BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Produksi Kambing dan
Domba memegang peranan penting dalam sistem pertanian daerah tropis sebagai
aktifitas pendapatan penghasilan (terutama bagi buruh tani yang tidak mempunyai
lahan garapan) sebagai tabungan hidup untuk pengeluaran mendadak dan
pengeluaran yang besar, sebagai sumber rabuk bagi tanaman dan memegang peranan
yang penting dalam kehidupan sosial di desa.
Pengetahuan mengenai
bangsa kambing dan domba sangat membantu dalam mencapai keberhasilan usaha
ternak. Untuk itu maka kita perlu mempelajari Produksi Kambing dan Domba. Untuk
memperoleh pendapatan yang baik dalam beternak kita harus memperhatikan hal-hal
berikut: Bibit yang diternakkan benar-benar unggul,karena hal ini merupakan
faktor penting dalam menentukan keberhasilan suatu usaha ternak, selain itu
peternak harus mengetahui kondisi tubuh ternak dan cara-cara untuk
mengendalikan ternak dengan baik, Melaksanakan pemeliharaan yang baik
berdasarkan ilmu, memberikan ransum yang cukup gizi, mencegah dan memberantas
penyakit pada waktu yang tepat, mengetahui situasi harga dan menjual ternak
pada waktu yang sedang menguntungkan.
Kambing dan domba merupakan binatang yang
tampaknya hampir sama. Usaha peternakan kambing dan domba dapat membawa hasil
yang memuaskan kalau dikeola secara baik. Pengelolaan tersebut bukan hal yang
mudah. Dalamnya peternak atau pengelola mesti memahami dengan sungguh
seluk-beluk kambing dan domba. Artinya, peternak tidak sekadar memelihara domba
atau kambing, tetapi perlu menentukan bibit yang baik, membangun kandang yang
baik, menyiapkan lahan yang khusus untuk menanam rumput untuk makanan kambing
dan domba.
Dewasa ini, usaha peternakan kambing dan domba di
Indonesia belum diminati oleh banyak orang. Hal ini bisa jadi disebabkan karena
pasarannya belum pasti. Namun, usaha peternakan domba dan kambing sangat
menjanjikan kalau ditekuni dengan baik. Kambing dan domba dipelihara secara
khusus untuk diambil daging, susu dan bulunya. Karena itu, usaha peternakan
kambing dan domba dapat membawa keuntungan yang besar kalau ditekuni dengan
baik. Itu semua mengandaikan peternak memperhatikan dan merawat kambing dan
domba dengan baik, menjaga pertumbuhan dan perkembangannya dengan baik.
Domba dan kambing yang bertumbuh dan berkembang
dengan baik akan menghasilkan daging yang banyak dan bulu yang banyak.
Pertumbuhan dan perkembangan kambing dan domba sangat dipengaruhi oleh cara
merawat atau memelihara seperti cara memberikan makanan, cara membangun kandang
yang sehat, cara memberikan obat waktu kambing dan domba sakit. Kelalaian dalam
merawat akan mempengaruhi nilai ekonomisnya. Demikianpun sebaliknya, perawatan
yang baik akan membuat kambing dan domba bertumbuh dan berkembang dengan baik,
dan pada gilirannya membawa nilai ekonomis yang memuaskan.
Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari praktikum produksi kambing dan
domba ini adalah agar mahasiswa dapat langsung belajar dengan praktek baik itu
manajemen dalam usaha peternakan, pemeliharaan, pemberian pakan, dan persiapan
lainnya yang dilakukan di Desa Pondok Meja. Untuk
mengetahui dan mengamati kegiatan rutin petani dalam pengelolaan pemeliharaan
ternak ruminansia kecil yang mencakup pemilihan bibit, perkembangbiakan,
pemberian pakan, pencegahan penyakit, perkandangan, asal pemilikan, tujuan
pemeliharaan, jenis dan bangsa ternak yang dipelihara dan produksi yang dicapai
serta pemasaran ternak
Adapun
manfaat yang diperoleh dari praktikum produksi kambing dan domba ini adalah yang
kita dapat dari praktikum ini banyak sekali, kita langsung mengetahui bagaimana
cara pemeliharaan yang seharusnya, bukan sekedar teori. Dan juga sudah memehami
pakan yang bagaimana yang dibutuhkan oleh ternak ruminansia potong kecil.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Alyarah, 2000 Adalah suatu usaha yang baik adalah usaha yang memiliki banyak
keuntungan yang menjanjikan untuk kemajuan di masa akan datang. (Alyarah, 2000)
Suardi et al., 2000, Ternak kambing dapat dipelihara di dataran tinggi
dan dataran rendah, hanya terdapat perbedaan dalam tatalaksana pemeliharaannya.
Di dataran tinggi ternak dikandangkan sepanjang tahun sedangkan di dataran
rendah tatalaksananya berubah dari musim penghujan ke musim kemarau.
Abdulgani, 2001, Sementara itu program perbaikan mutu genetik untuk meningkatkan
produktivitas ternak kambing belum banyak mendapat perhatian yang wajar.
Keadaan ini merupakan tantangan dan peluang untuk melaksanakan program
peningkatan produktivitas kambing.
Helmi yurismi, 2001, Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan Ternak, Tumbuh-kembang
dipengaruhi oleh faktor genetik, pakan, jenis kelamin, hormon, lingkungan dan
manajemen.
Burman, 2002, Bahwa kesehatan dari ternak di pengaruhi oleh lingkungan dan
kebersihan kandang karena, sangat berpengaruh dengan kontak terhadap anti body
ternak.
Darius,M. 2004, Kambing
Ettawah merupakan bangsa kambing yang paling populer dan dipelihara secara luas
sebagai ternak penghasil susu di India dan Asia Tenggara. Merupakan kambing
besar dan bertelinga panjang, berasal dari sekitar sungai Gangga, Jumna dan
Chambal di India. Populasi kambing ini banyak terdapat di distrik Ettawah,
sehingga lebih terkenal dengan kambing Ettawah.
Devendra dan Burn, 2004, Kambing Ettawah sangat baik sebagai ternak
perah dan sebagai penghasil daging. Warnanya beraneka ragam, mulai dari merah,
putih, coklat dan hitam. Telinganya menggantung dengan panjang kurang lebih 30
cm. Ambingnya berkembang baik. Profil mukanya cembung dan biasanya bertanduk
pendek berbentuk pedang lengkung. Bobot badan jantan adalah sekitar 68-91 kg
dan betina 36-63 kg. Tinggi gumba masing-masng 91-127 cm dan 76-107 cm. Kambing
Ettawah biasanya melahirkan anak tunggal sekali dalam setahun.
Soedjana dan Knipscheer, 2004 Kredit ternak ruminansia
kecil (kambing dan domba) ternyata sangat dirasakan dampak positifnya karena
partisipannya mencakup banyak petani kecil yang kemudiaan dapat memiliki lebih
banyak ternak untuk setiap satuan ternak dibanding ternak besar. Hal ini
memungkinkan bagi petani untuk menjadikan ternak kambing sebagai sumber penghasilan
yang cukup memadai.
Warwick et al., 2004, Di negara sedang berkembang, ternak tidak
diseleksi secara intensif untuk sifat tertentu seperti pertambahan bobot badan, akan tetapi bangsa
ternak asli sering mempunyai resistensi yang tinggi terhadap parasit, toleransi
tinggi terhadap keadaan cuaca yang kurang menguntungkan serta dapat tumbuh baik
pada kondisi pakan yang berkualitas jelek.
Bulu, et al, 2004, Beberapa masalah
utama dalam pengembangan ternak kambing yaitu usaha pemeliharaan masih berupa
usaha sampingan, penerapan teknologi rendah, keterbatasan bibit yang
berkualitas, keterbatasan pakan pada musim kemarau dan keterbatasan tenaga
kerja keluarga serta semakin menyempitnya lahan untuk pengembalaan khususnya di
pulau Lombok.
Snap dan Newman, 2009, Walaupun seekor ternak memiliki potensi genetik tinggi, akan
tetapi jika tidak disuport oleh makanan yang baik mutu dan cukup jumlahnya,
maka ternak kurang dapat menampilkan potensi tersebut.
William, 2009, Kambing dapat hidup menyesuaikan diri pada daerah-daerah tempat ternak
lain sukar hidup.
Williamson dan Payne, 2009, Kambing kacang
adalah ras unggul kambing yang pertama kali dikembangkan di Indonesia. Badannya
kecil. Tinggi gumba
pada yang jantan 60 sentimeter hingga 65 sentimeter, sedangkan yang betina 56
sentimeter. Bobot
pada yang jantan bisa mencapai 25 kilogram, sedang yang betina seberat 20
kilogram. Telinganya tegak, berbulu lurus dan pendek. Baik betina maupun yang
jantan memiliki dua tanduk
yang pendek.
BAB III
MATERI DAN METODA
Waktu dan Tempat
Study Kasus Pratikum produksi
kambing dan domba dilaksanakan pada Tanggal 07 November 2013 pada pukul 13.00 WIB sampai dengan
selesai, yang di Peternakan Rakyat yang bertempat di Desa Pondok Meja .
Materi
Adapun materi yang digunakan
pada praktikum produksi kambing
dan domba adalah buku, daftar pertanyaan, dan pulpen.
Metoda
Praktikum studi kasus yang dilakukan
di tiga tempat yang berbeda yaitu peternakan rakyat yang berada di Desa Pondok
Meja, peternakan Pak Parsum, Pak Waris, dan Pak
Sumadi. Yang dilakukan pada studi kasus adalah melakukan sesi tanya
jawab dan melakukan pencatatan (recording) yang ada di usaha tani tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Studi
kasus ini dilaksanakan berlangsung pada di daerah Desa Pondok Meja yang meliputi beberapa
pertanyaan yang garis besarnya adalah motivasi peternak, keterampilan dan
pengetahuan peternak, serta sikap peternak tersebut. Maka
dari hasil yang diperoleh dari
studi kasus ini adalah data diri peternak adalah.
1. Peternakan milik Pak Parsum
Data Individu Peternak
Nama :
Parsum
Jenis Kelamin :
Laki-laki
Umur :
60 Tahun
Tingkat pendidikan : SD
Pengalaman Beternak : 33 Tahun
Penanggung Jawab : Sendiri
Kegiatan studi kasus diawali dengan wawancara kepada Pemilik ternak kambing di Pondok
Meja yang bernama Pak Parsum. Sejarah berdirinya peternakan kambing ini sejak
tahun 1980, pada saat pak Parsum pergi
merantau ke Jambi.
Pak Parsum merupakan pemilik ternak kambing sekaligus ketua
kelompok tani Paguyuban yang berada di kawasan Pondok Meja. Pada awalnya bapak
tersebut memelihara 3 ekor kambing, dengan 1 ekor induk dan 2 ekor anak. Pak
Parsum mendapat bantuan dari pemerintah sebesar Rp.175.000.000 dan bantuan
tersebut datang pada tahun 2007. Pak Parsum memiliki tiga kelompok tani di kelurahan Guyub dengan jumlah wanita 30
orang dan jumlah kelompok ± 100 orang dan yang dipelihara dalam kelompok tani
ini berjumlah 500 ekor kambing. Hal ini tergolong kedalam sistem pengkreditan,
menuut Soedjana dan Knipscheer (2004) menyatakan bahwa kredit ternak ruminansia
kecil (kambing dan domba) ternyata sangat dirasakan dampak positifnya karena
partisipannya mencakup banyak petani kecil yang kemudiaan dapat memiliki lebih
banyak ternak untuk setiap satuan ternak dibanding ternak besar. Hal ini
memungkinkan bagi petani untuk menjadikan ternak kambing sebagai sumber
penghasilan yang cukup memadai.
Penyakit yang sering dialami oleh kambing di
peternakan pondok meja ini adalah kembung dan kurap. Penyakit kembung
disebabkan oleh faktor makanan yang
basah, diobati oleh obat tradisional bawang merahdigoreng dan dicampur dengan garam. Sedangkan penyakit
kurap diobati dengan obat ivomex atau
dengan obat tradisional daun ketepeng.
Usaha yang digeluti oleh Pak Parsum ini
merupakan usaha yang baik karena dapat memberikan keuntungan yang cukup banyak.
Hal ini sesuai dengan pendapat Alyarah (2000) yang menyatakan bahwa suatu
usaha yang baik adalah usaha yang memiliki banyak keuntungan yang menjanjikan
untuk kemajuan di masa akan datang.
Yang memotivasi Pak Parsum untuk menerima
bantuan dari pemerintah adalah :
•
Dapat
memanfaatkan lahan yang ada
•
Dapat
meningkatkan pendapatan keluarga,
•
Menguntungkan
Pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh
Pak Parsum dalam memelihara ternaknya. Kemampuan dan keterampilan ini
menentukan keberhasilan dari seorang peternak. Hal ini sesuai dengan
pendapat Anggrodi (2000) yang menyatakan bahwa skill
peternak sangat berpengaruh dalam keberhasilan suatu usaha peternakan baik itu
dalam pemeliharaan dan juga menajemen dalam usaha.
Menurut Bulu (2004) menyatakan bahwa
beberapa masalah utama dalam pengembangan ternak kambing yaitu usaha
pemeliharaan masih berupa usaha sampingan, penerapan teknologi rendah,
keterbatasan bibit yang berkualitas, keterbatasan pakan pada musim kemarau dan
keterbatasan tenaga kerja keluarga serta semakin menyempitnya lahan untuk
pengembalaan khususnya di pulau Lombok.
Untuk mengetahui keterampilan dari Pak Parsum kami
mengajukan beberapa pertanyaan mengenai :
1. Pemilihan Bibit Kambing yang Baik
2. Sistem Perkandangan
3. Tata
Laksana
4. Makanan
Dan Minuman
5. Kesehatan Dan Penyakit Ternak
6. Pengetahuan
Tentang Seleksi
7. Perkawinan
Ternak
8. Pemasaran
Hasil
Setelah mengajukan pertanyaan-pertanyaan
tersebut diatas didapatkan hasil dari Pak Parsum sebagai berikut :
1. Pemilihan Bibit Kambing yang Baik
Cara Pak Parsum memilih bibit kambing yang baik adalah :
•
Bibit
ternak yang baik
•
Badan
besar, anak kembar, bulu mnegkilap, lincah dan mempunyai putting normal dan
panjang.
•
Alasan
memilih bibit yang baik karena harga jual tinggi
•
Dan
cirinya bobot badan tinggi dan cepat kawin
2.
Sistem Perkandangan
Kandang
yang dibuat oleh Pak Parsum memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
•
Jenis
perkandangan individual
•
Tipe
kandang panggung
•
Bahan
kontruksi kandang kayu bulat dan papan
•
Letak
kandang disamping rumah 20 m
•
Atap
kandang Genteng
3.
Tata
Laksana
Perawatan dan perhatian Pak Parsum terhadap
kandang adalah:
•
Pembersihan
kandang dilakukan 2x dalam sehari
•
Kotoran
ternak dikumpulkan, dijadikan kompos
Bila nanti di lantai kolong kandang masih ada kotoran kambing sebaiknya
setiap hari kandang disapu atau dibersihkan agar supaya tidak muncul bau yang
dapat mengancam kesehatan ternak.
Hal ini sesuai dengan pendapat Burman (2002) yang menyatakan bahwa
kesehatan dari ternak di pengaruhi oleh lingkungan dan kebersihan kandang
karena, sangat berpengaruh dengan kontak terhadap anti body ternak.
4.
Makanan
Dan Minuman
Pelaksnaan pemberian pakan dan minuman yang dilakukan oleh Pak Parsum adalah:
•
Bahan
makanan yang diberikan terdiri dari rumput-rumputan ditambah dengan daun-daunan
•
Frekuensi
pemberian 3 kali sehari
•
Makanan
penguat terkadang diberikan, namun tidak secara terus-menerus dikarnakan harga
bahannya yang cukup mahal
•
Garam
jilat ada, digunakan untuk meningkatkan
nafsu makan
5. Kesehatan Dan
Penyakit Ternak
Adapun penyakit yang pernah dialami
oleh ternak Pak Parsum adalah :
Penyakit kudis dan kurap atau acabies,
cirinya nafsu makan hilang dan ternak kurus. Biasanya diobati dengan obat
tradisional yaitu daun ketepeng. Akan tetapi, apabila sudah terlalu parah ternak
tersebut disuntik.
6.
Pengetahuan
Tentang Seleksi
Cara seleksi untuk bibit betina yang dilakukan
adalah :
•
Pertumbuhan
cepat
•
Putting
normal dan panjang
•
Pergerakan
lincah dan sehat
Menurut Warwick (2004) yang menyatakan
bahwa di negara sedang berkembang, ternak tidak diseleksi
secara intensif untuk sifat tertentu seperti pertambahan bobot badan, akan tetapi bangsa
ternak asli sering mempunyai resistensi yang tinggi terhadap parasit, toleransi
tinggi terhadap keadaan cuaca yang kurang menguntungkan serta dapat tumbuh baik
pada kondisi pakan yang berkualitas jelek.
Perbaikan mutu genetik tidak dilakukan secara
lebih intensif, sebab peternak hanya melihat fenotip. Kambing yang bagus
berarti mempunyai mutu genetik yang baik, begitu menurut Pak Parsum. Hal ini
sesuai dengan pendapat Abdulgani (2001) yang menyatakan bahwa sementara
itu program perbaikan mutu genetik untuk meningkatkan produktivitas ternak
kambing belum banyak mendapat perhatian yang wajar. Keadaan ini merupakan
tantangan dan peluang untuk melaksanakan program peningkatan produktivitas
kambing.
7.
Perkawinan
Ternak
Untuk kelangsungan hidup ternak, perlu dilakukan perkawinan. Sistem
perkawinan ternak yang dilakukan Pak Parsumi terhadap ternaknya adalah :
•
Cara
pengawinan ternak yang dilakukan adalah birahi pagi, sorenya dikawinkan
•
Pengawinan
ternak yang dilakukan tidak sesama saudara
•
Gejala
birahi yang diketahui vulva membengkak, berair dan merah, dinaiki penjantan
mau/diam, dan mengeluarkan suara
•
Perkawinan
yang baik untuk terjadi bunting 3 kali
•
Tidak ada
kesulitan dalam pengawinan ternak
8.
Pemasaran Hasil
Umur dan tata cara penjuaan ternak kambing
yang dipelihara Pak Parsum :
•
Tergantung
permintaan pembeli
•
Penjualan
ternak berlangsung saat pembeli datang kerumah
Setelah menilai pengetahuan dan hal yang
memotivasi Pak Parsum untuk beternak kambing, kami juga menanyakan bagaimana
sikap Pak Parsum setelah memelihara kambing lebih kurang 33 tahun, dengan hal-hal
mengenai penjualan dan keuangan. Hasilnya sebagai berikut :
•
Pengembalian
ternak sudah lunas, sehingga telah menjadi milik sendiri
2.
Peternakan
Pak Sumadi
Data Individu Peternak
Nama :
Sumadi
Jenis Kelamin :
Laki-laki
Umur :
35 Tahun
Tingkat pendidikan : SMP
Pengalaman Beternak : 3 Tahun
Penanggung Jawab : Sendiri
Untuk mengetahui keterampilan dari Pak Sumadi
kami mengajukan beberapa pertanyaan yang sama dengan peternak sebelumnya, yakni
mengenai :
1. Pemilihan Bibit Kambing yang Baik
2. Sistem Perkandangan
3. Tata
Laksana
4. Makanan
Dan Minuman
5. Kesehatan Dan Penyakit Ternak
6. Pengetahuan
Tentang Seleksi
7. Perkawinan
Ternak
8. Pemasaran
Hasil
Setelah mengajukan pertanyaan-pertanyaan
tersebut diatas didapatkan hasil dari Pak Sumadi sebagai berikut :
1. Pemilihan Bibit Kambing yang Baik
Cara Pak Sumadi memilih bibit kambing yang baik adalah :
•
Badan
besar, anak kembar, bulu mengkilap, lincah dan mempunyai putting normal dan panjang.
•
Alasan
memilih bibit yang baik karena harga jual tinggi
•
Ternak
yang diberikan pemerintah tergolong baik
•
Dan
cirinya bobot badan tinggi dan cepat kawin
2. Sistem Perkandangan
Kandang
yang dibuat oleh Pak Sumadi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
•
Jenis
perkandangan individual
•
Tipe
kandang panggung
•
Bahan
kontruksi kandang kayu bulat dan papan
•
Letak
kandang dibelakang rumah 25 m
•
Atap
kandang Genteng
3.
Tata
Laksana
Perawatan dan perhatian Pak Sumadi terhadap
kandang adalah:
•
Pembersihan
kandang dilakukan 1 x dalam sehari
•
Kotoran
ternak dikumpulkan untuk dibuat kompos
4.
Makanan
Dan Minuman
Pelaksnaan pemberian pakan dan minuman yang dilakukan oleh Pak Sumadi
adalah:
•
Bahan
makanan yang diberikan terdiri dari rumput-rumputan ditambah dengan daun-daunan
•
Frekuensi
pemberian 3 kali sehari
•
Makanan
penguat tidak diberikan karena belum memahami cara pembuatan dan pemberian seta
tempat penjualan konsentrat tersebut belum tersedia di daerah tersebut.
•
Garam
jilat ada, digunakan untuk meningkatkan
nafsu makan
5. Kesehatan Dan
Penyakit Ternak
Adapun penyakit yang pernah dialami
oleh ternak Pak Sumadi adalah :
•
Penyakit kudis dan kurap atau acabies, cirinya nafsu makan hilang dan ternak
kurus
•
Kembung
Kembung (bloat) disebabkan oleh penimbunan gas dalam perut akibat
proses fermentasi berjalan cepat. Tingginya akumulasi gas menekan organ dalan
tubuh sehingga menimbulkan kesakitan, pernapasan dengan mulut terbuka atau
frekuensi pernapasan tinggi, serta frekuensi buang air besar dan kencing
meningkat. Agar ternak terhindar dari perut kembung, hindari pemberian pakan
kambing sebagai berikut :
ü Pakan hijauan yang masih terlalu muda, banyak mengandung air atau
terlalu basah, baik terkena air hujan atau embun. Maka sebaiknya kambing diberi
pakan hijauan yang sudah kering dari embun pagi.
ü Pakan dari bahan pakan yang mudah dan cepat difermentasi seperti kol,
lobak dan wortel secara berlebihan.
ü Pakan biji-bijian yang tergiling halus terlalu banyak, tetapi kuarang
mendapat hijauan berserat.
ü Pakan leguminosa (daun kacang-kacangan) terlalu banyak.
Bila keadaan memaksa, hijauan sebaiknya diberi percikan minyak kelapa.
Tanda klinis :
Tanda klinis :
ü Kambing merasa gelisah, sakit, dan sulit bernapas.
ü Perut bagian kiri mengalami pembesaran yang bila ditepuk akan berbunyi
seperti bedug/gendang.
ü Punggung membungkuk, denyut jantung melemah, selaput lender mulut
kebiruan.
Penyakit tersebut diatas dipengaruh oleh
kebersihan lingkungan sekitar maupun dalam kandang serta jenis pakan yang
diberikan. Hal ini sesuai denga pendapat Burman (2002) yang menyatakan bahwa
kesehatan dari ternak di pengaruhi oleh lingkungan dan kebersihan kandang
karena, sangat berpengaruh dengan kontak terhadap anti body ternak.
Adapun
penanganan yang dilakukan Pak Sumadi
dari penyakit ternak tersebut adalah
•
Kembung, Bagian anus kambing ditusuk dengan tangkai
daun papaya yang ujungnya sudah diolesi minyak goreng agar tidak melukai
dinding anus. Setelah itu kedua sisi perut kambing dijepit sehingga gas akan
keluar melalui tangkai daun papaya.
6.
Pengetahuan
Tentang Seleksi
Cara seleksi untuk bibit betina yang dilakukan
adalah :
•
Pertumbuhan
cepat
•
Putting
normal dan panjang
•
Pergerakan
lincah dan sehat
7.
Perkawinan
Ternak
Untuk kelangsungan hidup ternak, perlu dilakukan perkawinan. Sistem
perkawinan ternak yang dilakukan Pak Sumadi terhadap ternaknya adalah :
•
Cara
pengawinan ternak yang dilakukan adalah birahi pagi, sorenya dikawinkan
•
Pengawinan
ternak yang dilakukan tidak sesama saudara
•
Gejala
birahi yang diketahui vulva membengkak, berair dan merah, dinaiki penjantan
mau/diam, dan mengeluarkan suara
•
Perkawinan
yang baik untuk terjadi bunting 3 kali
•
Tidak ada
kesulitan dalam pengawinan ternak
8.
Pemasaran Hasil
Umur dan tata cara penjuaan ternak kambing
yang dipelihara Pak Sumadi :
•
Permintaan
pembeli
•
Pejantan 1,5
Tahun
•
Penjualan
ternak berlangsung saat pembeli datang kerumah
3. Peternakan Pak Waris
Data Individu Peternak
Nama :
Waris
Jenis Kelamin :
Laki-laki
Umur :
60 Tahun
Tingkat pendidikan : SD
Pengalaman Beternak : 30 Tahun
Penanggung Jawab : Sendiri
Untuk mengetahui keterampilan dari Pak Waris
kami mengajukan beberapa pertanyaan mengenai :
1. Pemilihan Bibit Kambing yang Baik
2. Sistem Perkandangan
3. Tata
Laksana
4. Makanan
Dan Minuman
5. Kesehatan Dan Penyakit Ternak
6. Pengetahuan
Tentang Seleksi
7. Perkawinan
Ternak
8. Pemasaran
Hasil
Setelah mengajukan pertanyaan-pertanyaan
tersebut diatas didapatkan hasil dari Pak Sumardi sebagai berikut :
1. Pemilihan Bibit Kambing yang Baik
Cara Pak Waris memilih bibit kambing yang baik adalah :
•
Badan
besar, anak kembar, bulu mnegkilap, lincah dan mempunyai putting normal dan
panjang.
•
Alasan
memilih bibit yang baik karena harga jual tinggi
2.
Sistem Perkandangan
Kandang yang dibuat oleh Pak Waris
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
•
Jenis
perkandangan individual
•
Tipe
kandang panggung
•
Bahan
kontruksi kandang kayu bulat dan papan
•
Letak
kandang dibelakang rumah 20 m
•
Atap
kandang Genteng
Menurut Suardi (2000) yang menyatakan bahwa ternak
kambing dapat dipelihara di dataran tinggi dan dataran rendah, hanya terdapat
perbedaan dalam tatalaksana pemeliharaannya. Di dataran tinggi ternak
dikandangkan sepanjang tahun sedangkan di dataran rendah tatalaksananya berubah
dari musim penghujan ke musim kemarau.
Dalam usaha peternakan kambing peranakan etawa, terlebih lagi
jika pemeliharaan dengan jumlah besar, kambing memerlukan perhatiaan yang cukup
serius, sehingga perlu ditempatkan dalam sebuah kadang. Membangun kandang untuk
kambing etawa seperti membangun rumah untuk tempat tinggal manusia, sehingga
secara hakekat normative harus sama. Pembangunan kandang memerlukan
keterampilan dan keseriusan. Tujuannya adalah untuk menciptakan desain kandang
yang sempurna bagi kambing yang akan dipelihara agar benar-benar menjadi home
sweet home bagi kambing itu sendiri. Prinsipnya adalah konstruksi kandang harus
dapat membuat kambing merasa nyaman dan aman. Kondisi ini tentunya akan
menjadikan kambing berproduksi secara normal.
Dalam hal ini kandang
memiliki fungsi sebagai berikut ini:
Ø Kandang
harus dapat melindungi kambing dari hewan-hewan pemangsa maupun hewan
penganggu.
Ø Kandang
harus dapat mempermudah kambing dalam melakukan aktifitas keseharian kambing
seperti makan, minum, tidur, kencing, atau buang kotoran.
Ø Kandang
dapat mempermudah peternak dalam melakukan pengawasan dan menjaga kesehatan
ternak.
Ø Sebagai
tindakan preventif agar supaya kambing tidak merusak taneman dan fasilitas lain
yang berada di sekitar lokasi kandang, serta menghindari terkonsumsinya pakan
yang berbahaya bagi kesehatan kambing.
Kandang yang sesuai untuk melakukan pemeliharaan kambing secara
intensif sebaiknya dibuat dengan menggunakan sistem panggung. Luas kandang yang
ideal untuk seekor kambing adalah 1 meter persegi. Agar kambing terlindung dari
hujan dan cuaca buruk, maka kandang itu perlu diberi atap dan tutup samping
agar kambing tidak dapat bebas berkeliaran. Setelah kandang selesai
dibuat, langkah selanjutnya yaitu mensterilkannya agar bebas kuman.
Luasan kandang sebaiknya disesuaikan dengan jumlah kambing
yang akan dipelihara. Standart luas kandang untuk seekor kambing adalah 1,5m
persegi, sehingga untuk memelihara kambing 10 ekor, dibutuhkan lahan seluas 15m
persegi. Pembuatan kandang di sarankan untuk melihat potensi pengembangan,
sehingga perlu di buat kandang yang lebih luas. Pembuatan kandang memang
membutuhkan biaya yang ekstra, tetapi manfaatnya akan lebih terasa pada masa
yang akan datang. Jika dipandang terlalu luas dengan jumlah kandang yang ada,
kandang bisa diberi sekat untuk pemisah sehingga gerak untuk kambing jadi
terbatas. Usahakan pembangunan kandang di indari dari tempat genangan
air.Kandang di usahakan berbentuk panggung, karena pada dasarnya akan lebih
mudah bagi peternak untuk melakukan pengawasan terhadap ternakan tu sendiri.
Dasar kandang di buat agak miring dengan kemiringan 60’.
3.
Tata
Laksana
Perawatan dan perhatian Waris terhadap kandang
adalah:
•
Pembersihan
kandang dilakukan 3x dalam seminggu
•
Kotoran
ternak dikumpulkan dan dibuat kompos
4.
Makanan
Dan Minuman
Pelaksanaan pemberian pakan dan minuman yang dilakukan oleh Pak Waris
adalah:
•
Bahan
makanan yang diberikan terdiri dari rumput-rumputan ditambah dengan daun-daunan
•
Frekuensi
pemberian 3 kali sehari
•
Makanan
penguat diberikan sesekali saja
•
Garam
jilat ada, digunakan untuk meningkatkan
nafsu makan
•
Dan kadang
diberikan jantung pisang, jantung pisang ini berkhasiat untuk meningkatkan
produksi susu kambing betina.
Cara-cara memelihara kambing yang saat ini banyak dilakukan oleh
masyarakat pedesaan ternyata kurang menguntungkan. Pemberian pakan hanya
sekadarnya saja, bahkan tidak jarang kita jumpai kambing itu dilepas begitu
saja untuk mencari makan sendiri serta pembuatan kandang yang kurang memenuhi
persyaratan. Cara beternak kambing secara tradisional yang seperti ini harus
ditinggalkan. Berikut ini adalah cara-cara beternak kambing secara intensif
yang diperkenalkan kepada peternak di Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan
oleh Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Airlangga yang
dikoordinasikan oleh Sdr. Budi Utomo, M.Si., drh.
Contoh
pemberian jenis bahan pakan yang baik berdasarkan hasil dari penelitian seorang
ahli Hadi (2005),
Makanan
|
Kepentingan
|
Garam galian
|
|
Makanan konsentrat
|
|
Rumput dan kekacang
|
|
Air
|
|
Selain itu pakan dapat menentukan kecepatan
dari pertumbuhan dan perkembangan kambing. Hal ini sesuai dengan pendapat Helmi Yurismi (2001) yang menyatakan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan Ternak, Tumbuh-kembang
dipengaruhi oleh faktor genetik, pakan, jenis kelamin, hormon, lingkungan dan
manajemen. Serta pendapat Snap dan Newman (2009) yang menyatakan
bahwa walaupun seekor ternak memiliki potensi genetik
tinggi, akan tetapi jika tidak disuport oleh makanan yang baik mutu dan cukup
jumlahnya, maka ternak kurang dapat menampilkan potensi tersebut.
Dan kemampuan beradaptsai kambing juga
diperlukan agar kondisi stres dapat dikendalikan. Hal ini sesuai dengan
pendapat William (2009)
yang menyatakan bahwa kambing dapat hidup menyesuaikan
diri pada daerah-daerah tempat ternak lain sukar hidup.
5. Kesehatan Dan
Penyakit Ternak
Adapun penyakit yang pernah dialami
oleh ternak Waris adalah :
•
Penyakit mulut dan kuku, cirinya nafsu menjadi makan turun
•
Penyakit kudis dan kurap atau acabies, cirinya nafsu makan hilang dan
ternak kurus
•
Penyakit cacing, badan kurus dan lemah
•
Gatal-gatal
•
Mabuk, diberi minum air dogan.
6.
Pengetahuan
Tentang Seleksi
Cara seleksi untuk
bibit betina yang dilakukan adalah :
•
Pertumbuhan
cepat
•
Putting
normal dan panjang
•
Pergerakan
lincah dan sehat
7.
Perkawinan
Ternak
Untuk kelangsungan hidup ternak, perlu dilakukan perkawinan. Sistem
perkawinan ternak yang dilakukan Pak Waris terhadap ternaknya adalah :
•
Cara
pengawinan ternak yang dilakukan adalah birahi pagi, sorenya dikawinkan
•
Pengawinan
ternak yang dilakukan tidak sesama saudara
•
Gejala
birahi yang diketahui vulva membengkak, berair dan merah, dinaiki penjantan
mau/diam, dan mengeluarkan suara
•
Perkawinan
yang baik untuk terjadi bunting 3 kali
•
Tidak ada
kesulitan dalam pengawinan ternak
8.
Pemasaran Hasil
Umur dan tata cara penjuaan ternak kambing
yang dipelihara Pak Waris :
•
perminaan
pembeli
•
Penjualan
ternak berlangsung saat pembeli datang kerumah
Berikut dokumentasi
Praktikum Study Kasus kelompok 9 di Desa Pondok Meja:
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh
dari praktikum Studi Kasus ialah Jenis kambing yang dipelihara di tempat
Pak Parsum adalah peranakan etawa, karena pertumbuhan yang cepat dapat
diperoleh dari genotip kambing etawah. Jenis pakan yang diberikan adalah rumput
yang ditambah dengan legum. Terkadang jika tidak mencari pakan, Pak Parsum
memberi daun tanaman karet yang ada di arel belakang rumahnya. Pembersihan
kandang dilakukan sebanyak 2 kali sehari dengan kotoran yang berada di kandang
dikumpulkan untuk dijual.
Dari Pak Sumadi sistem dan frekuensi
pemberian pakan hampir sama, Cuma pada pembersihan kandang dilakukan Pak Sumadi
dilakukan 1 kali sehari. Dengan perkawinan meminjam pejantan dari peri ternak
petani lain.
Dari Pak Waris manajemen pemeliharaannya
pun hampir sama, namun pada pembersihan kandang dilakukan Pak Waris dilakukan 3
kali dalam seminggu. Terkadang jantung pisang diberikan Pak Waris pada Ternak
betina, dia beranggapan bahwa dapat meeningkatkan produksi susu si kambing betina.
Dari ketiga tempat praktikum tersebut,
terdapat perbedaan. Baik dari segi pemeliharaan, sistem perkandangan, penjualan
atau pemasaran, pengobatan, dan manajemen pengelolaan. Persamaan dari ketiga
peternak diatas adalah apabila ternak yang dipelihara sakit, obat yang
digunakan adalah obat tradisional yang masih diracik sendiri, tetapi bila
terlalu parah maka akan di suntik.
Saran
Adapun
saran untuk Praktikum Produksi Kambing dan Domba ialah seharusnya dapat lebih
meningkatkan kerjasama dan menjaga kekompakan saat melaksanakan studi kasus,
agar studi kasus berjalan dengan baik. Serta menerapkan semua informasi dan
cara yang telah diperoleh dari kunjungan studi Kasus tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Alyarah.2000, Produksi
Kambing Di Daerah Tropis.ITB.Bandung
Abdul
gani.2001, Phisiologi and Anatomy.Gramedia.Surabaya
Bulu.2004.Anatomi Dan Fisiologi Ternak.UGM
Press.Yogyakarta
Burman.2002, Budidaya Ternak Ruminansia
Kecil.Universitas terbuka.Jakarta
Hadi.2005,
Pemeliharaan Ternak Kambing Dan Domba.IPB-Press.Bogor
Snap
and Newman.2009, Pertumbuhan
Anak Kambing Kacang Pada Berbagai Umur Induk Yang Dipelihara Secara
Tradisional, Jurnal Sains dan Teknologi, Universitas Hassanudin. Makassar
Soedjana
dan Knipscher.2004, Fisiologi Ternak.Gramedia.Jakarta
Suardi. 2000. Beternak Kambing. Brosur.
Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan, Propinsi Lampung.
Warwick.2004.
Pemuliaan Genetik Ternak. Nottingham
University
Wiliam,G.2009.Pengantar Peternakan Di Daerah Tropis.UGM Press.Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar