalamnya. Setelah melaksanakan praktikum mengenai kelarutan asam amino, dapat disimpulkan bahwa daya larut beberapa asam amino tertentu dapat larut pada pelarut tertentu, misalnya : glisin dan histidin dapat larut dalam larutan HCl, NaOH dan Aquades, sedangkan tirosin hanya larut dalam larutan etanol.
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa Karbohidrat dapat diidentifikasi oleh pereaksi molisch. Fermentasi mediun cair lebih memungkinkan untuk mengendalikan faktor – factor fisik dan kimia yang mempengaruhi proses fermentasi seperti suhu, pH dan kebutuhan oksigen.
Kesimpulan dari praktikum Lipida adalah dapat diketahui bahwa lemak (lipid) memiliki sifat larut dalam pelarut nonpolar yaitu seperti etanol. Sedangkan lipid tidak dapat terlarut dalam air, karena air bersifat polar. Dari setiap bahan yang digunakan menghasilkan reaksi yang berbeda. Ada yang terbentuk emulsi dan ada yang tidak.
Kesimpulan dari praktikum Enzim adalah Enzim merupakan protein yang disentesis oleh sel hidup untuk mengkatalisasi reaksi yang berlangsung didalamnya. Oleh karena reaksi yang enzimatis sangat bervariasi, maka biokatalisator yang dibentuk, jumlah maupun jenisnya tak terhitung banyaknya. Enzim merupakan biokatalisator dengan spesifikasi dan efisiensi tinggi. Enzim dapat diproduksi dengan cara mengektraksi dari jaringan tanaman atau hewan dan mikroorganisme. Hasil uji Organoleptik menghasilkan tanggapan indera yang berbeda-beda.


Saran
Sebaiknya dalam melakukan praktikum, praktikan harus bisa memanfaatkan waktu yang telah ditentukan, agar data yang diperoleh lebih akurat. Dan semoga pada praktikum yang akan datang menjadi lebih baik dan kita semua bias menjalankan praktikum ini dengan lebih paham lagi, serta menjaga kebersihan lab.













DAFTAR PUSTAKA
Anonim, ASAM AMINO, www.forumbinaraga.com



Jhonson.2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Jameso, B. 2000. Biokimia Umum. Jakarta : Erlangga
Nursholeh. Laporan kuliah. Nursholehfapetunja.blogspot.com. diakses 02 April
            2013
Reyberd. 2003.Petunjuk Praktikum Biokimia Laboratorium Dasar Universitas
                  Trunojoyo.
Tim Dosen Biokimia. 2013. Penuntun praktikum Biokimia. Universitas Jambi
            :Fakultas Peternakan.
Tim penyusun. 2006, Penuntun Praktikum Biokimia Umum, Laboratorium
            Biokimia,Universitas Hasanuddin, Makassar.
Tri Rini Nuringtyas, http://ASAM AMINO DAN PROTEIN. www.google.com

Wandi. 2003. Biokimia Harper. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran    
            EGC