GAMBAR DAN NAMA LATIN GULMA BESERTA KETERANGNNYA
Pengertian
gulma
Sebelum mengenal macam macam gulma yang merugikan bagi pertanian alangkah
baiknya kita mengenal terlebih dahulu definisi dari gulma itu sendiri.
Gulma adalah sebagai tumbuhan yang
tumbuh pada areal yang tidak dikehendaki tumbuh pada areal pertanaman,yang
nantinya merugikan secara ekonomis.
Dibawah ini contoh dari beberapa
macam gulma yang merugikan bagi tanaman.
Nama
latin Nama ilmiah
Imperata
cylindrica alang alang atau lialang
Panicum repens Rumput
Lampuyangan
Pennisetum purpureum Rumput gajah
Cyperus rotundus Rumput
teki
Mimosa pudica Putri
malu
Ageratum conyzoides L
Babadotan
Eleusine
indica (L) Gaertn Carulang
Richardia
brasiliensis Gomez Goletrak beuti
Oxalis
corniculata L. Cacalincingan
Cyperus rotundus Teki ladang
Untuk
lebih jelasnya silahkan lihat gambar dan penjelasan dari masing masing gulma
dibawah ini.
1.
Imperata cylindrica (alang alang atau lialang)
Alang-alang atau ilalang ialah sejenis
rumput berdaun tajam, yang kerap menjadi gulma di lahan pertanian. Rumput ini
juga dikenal dengan nama-nama daerah seperti alalang, halalang.
Alang-alang dapat berbiak dengan cepat, dengan
benih-benihnya yang tersebar cepat bersama angin, atau melalui rimpangnya yang
lekas menembus tanah yang gembur. Berlawanan dengan anggapan umum, alang-alang
tidak suka tumbuh di tanah yang miskin, gersang atau berbatu-batu. Rumput ini
senang dengan tanah-tanah yang cukup subur, banyak disinari matahari sampai
agak teduh, dengan kondisi lembap atau kering. Di tanah-tanah yang becek atau
terendam, atau yang senantiasa ternaungi, alang-alang pun tak mau tumbuh. Gulma
ini dengan segera menguasai lahan bekas hutan yang rusak dan terbuka, bekas
ladang, sawah yang mengering, tepi jalan dan lain-lain.
2 .
Cyperus rotundus (
teki ladang)
Teki
ladang atau Cyperus rotundus adalah gulma pertanian yang biasa dijumpai di
lahan terbuka. Apabila orang menyebut "teki", biasanya yang dimaksud
adalah jenis ini, walaupun ada banyak jenis Cyperus lainnya yang berpenampilan
mirip.
Teki
sangat adaptif dan karena itu menjadi gulma yang sangat sulit dikendalikan. Ia
membentuk umbi (sebenarnya adalah tuber, modifikasi dari batang) dan geragih
(stolon) yang mampu mencapai kedalaman satu meter, sehingga mampu menghindar
dari kedalaman olah tanah (30 cm). Teki menyebar di seluruh penjuru dunia,
tumbuh baik bila tersedia air cukup, toleran terhadap genangan, mampu bertahan
pada kondisi kekeringan
3. Mimosa pudica (putri
malu )
Putri
malu atau Mimosa pudica adalah perdu pendek anggota suku polong-polongan yang
mudah dikenal karena daun-daunnya yang dapat secara cepat
menutup/"layu" dengan sendirinya saat disentuh. Walaupun sejumlah
anggota polong-polongan dapat melakukan hal yang sama, putri malu bereaksi
lebih cepat daripada jenis lainnya. Kelayuan ini bersifat sementara karena
setelah beberapa menit keadaannya akan pulih seperti semula
4 . Ageratum
conyzoides L (bebandotan )
Bandotan
(Ageratum conyzoides) adalah sejenis gulma pertanian anggota suku Asteraceae.
Terna semusim ini berasal dari Amerika tropis, khususnya Brazil, akan tetapi
telah lama masuk dan meliar di wilayah Nusantara. Disebut juga sebagai
babandotan atau babadotan (Sd.); wedusan (Jw.); dus-bedusan (Md.); serta
Billygoat-weed, Goatweed, Chick weed, atau Whiteweed dalam bahasa Inggris,
tumbuhan ini mendapatkan namanya karena bau yang dikeluarkannya menyerupai bau
kambing.
5. Oxalis
corniculata L.(
cacalincingan)
tempat
tumbuhnya tumbuh di tegalan, kebun sepanjang tembok dan pagar, tanggul kecil
dan jalan setapak di hutan, tumbuh baik pada ketinggian mencapai 1300 m dpl.
Perbanyakan :perbanyakan dilakukan secara generatif, dengan biji
Pengendalian : secara kimiawi dengan cara pemberian herbisida. trifuralin dengan dosis 2-8 kg bahan aktif/ha. Bila terdapat dalam jumlah banyak maka yang digunakan adalah velapon 50 EC. Sementara metil Bromida Rofan dan daramut setelah fangasi terhadap media tumbuh.
Perbanyakan :perbanyakan dilakukan secara generatif, dengan biji
Pengendalian : secara kimiawi dengan cara pemberian herbisida. trifuralin dengan dosis 2-8 kg bahan aktif/ha. Bila terdapat dalam jumlah banyak maka yang digunakan adalah velapon 50 EC. Sementara metil Bromida Rofan dan daramut setelah fangasi terhadap media tumbuh.
Gulma Siam atau dikenal dengan nama
ilmiah Chromolaena odorata, adalah salah satu “gulma” terkuat dan paling
bandel di kawasan tropika. Spesies ini sangat sering dibahas oleh para ahli,
terutama karena status invasif-nya (silakan tilik juga di sini), mudah beradaptasi, dan daya saingnya yang amat tinggi.
Pengendaliannyapun tergolong sulit. Di Indonesia, banyak musuh alami yang sudah
diidentifikasi, namun tetap saja belum mampu mengendalikannya.
Gulma Siam, Chromolaena odorata
(en.wikipedia.org)
Di sisi lain, beberapa penelitian
menunjukkan bahwa biomassa gulma ini dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. Nah,
pada sisi inilah, saya dan tim (termasuk mahasiswa) mencoba untuk menjembatani
dua pokok ide, yaitu (1) pengelolaan biomassa Gulma Siam yang efisien dan aman,
dan (2) memanfaatkan potensi positif biomassa Gulma Siam sebagai bahan pembenah
tanah.
Beberapa penelitian yang sudah kami
lakukan menunjukkan bahwa kompos Gulma Siam mampu (1) meningkatkan biomassa
tanaman, dan sekaligus (2) menurunkan insiden kerusakan atau kematian tanaman
akibat serangan serangga (hama). Kompos ini juga terbukti relatif aman terhadap
beberapa organisme tanah, terutama artropoda pengurai (dekomposer).
Jadi, saya bisa menyimpulkan (untuk
sementara), bahwa potensi alam semacam Gulma Siam ini, jika dapat dimanfaatkan
dengan baik dan benar akan menghasilkan sebuah proses pengelolaan ekosistem
pertanian yang efisien, efektif, dan aman. Artinya, jika kita memimpikan sebuah
agroekosistem yang berkelanjutan, maka mengapa tidak mencoba menggunakan
potensi-potensi alam semacam Gulma Siam ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar