PENDAHULUAN
LatarBelakang
Ginjal mempunyai fungsi utama, yaitu mengatur/mempertahankan
konsentrasi ion, air, pH, dari cairan tubuh (cairan ekstra sel) agar konstan
(homeostasis) dan mengekskresikan sebagian besar produk akhir metabolisme
tubuh. Ekskresi adalah pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang
tidak dipakai lagi oleh sel darah,
dikeluarkan bersama urin keringat dan pernapasan. Salah satu sistem metabolisme yang terdapat dalam tubuh hewan adalah system eksresi dan osmoregulasi.
Ekskresi mempunyai peranan mengeluarkan dan membuang hasil sampingan metabolisme, mencegah gangguan aktifitas metabolic dalam tubuh dan membuang zat-zat buangan, mengatur jumlah air yang terdapat dalam cairan tubuh mengendalikan kandungan ion dalam cairan tubuh dan mengatur kadar ion H+ atau pH cairan tubuh.
Sistem urin terdiri dari ginjal, ureter,
kantong kemih dan uretra dengan menghasilkan urin yang
membawasertaberbagaiproduksisametabolismeuntukdibuang.Ginjaljugaberfungsidalampengaturankeseimbangancairandanelektrolittubuhdanmerupakantempatpembuanganhormon
renin daneritropitin.Renin
ikutberperandalampengaturantekanandarahdaneritropitinberperandalammerangsangproduksiseldarahmerah.Urinjugadihasilkanolehginjalberjalanmelalui
ureter kekantungkemihmelaluiuretra.Urindibentukolehginjaldalammenjalankansistemhomeostatik.Sifatdansusunanurindipengaruhioleh
factor fisiologis (misalkanmasukan diet, berbagai proses dalamtubuh, suhu,
lingkungan, stress, mental, danfisik) dan factor patologis
(sepertipadagangguanmetabolismemisalnya diabetes mellitus danpenyakitginjal).
Olehkarenaitupemeriksaanurinbergunauntukmenunjang diagnosis
suatupenyakit.Padapenyakittertentu,
dalamurindapatditemukanzat-zatpatologikantara lain glukosa, protein danzatketon
(Probosunu, 2004).
Tujuan
Adapuntujuandaripraktikumanalisisurininiadalahuntukmengetahui
status
kesehatanginjaldantubuhsecaraumummelaluipemeriksaanurinsecarafisikmeliputiwarna,
kejernian, bau, derajatkeasaman (pH)
danpadapraktikumpengaturanosmolaritasginjaluntukmempelajariresponginjaldanpengaruhminumterhadappembentukanurindankosentrasiNaCldalamurin.
Manfaat
Adapunmanfaatdaripraktikumanalisisurininiadalahmahasiswamengertipentingnyaminumuntukmenjagakesehatanginjaldandapatmenjagaginjaldengantidakmengkonsumsizat
caffeine secaraberlebihan.
TINJAUAN PUSTAKA
Anggita
(2000). Zat tertentu yang terdapat didalam urin, meskipun dalam keadaan normal zat tersebut tidak tampak. Seperti glukosa, asaton, albumin, darah dan nanah. Berbagai keadaan ketidaknormalan komponen urin adalah
: (a) Glikosuria, yaitu terdapatnya glukosa dalam air kemih. Hal ini merupakan gejala terlalu banyak makan gula, meningkatkan aktifitas kelenjar adrenal yang mengakibatkan banyak penguraian glikogen dan pembebasan glukosa dari hati, hipoinsulin, yaitu berkurangnya jumlah insulin (b) Aseonaria, adalah terdapatnya senyawa keton dalam urin karena terlalu banyak mengkonsumsi lemak atau jumlah karbohidrat
yang tersedia untuk pembakaran berkurang. Aseton juga terbentuk saat keadaan lapar. (c) Proteinuria, adalah salah satu keadaan dimana satu macam protein plasma yang terdapat dalam urin.
Seperti terdapatnya albumin dalam urin (albuminaria). Hal ini menunjukan gejala penyakit
(d) hematuria, yaitu terdapatnya darah dalam
urin karena infeksi pada ginjal atau salah satu
air kemih.
Anshori (2008). Berdasarkan produksi eksresi, hewan dikelompokkan menjadi Amoniotelik (Eksresinya berupa amoniak dan habitatnya aquatik) urotelik (eksresinya berupa urea dan habitatnya aquatic dan teresterial)
dan uricotelik (Eksresinya asam urat dan habitatnya teresterial).
Dahelmi (2001). Proses
eksresi merupakan suatu proses pengeluaran zat-zat sisa yang tidak dipergunakan lagi. Zat ini berbentuk cairan contohnya urin, keringat dan air. Fungsi utama organ eksresi adalah menjaga konsentrasi ion (Na+, K+,
Cl‑, Ca++ dan
H+), menjaga volume cairan tubuh
(kandungan air), menjaga konsentrasi kandungan osmotik,
membuang hasil akhir metabolism (urea, asam urat)
dan mengeluarkan substansi asing atau produk metabolism lainnya.
Fasparjo (2006). Setiap hari lebih kurang 1500 liter darah melewati ginjal untuk disaring dan terbentuklah lebih kurang
150- 170 liter urin primer. Meskipun demikian hanya 1- 1,5 liter urine yang kita keluarkan setiap hari.
Filza Hazni (2009) Fungsi utama ginjal adalah mengekresikan zat-zat
sisa metabolisme yang mengandung nitrogen misalnya ammonia. Ammonia adalah
hasil pemecahan protein dan bermacam-macam garam, melalui proses deaminasi atau
proses pembusukan mikroba dalam usus. Selain itu, ginjal juga berfungsi
mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan, misalnya vitamin yang larut dalam
air; mempertahankan cairan ekstraseluler dengan jalan mengelluarkan air bila
berlebihan; serta mempertahankan keseimbangan asam dan basa. Sekresi dari ginjal berupa urine.
Thena wijaya
(2005). Faktor-faktor yang
mempengaruhi jumlah atau keadaan
urine yaitu diantaranya :jumlah air
yang diminum, keadaan system syaraf, hormon ADH, banyaknya garam yang harus dikeluarkan dari darah agar tekanan menjadi osmotic, padapenderita diabetes mellitus pengeluaran glukosa diikuti kenaikan volume
urine.
Tuti kurniati (2009) Sistem ekresi
merupakan sistem yang berperan dalam proses pembuangan zat-zat yang sudah tidak
diperlukan (zat sisa) ataupun zat-zat yang membahayakan bagi tubuh dalam bentuk
larutan. Ekresi terutama berkaitan dengan pengeluaran-pengeluaran
senyawa-senyawa nitrogen. Selama proses pencernaan makanan, protein dicernakan
menjadi asam amino dan diabsorpsi oleh darah, kemudian diperlukan oleh sel-sel
tubuh untuk membentuk protein-protein baru. Mamalia memiliki sepasang ginjal
yang terletak dibagian pinggang (lumbar) dibawah peritonium. Urine yang
dihasilkan oleh ginjal akan mengalir melewati saluran ureter menuju kantung
kemih yang terletak midventral dibawah rektum. Dinding kantung kemih akan berkontraksi
secara volunter mendorong urine keluar melalui uretra.
Wulangi (2000), menyatakan bahwa analisa urin itu penting, karena banyak penyakit dan gangguan
metabolism dapat diketahui dari perubahan
yang terjadi didalam urin. Zat
yang dapat dikeluarkan dalam keadaan normal tidak terdapat adalah glukosa, aseton,
albumin, darah dan nanah.
Watimena (2009). Test
urine bertujuan untuk memeriksa komponen yang berbeda dari
urine sebagai produk buang dari ginjal. Test urine yang teratur dilakukan untuk menemukan gejala-gejala penyakit. Hasil test dapat memberi informasi tentang kesehatan dan masalah seseorang. System rennin-
angiotensin-aldosteron (RAAS) on (RAAS) supaya bagian dari putaran umpan balik kompleks yang berfungsi dalam homeostatis.
METODOLOGI PENGAMATAN
Waktu dan Tempat
Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak yang berjudul “Fisiologi Ginjal” ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 21-22 Mei 2013, di Laboratorium
Anatomi dan Fisiologi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jambi.
Materi
Pada praktikum Analisis Ginjal bahan yang digunakan antara lain urin kuda,
urin kerbau, urin sapi potong spesies sapi bali, urin sapi potong spesies sapi limousin, urin sapi perah jantan, urin sapi perah betina, urin sapi angus, urin simental,
urin rusa, urin babi, sedangkan bahan yang digunakan antara lain urinometer, gelas ukur,
gelas piala, pH Strip.
Pada praktikum Pengaturan Osmolaritas Ginjal bahan yang digunakan antara lain urin praktikan,
NaCl Kristal, sitras kaffein (kopi),
KCrO4 20 %,
AgNO3 2.9 %,
sedangkan bahan yang digunakan antara lain urinometer, gelaspiala, gelas ukur, tabung reaksi, dan pipet Pasteur.
Metoda
Padapraktikum Pengaturan Osmolaritas Ginjal antara lain
praktikan harus mempunyai jantung yang sehat dan makan/minum terakhir sekurang-kurangnya
3 jam sebelum praktikum dimulai, mahasiswa dibagi dalam 4 kelompok ,
yaitu : kelompok 1 : minum 800 ml air, kelompok 2 : minum 800 ml air + 7 gr
NaCl , kelompok 3: minum 80 ml air + 7 gr NaCl, kelompok 4 : minum 800 ml air +
150 mg sitras kafein (kopi).
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Analisa Urin
Secara Fisik
Hasil analisa urin dapat menunjukkan status kesehatan ginjal
dan tubuh secara umum.Berbagai penyakit akibat metabolisme abnormal dapat
diketahui melalui sisa metabolism yang ditemukan dalam urin. Produksi urin
(volume) dan berat jenis urin (BJ) dapat mengiformasikan kondisi tubuh dalam keadaan dehidrasi atau tidak. Analisis
urin meliputi analisa fisik dan kimiawi. Pemeriksaan urin secara fisik meliputi
warna, kejernian, bau, derajat keasaman (pH), berat jenis, dan kadar kepadatan
urin.
Berikut hasil pengamatan yang diperoleh dari beberapa jenis
urin hewan ternak.
Analisis Urin
Kel.
|
Jenis Urin
|
Warna
|
Bau
|
Kejernihan
|
pH
|
I
|
Urin Kambing
|
Kuning Keruh
|
Amoniak
|
Jernih
|
9 (basa)
|
II
|
Urin Kuda
|
Kuning
|
Makanan
|
Jernih
|
8 (basa)
|
III
|
Urin Kerbau
|
Kuning Pekat
|
Amoniak
|
Jernih
|
8 (basa)
|
IV
|
Urin Sapi Bali
|
Kuning
|
Makanan
|
Jernih
|
8 (basa)
|
V
|
Urin Limousin peranakan
|
Kuning
|
Amoniak
|
Jernih
|
9 (basa)
|
Sisa metabolisme zat-zat makanan
dikeluarkan melalui system ekskresi.menurut Tuti
kurniati (2009) Sistem ekresi merupakan sistem yang
berperan dalam proses pembuangan zat-zat yang sudah tidak diperlukan (zat sisa)
ataupun zat-zat yang membahayakan bagi tubuh dalam bentuk larutan. Ekresi
terutama berkaitan dengan pengeluaran-pengeluaran senyawa-senyawa nitrogen.
Selama proses pencernaan makanan, protein dicernakan menjadi asam amino dan
diabsorpsi oleh darah, kemudian diperlukan oleh sel-sel tubuh untuk membentuk
protein-protein baru. Mamalia memiliki sepasang ginjal yang terletak dibagian
pinggang (lumbar) dibawah peritonium. Urine yang dihasilkan oleh ginjal akan
mengalir melewati saluran ureter menuju kantung kemih yang terletak midventral
dibawah rektum. Dinding kantung kemih akan berkontraksi secara volunter mendorong
urine keluar melalui uretra.
B. Pengaturan Osmolaritas Ginjal
Salah satu fungsi ginjal adalah mengatur osmoaritas cairan
tubuh sekitar 300 mmol/l. diuresis dipengaruhi oleh beberapa factor, misalnya
minum larutan yag hipotonis maupun
isotonis dalam jumlah besar akan meningkatkan diuresis.
Diuresis adalah keadaan
dimana urine meningkat. Diuresis disebabkan oleh 2 macam mekanisme yaitu :
1. Diuresis air, yang ditimbulkan oleh minum banyak, cairan hipotonik dimulai ± 15 menit setelah minum air dan mencapai maksimummnya ± 45 menit. Kerja minum banyak menimbulkan penurunan kecil atau penghambatan sekresi vasopressin (ADH) sebelum air diabsorpsi, tetapi kebanyakan penghambatan ditimbulkan oleh penurunan dalam osmolaritas plasma setelah air diabsorpsi.
2. Diuresis osmotik, terjadi oleh karena adanya bahan-bahan yang sukar diabsorpsi oleh tubuli (urea, manitol, sejumlah glukosa) di dalam glomelurus filtrat. Bahan ini menahan air sehingga menghalangi reabsorpsi dari air dan mengakibatkan aliran filtrat dari tubulus proksimalis menjadi lebih cepat. Aliran yang cepat menyebabkan proses pemekatan urine di Lengkung Henle maupun tubulus distalis terganggu. Walaupun ada peningkatan vasopresin, urine tetap encer.Akibat diuresis osmotik adalah pembuangan NaCl dan komposisi urine mendekati filtrat di tubulus proksimal.
1. Diuresis air, yang ditimbulkan oleh minum banyak, cairan hipotonik dimulai ± 15 menit setelah minum air dan mencapai maksimummnya ± 45 menit. Kerja minum banyak menimbulkan penurunan kecil atau penghambatan sekresi vasopressin (ADH) sebelum air diabsorpsi, tetapi kebanyakan penghambatan ditimbulkan oleh penurunan dalam osmolaritas plasma setelah air diabsorpsi.
2. Diuresis osmotik, terjadi oleh karena adanya bahan-bahan yang sukar diabsorpsi oleh tubuli (urea, manitol, sejumlah glukosa) di dalam glomelurus filtrat. Bahan ini menahan air sehingga menghalangi reabsorpsi dari air dan mengakibatkan aliran filtrat dari tubulus proksimalis menjadi lebih cepat. Aliran yang cepat menyebabkan proses pemekatan urine di Lengkung Henle maupun tubulus distalis terganggu. Walaupun ada peningkatan vasopresin, urine tetap encer.Akibat diuresis osmotik adalah pembuangan NaCl dan komposisi urine mendekati filtrat di tubulus proksimal.
Hasil analisis pengaturan osmolaritas ginjal adalah sebagai
berikut.
a.
Urin pada
waktu 30 menit
Kel
|
Formula
|
Volume
|
Bau
|
Warna
|
I
|
800 ml air + 7 gr Kopi
|
70 ml
|
Makanan (kopi)
|
Kuning jernih
|
II
|
800 ml air
|
70 ml
|
Makanan (air putih)
|
Putih jernih
|
III
|
800 ml air + 7 gr NaCl
|
20 ml
|
Amoniak
|
Kuning jernih
|
IV
|
80 ml air + 7 gr NaCl
|
20 ml
|
NaCl (garam)
|
Kuning jernih
|
V
|
800 ml air + 1,5 gr kopi
|
40 ml
|
Makanan
|
Kuning pekat
|
Analisa urin
metabolisme itu sangatlah penting, karena dengan melakukan analisis, kita dapat
mengetahui berbagai kelainan yang terdapat pada metabolisme. Menurut Wulangi
(2000), menyatakan bahwa analisa urin itu penting, karena banyak penyakit dan gangguan
metabolism dapat diketahui dari perubahan
yang terjadi didalam urin. Zat
yang dapat dikeluarkan dalam keadaan normal tidak terdapat adalah glukosa, aseton,
albumin, darah dan nanah.
b.
Urin pada
waktu 60 menit
Kel
|
Formula
|
Volume
|
Bau
|
Warna
|
I
|
800 ml air + 7 gr Kopi
|
290 ml
|
Makanan (kopi)
|
Kuning jernih
|
II
|
800 ml air
|
300 ml
|
Tidak berbau
|
Putih jernih
|
III
|
800 ml air + 7 gr NaCl
|
21 ml
|
Amoniak
|
Kuning
|
IV
|
80 ml air + 7 gr NaCl
|
15 ml
|
NaCl (garam)
|
Kuning jernih
|
V
|
800 ml air + 1,5 gr kopi
|
36 ml
|
Makanan
|
Kuning
|
Kelompok
|
Kertas lakmus
|
pH
|
I
|
Biru
|
8 (basa)
|
II
|
Biru
|
8 (basa)
|
III
|
Biru
|
8 (basa)
|
IV
|
Biru
|
8 (basa)
|
V
|
Biru
|
8 (basa)
|
Kelompok
|
Potassium Chromate
KCrO4
|
Perak Nitrat (AgNO3)
|
I
|
Negative coklat
|
1 gr NaCl
|
II
|
Negative coklat
|
1 gr NaCl
|
III
|
Positif coklat
|
5 gr NaCl
|
IV
|
Positif coklat
|
6 gr NaCl
|
V
|
Positif coklat
|
3 gr NaCl
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar