: http://i1122.photobucket.com/albums/l524/riyosuke/tail2.gif

Selasa, 04 Februari 2014

Sejarah Ilmu Nutrisi


 Ilmu nutrisi adalah ilmu yang mempelajari pemilihan dan konsumsi makanan dan pemanfaatan zat makanan untuk mempertahankan kelestarian hidup dan keutuhan alat tubuh (pembaharuan sel sel tubuh yang aus atau terpakai) dan untuk memenuhi tujuan tujuan produksi.
            Kebutuhan akan zat makanan untuk mempertahankan kelestarian hidup dan kebutuhan alat tubuh dinamakan kebutuhan hidup pokok ( maintenance requirement). Kebutuhan akan zat makanan untuk tujuan produksi disebut kebutuhan produksi. Yang dimaksud kebutuhan produksi adalah kebutuhan akan zat makanan di atas kebutuhan hidup pokok yang dapat dimanfaatkan untuk proses proses produksi, misalnya untuk pertumbuhan, reproduksi , produksi telur, produksi air susu, produksi wol,atau produksi tenaga.
            Sama halnya dengan ilmu ilmu lain, Ilmu nutrisi tentu mempunyai sejarah. Sejarahnya cukup panjang.
            Gairah untuk mengetahui proses proses yang dialami bahan makanan di dalam tubuh mungkin telah ada sejak dunia ada manusia. Di jaman Mesir purba, secra empiris orang mulai mengenal hubungan antara makanan dengan penyakit. Manfaat makanan bagi penyembuhan penyakit penyakit tertentu mulai dikaji. Beberapa tahun yang lalu, para ahli Filsafat bangsa yunani telah mencoba menerangkan rahasia penggunaan makanan. Pendekatan mereka umumnya tidak dilandasi eksperimen namun demikian banyak teori yang lahir di jaman itu masih berlaku hingga kini.
Konsep Pemikiran Para Ahli Sejarah Ilmu Nutrisi
1. Hipocrates (460 -359 sm)
Hippocrates, pemikir ilmu kesehatan modern, mengungkapkan biarkan makanan menjadi obat Anda dan biarkan obat menjadi makanan Anda. Pemikiran Hippocrates tersebut sekarang digali ulang sebagai landasan mengapa kita seharusnya memilih makanan.
Hippocrates, berpendapat bahwa tidak semua pengeluaran dari tubuh dapat diukur berupa zat padat dan zat cair, sebagian akan terbuang sebagai gas gas ekspirasi. Selain tiu ada kehidupan lain yang berupa panas. Buah pikiran ini banyak yang mencemoohkan, terutama tentang kehilangan berupa panas.
2. Socrates ( 470- 399 sm)
          Socrates mengemukakan pendapat bahwa peranan zat makanan yang utama ialah untuk mengganti kehilangan zat makanan dari tubuh .
3. Leonardo da Vinci ( 1452 – 1519)
Leonardo da Vinci merupakan salah satu orang yang luar biasa pada jaman Renaissance, yang membuat gambar yang luar biasa mengenai anatomi manusia.
Leonardo da Vinci juga menyatakan bahwa jika zat makanan yang diperoleh dari bahan makanan tidak sama jumlahnya dengan yang dikeluarkan tubuh, kelestarian hidup akan terganggu. Buah pikiran ini merupakan landasan bagi perkembangan pengetahuan tentang neraca zat makanan ( Nutrient Balance), yang dikenal sekarang. Neraca tersebut dapat bernilai negative, nol atau positif. Neraca negative berarti tubuh kehilangan zat makanan sedangakan neraca positif mengandung makna bahwa tubuh memperoleh tambahan zat makanan.
4. Santorius ( 1561- 1639)
            Santosrius membuat timbangan yang sangat peka. Dikatas timbanagn itu dia berolah raga. Hasil yang diperolehnya setelah berolahraga , dia menjadi gerah, berkeringat, frekuensi pernapasannya bertambah dan bobotnya susut.
            Percobaan tersebut menjadi dasar bagi perkembangan metode yang biasa dipakai untuk mengukur produksi panas, yaitu metode kalori meter hewan ( Animal calorimetry). Metode ini dipakai untuk mengukur kebutuhan tubuh akan energi.
5. John Mayow ( 1643- 1734)
          John Mayow mengemukakan bahwa pernapasan maupun pembakaran menghasilkan sesuatu yang menyebabkan udara tidak cocok lagi bagi nyala api atau kehidupan.
            John Mayow menduga bahwa pada proses pernapasan ada sesuatu yang diambil dari udara, yaitu zat yang menyebabkan darah arteri lebih merah dari pada darah vena.
6. Stahl ( 1660-1734)
          Stahl mengeluarkan teori phlogiston. Makna harfiah dari phlogiston adalah “Tidak dapat terbakar”. Menurut  Stahl,pada pernapasan, tubuh kehilangan phlogiston. Karena kehilangan phlogiston inilah maka Sanctorius susut bobotnya setelah berolah raga. Demikian pula halnya dengan pembakaran. Benda yang dibakan akan kehilangan phlogiston. Teori phlogiston mampu bertahan selama 1 abad lamanya.
7. Joseph Black ( 1728 -1799)
            Joseph Black membuat suatu percobaan . Dia meniupkan nafasnya melalui suatu tabung ke dalam larutan Alkali. Larutan tersebut menjadi keruh. Hasil yang sama , juga diperoleh dari percobaan pembakaran karbon. Percobaan tersebut belum didukung oleh analisa Kimia.
http://ads.buzzcity.net/show.php?partnerid=73575
            Black beranggapan bahwa kekeruhan larutan Alkali itu merupakan wujud komponen udara yang disebut fixed air. Disebut demikian karena bersifat tidak dapat dibakar lagi.
8. Joseph Priestey (1733- 1804)
          Joseph Priestley memperlihatkan bahwa dalam ruangan tertutup terdapat tanaman hidup, maka lilin dapat menyala lebih lama. Priestley berpendapat bahwa tanaman hidup menghasilkan sesuatu yang dibutuhkan untuk mempertahankan nyalanya api dan terdapat dalam udara. Karena dapat memperthankan nyala apinya dan terdapat dalam udara, komponen udara tersebut dinamakannya “ fire air”.
9. Henry Cavendish ( 1731- 1810)
          Henry Cavendish berhasil membuat air dari udara dan “fire air” dengan menggunakan percikan api listrik. Karena komponen udara tersebut bersifat mudah terbakar, maka dinamakanya “ inflammable air”.
10.Rutherford( 1794- 1819)
          Rutherfort mencoba-coba mencari kalau-kalau masi ada gas lain dalam udara. Dibuatnya suatu percobaan yang mampu merubah ketiga gas tersebut di atas menjadi zat cair. Belerang di bakar dalam sebuah ruang tertutup terbuat dari gelas yang mulutnya dibenamkan ke dalam larutan alkali, fire air (O2), inflammable air (H2) dan belerang berubah menjadi asamsulfat dan air. Dengan demikian tekanan udara menjadi turun didalam tabung gelas tersebut, diataslarutan alkali ternyata masih ada udara. Karena komponen udara ini adalah sisa, maka dinamakan “residual Air”. Kealk terbukti bahwa residual air itu sama dengan gas N2.
Perbedaan dan Persamaan Dari Konsep-konsep Diatas
v   Socrates dan Leonardo Davinci
-                Memiliki persamaan : dalam konsepnya dengan mengungkapkan bahwa zat makanan memiliki peranan yang penting dalam kelangsungan hidup.
-                Memiliki pebedaan :  zat makanan berperan untuk menggantikan zat makanan yang hilang dalam tubuh (Socrates), sedangkan (Leonardo Davinci) mengungkapkan zat makanan yang diperoleh dari bahan makanan tidak sama dengan yang dikeluarkan oleh tubuh.
 Hipocrates dan Santorius
-          Memiliki persamaan dalam konsepnya yaitu  :  tubuh kita mengeluarkan zat yang dapat dipakai untuk mengukur produksi panas dan kebutuhan energi dalam tubuh.
 John Mayow dan Stahl
-          Memiliki perbedaan : (john ) menduga Bahwa pada proses pernapasan ada sesuatu yang diambil dari udara, yaitu zat yang menyebabkan darah arteri lebih merah dari pada darah vena. Sedangkan teori (Stahl) meneruskan Teori (Santorius) yaitu pada pernapasan tubuh kehilangan phligiston. Sama halnya denagan benda yang dibakar kehilangan phlogiston.
 Joseph Black, Joseph Prinsley, Cavendish dan Rutherford
-          Mereka memilki persamaan dalam konsepnya dalam mengungkapkan bahwa uadara yang dikeluarkan melalui pernapasan berupa Co2 dan udara yang kita hirup melalui prnapasan berupa O2.
-          Perbedaannya : (joseph Black) “ Fixed air”, (Joseph P) “Fire Air”, (Cavendish) “inflammable air” (Rutherford) “residual air”.
            Dari hasil percobaan diatas mengundang pertanyaan yang mana phlogistonnya Stahl ? Black dan Priestley berkonsultasi dengan Lavoiser untuk memperoleh penjelasan tentang phlogiston. Lavoiser turun tangan dibuatnya sebuah timbangan yang sangat peka untuk mengukur percobaan bobot pada proses pembakaran. Haslpercobaan Lavoiser ternyata berlawanan dengan pendapat Stahl. Jika semua gas yang dihasilkan dalam suatu proses pembakaran ditampung secara kuantitatif, ternyata bobot abu ditambah gas yang dihasilkannya lebih berat dari bobot bahan semula. Lavoiser berpendapat bahwa pada pembakaran ada sesuatu yang diambil dari udari itu disebutnya oxygen. Arti harfiah oxygen adalah pembentukan asam. Dinamakan demikian karena hasil pembakaran karbon, belerang, atau fosfor, semuanya berupa asam. Lavoiser menyatakan bahwa oxygen tersebut sama dengan fire ainya Priestley. Sejak itu teori phlogiston gugur. Kelak akan terbukti bahwa makhluk hiduppun mengambil oxygen ari udara yang dapat menyebabkan bobotnya bertambah. Lavoiser banyak sekali jasanya dalam perkembangan ilmu nutrisi. Karena itu Lavoiser dianggap sebagai Bapak Nutrisi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar