: http://i1122.photobucket.com/albums/l524/riyosuke/tail2.gif

Selasa, 11 Februari 2014

LAPORAN ENERGY BRUTO


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Energi bruto adalah Semua panas yang bebas pada pembakaran, panas ini dihasilkan dari suatu makanan yang seluruhnya dibakar secara sempurna dengan menggunakan bomb calorimeter sehingga menghasilkan zat-zat terakhir seperti CO2, H2O, dan gas lain. Dalam menentukan energi bruto dengan oxygen bomb calorimeter menggunakan alat serta bahan yaitu unit bomb calorimeter, tabung oksigen, termometer, alat pembuat pellet, kawat platina, larutan methyl orange dan larutan Na2CO3 dan bahan pakan berupa bungkil kelapa, dedak padi, rumput raja. Peningkatan suhu yang telah diukur dengan termometer dapat dihitung energi bruto yang telah dihasilkan. Penetapan energi bruto ini terjadi pengubahan energi kimia dalam suatu sampel menjadi energi panas dan diukur jumlah panas yang dihasilkan.
Kandungan yang terdapat pada energi bruto di dalam bahan organic dapat dicerminkan dengan melihat kondisi yang terjadi dari proses oksidasi yang dilakukan didalam mencari energi bruto tersebut. Besarnya energi kimia juga sangat dipengaruhi dengan adanya  ratio antar C/H dengan atom O dan N.
Jumlah bahan pakan ternak yang mempunyai hitungan energi bruto yang tinggi juga tidak dapat menyumbangkan banyak enegi untuk keperluan tubuh dalam jumlah yang banyak pula dikarenakan hal ini  sangat dipengaruhi oleh daya cerna bahan pakan ternak  tersebut.
Untuk melakukan pengukuran energi bruto dalam bomb calorimeter protein akan mendapatkan nilai yang lebih besar dibandingkan dengan energi  karbohidrat, akan tetapi hasil pembakaran yang akan didapat di dalam tubuh ternak adalah nilai energi  protein yang mempunyai zat-zat yang dibutuhkan tubuh mendekati energi karbohidrat.
Oleh karena itu, dalam memperoleh hasil energi bruto yang diperoleh dari beberapa bahan sampel yang digunakan dalam pembuatan pelet tersebut maka kita harus mengetahui suhu awal, suhu akhir, berat sampel dan kabar bahan kering dari masing-masing bahan. Perhitungan dari energi ditentukan dulu energi ekuivalen asam benzoat, suhu awal dan suhu akhir, volume titrasi serta jumlah kawat terbakar (Samuel, 2007).

Tujuan dan Manfaat
Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum energi bruto dengan oxigen bomb calorimeter yaitu agar  mahasiswa dapat mengetahui jumlah energi yang terdapat pada sampel, serta mendapatkan pengalaman cara-cara menentukan energi bruto, dan mengenal alat – alat dari penentuan energi bruto.


Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh pada praktikum ini adalah agar mahasiswa menjadi tahu tentang alat-alat apa saja yang digunakan dalam menentukan energy bruto serta fungsinya.



TINJAUAN PUSTAKA
(Anshory, 2001 ). Mineral berguna untuk keperluan pertumbuhan, pembentukan tulang, bereproduksi, dan membantu metabolism.
 ( Anshory.I, 2003 ) Zat lemak sebagai sumber energi adalah sangat efisien karena nilai energi lemak 2.25 lebih tinggi dari karbohidrat, namun demikian pemakaian zat lemak di dalam ransum perlu di batasi sekitar 5%, Sebab kelebihan lemak yang terlampau tinggi justru akan menimbulkan efek negatife, antara lain lemak yang tertimbun di sekitar ovarium akan mengganggu ovulasi, sehingga produksi telur akan menurun, dan kelebihan ini sia – sia sebab akan terbuang karena tidak bisa di cerna..
 (Ella Hendalia, et.al. 2008). Banyaknya kandunagan  energi bruto didalam bahan makanan sangat tergantung pada komposisi dari karbohidrat, protein dan lemak yang terdapat dalam bahan makanan tersebut. Nilai energi  bruto dari berbagai bahan makanan bermacam- macam dan tidak menentu, akan tetapi secara umum telah ditetapkan nilai energi bruto untuk KH = 4,15 kkal/kg, protein = 5,65 kkal/kg, dan lemak = 9,45 kkal/kg.
(Keenan,2000). Tepung ikan merupakan sumber protein utama bagi unggas, karena bahan makanan tersebut semua asam-asam amino yang di butuhkan ayam dalam jumlah cukup dan teristimewa. Merupakan sumber lisin dan methionin yang baik. Tepung ikan merupakan salah satu bahan makanan dalam penyusunan ransum ayam sebagai sumber protein hewan atau asam-asam amino di samping unsure-unsur mineral dan vitamin-vitamin.
 (Nurrohman S,2006 ) Fungsi zat lemak adalah sebagai sumber energi, seperti halnya karbohidrat dan sebagai pelarut vitamin A,D,E, dan K. sumber lemak terdapat pada bahan seperti bungkil kelapa. Bungkil kelapa merupakan salah satu sumber lemak. Penggunaan lemak nya ransum serta menaikkan nilai energi sampai pada tingkatan yang tidak tercapai bila menggunakan makanan biasa terutama butir-butiran.
( Siregar .s, 2002 ). Bila dedak halus ( lunteh ) di pergunakan dalam unggas, harus di cegah terhadap kemungkinan terjadinya ketengikan autooksidatif. Kalau ketengikan ini terjadi dapat timbul penyakit encephalumalacia pada anak ayam. Lubis ( 1963 ) membedakan dedak halus (lunteh ) dengan dedak halus kampong, dedak halus kampung mengandung lebih banyak serat kasar dari pada lunteh.
( Rasya.M, 2005)  Dedak kasar terdiri dari pecah – pecahan kulit gabah, sebagai bahan makanan, mempunyai nilai sangat rendah, kadar proteinnya relatife rendah yaitu 3.1 % dan daya cernanya juga rendah.
(Wahju,juju, 2008 )Garam dapur (NaCl) berguna untuk mengatur keseimbangan dalam elektrolit tubuh. Bila ayam kekurangan unsure ini akan berakibat nafsu makan menurun, kanibalisme, bulu nampak suram. Kebutuhan garam di dalam ransum 0,35%-0,5%. Pemberian garam pada ransum dapat merangsang sekresi saliva, gejala devesiansi garam yaitu nafsu makan hilang, bulu kasar, makan tanah, keadaan badan tidak sehat, produksi dan berat badan menurun.
 .







METODOLOGI PENELITIAN
Waktu dan Tempat
 Bahan Pakan dan Formulasi Ransum tahun 2013 dilaksanakan pada hari Sabtu, 25 Mei  2013, pada pukul 14.00 WIB s/d selesai di Laboratorium Bahan Pakan dan Formulasi Ransum Fakultas Peternakan Universitas Jambi.

Materi
Adapun alat yang digunakan pada praktikum Menentukan Energi Bruto adalah Unit Bomb Calorimeter, tabung oksigen, Termometer, Alat pembuat pellet, kawat platina, larutan methyl orange, larutan Na2CO3.

Metoda
Adapun cara kerja dari praktikum menentukan energi bruto dengan oxygen bomb calorimeter Yaitu : sampel dalam bentuk pellet ditimbang 0,5–1 gram, kemudian dimasukkan kedalam cawan bomb dan disentuhkan kawat platina sepanjang 10 cm pada sampel dalam tabung bomb, terus diisi dengan oksigen sebanyak 25 atm. Tabung bomb dimasukkan kedalam buchet yang sudah diisi air sebanyak 2 liter kemudian ditulis, serta suhu distabilkan dengan memutar tombol pemutar selama 5 menit, setelah itu dicatat sebagai suhu awal. Sampel dibakar dengan menekan tombol pemutar pada alat Parr Ignation, biarkan temperatur naik sampai stabil (lebih kurang 5 menit), setelah itu suhu dicatat sebagai suhu akhir, kemudian buka calorimeter dan keluarkan tabung bomb dan buang oksigen dari bomb, lalu cuci bagian dalam tabung dan cawan bomb dengan menyemprotkan aquadest dan beri beberapa tetes larutan methyl orange. Titer dengan larutan Na2CO3 sampai berubah warna dan catat volume titrasi yang dipakai lalu kawat yang dibakar diukur dengan sekala dari kawat yang tidak terbakar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam menentukan energi bruto dengan oxygen bomb calorimeter menggunakan alat serta bahan yaitu unit bomb calorimeter, tabung oksigen, termometer, alat pembuat pellet, kawat platina, larutan methyl orange dan larutan Na2CO3 dan bahan pakan berupa bungkil kelapa, dedak padi, rumput raja. Peningkatan suhu yang telah diukur dengan termometer dapat dihitung energi bruto yang telah dihasilkan. Penetapan energi bruto ini terjadi pengubahan energi kimia dalam suatu sampel menjadi energi panas dan diukur jumlah panas yang dihasilkan.
Kandungan yang terdapat pada energi bruto di dalam bahan organic dapat dicerminkan dengan melihat kondisi yang terjadi dari proses oksidasi yang dilakukan didalam mencari energi bruto tersebut. Besarnya energi kimia juga sangat dipengaruhi dengan adanya  ratio antar C/H dengan atom O dan N.

Rumus Perhitungan :
 
            Keterangan :
W= energi ekuivalen asam benzoat
            Ta= Suhu Akhir
            Tm= Suhu Awal
E1= Volume Titrasi
E2= Kawat terbakar
                       
Oleh karena itu, dalam memperoleh hasil energi bruto yang diperoleh dari beberapa bahan sampel yang digunakan dalam pembuatan pelet tersebut maka kita harus mengetahui suhu awal, suhu akhir, berat sampel dan kabar bahan kering dari masing-masing bahan. Perhitungan dari energi ditentukan dulu energi ekuivalen asam benzoat, suhu awal dan suhu akhir, volume titrasi serta jumlah kawat terbakar (Samuel, 2007). (Anshory, 2001 ). Mineral berguna untuk keperluan pertumbuhan, pembentukan tulang, bereproduksi, dan membantu metabolism.
(Ella Hendalia, et.al. 2008). Banyaknya kandunagan  energi bruto didalam bahan makanan sangat tergantung pada komposisi dari karbohidrat, protein dan lemak yang terdapat dalam bahan makanan tersebut. Nilai energi  bruto dari berbagai bahan makanan bermacam- macam dan tidak menentu, akan tetapi secara umum telah ditetapkan nilai energi bruto untuk KH = 4,15 kkal/kg, protein = 5,65 kkal/kg, dan lemak = 9,45 kkal/kg. ( Anshory.I, 2003 ) Zat lemak sebagai sumber energi adalah sangat efisien karena nilai energi lemak 2.25 lebih tinggi dari karbohidrat, namun demikian pemakaian zat lemak di dalam ransum perlu di batasi sekitar 5%, Sebab kelebihan lemak yang terlampau tinggi justru akan menimbulkan efek negatife, antara lain lemak yang tertimbun di sekitar ovarium akan mengganggu ovulasi, sehingga produksi telur akan menurun, dan kelebihan ini sia – sia sebab akan terbuang karena tidak bisa di cerna..
 (Keenan,2000). Tepung ikan merupakan sumber protein utama bagi unggas, karena bahan makanan tersebut semua asam-asam amino yang di butuhkan ayam dalam jumlah cukup dan teristimewa. Merupakan sumber lisin dan methionin yang baik. Tepung ikan merupakan salah satu bahan makanan dalam penyusunan ransum ayam sebagai sumber protein hewan atau asam-asam amino di samping unsure-unsur mineral dan vitamin-vitamin. (Nurrohman S,2006 ) Fungsi zat lemak adalah sebagai sumber energi, seperti halnya karbohidrat dan sebagai pelarut vitamin A,D,E, dan K. sumber lemak terdapat pada bahan seperti bungkil kelapa. Bungkil kelapa merupakan salah satu sumber lemak. Penggunaan lemak nya ransum serta menaikkan nilai energi sampai pada tingkatan yang tidak tercapai bila menggunakan makanan biasa terutama butir-butiran. Menurut ( Siregar .s, 2002 ). Bila dedak halus ( lunteh ) di pergunakan dalam unggas, harus di cegah terhadap kemungkinan terjadinya ketengikan autooksidatif. Kalau ketengikan ini terjadi dapat timbul penyakit encephalumalacia pada anak ayam. Lubis ( 1963 ) membedakan dedak halus (lunteh ) dengan dedak halus kampong, dedak halus kampung mengandung lebih banyak serat kasar dari pada lunteh. Menurut ( Rasya.M, 2005)  Dedak kasar terdiri dari pecah – pecahan kulit gabah, sebagai bahan makanan, mempunyai nilai sangat rendah, kadar proteinnya relatife rendah yaitu 3.1 % dan daya cernanya juga rendah. (Wahju,juju, 2008 )Garam dapur (NaCl) berguna untuk mengatur keseimbangan dalam elektrolit tubuh. Bila ayam kekurangan unsure ini akan berakibat nafsu makan menurun, kanibalisme, bulu nampak suram. Kebutuhan garam di dalam ransum 0,35%-0,5%. Pemberian garam pada ransum dapat merangsang sekresi saliva, gejala devesiansi garam yaitu nafsu makan hilang, bulu kasar, makan tanah, keadaan badan tidak sehat, produksi dan berat badan menurun.













PENUTUP
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh pada praktikum Menentukan Energi Bruto adalah setiap perubahan suhu air akibat pembakaran diukur dengan thermometer. Berdasarkan peningkatan suhu air pula dapat dihitung energy bruto yang dihasilkan. Dalam penetapan energy ini terjadi pengubahan energy kimia dalam suatu sampel menjadi energy panas yang diukur dari jumlah panas yang dihasilkan.

Saran
Selama praktikum Menentukan Energi Bruto berlangsung , sebaiknya, praktikan harus memperhatikan saat asdos menerangkan agar mudah memahami apa yang disampaikan. Praktikan harus menjaga ketenangan pada saat praktikum berlangsung, agar suasana praktikum jadi nyaman.




DAFTAR PUSTAKA
Anshory  ,  2001.  Bahan  Pakan  dan  Formulasi  Ransum.  Jakarta  :  Erlangga.
Anshory  ,  2003.  Bahan  Pakan  dan  Formulasi  Ransum.  Jakarta  :  Erlangga.
Keenan. 2000. Teknik Penyusunan Ransum. Penebar Swadaya. Jakarta.
Hendalia, et.al. 2008. Biokimia dasar. Fakultas Peternakan Universitas
Jambi. Jambi.
Nurrohman.S. 2006. Ilmu Gizi dan Makanan Ternak. Penerbit Angkasa. Bandung.
Ransum.  Jakarta  :  Yudistira.

Rasya M, 2005.  Bahan  Pakan  dan  Formulasi  Ransum. Erlangga. Jakarta.
Wahyu juju. 2008. Tuna Budidaya Jepang Mengancam. PT. PWI. Jakarta


4 komentar: