PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Energi bruto adalah Semua panas yang bebas pada pembakaran,
panas ini dihasilkan dari suatu makanan yang seluruhnya dibakar secara sempurna
dengan menggunakan bomb calorimeter sehingga menghasilkan zat-zat terakhir
seperti CO2, H2O, dan gas lain. Dalam menentukan energi bruto dengan
oxygen bomb calorimeter menggunakan alat serta bahan yaitu unit bomb
calorimeter, tabung oksigen, termometer, alat pembuat pellet, kawat platina,
larutan methyl orange dan larutan Na2CO3 dan bahan pakan
berupa bungkil kelapa, dedak padi, rumput raja. Peningkatan suhu yang telah
diukur dengan termometer dapat dihitung energi bruto yang telah dihasilkan.
Penetapan energi bruto ini terjadi pengubahan energi kimia dalam suatu sampel
menjadi energi panas dan diukur jumlah panas yang dihasilkan.
Kandungan yang terdapat pada energi bruto di dalam bahan
organic dapat dicerminkan dengan melihat kondisi yang terjadi dari proses
oksidasi yang dilakukan didalam mencari energi bruto tersebut. Besarnya energi
kimia juga sangat dipengaruhi dengan adanya ratio antar C/H dengan atom O
dan N.
Jumlah bahan pakan ternak yang mempunyai hitungan energi
bruto yang tinggi juga tidak dapat menyumbangkan banyak enegi untuk keperluan
tubuh dalam jumlah yang banyak pula dikarenakan hal ini sangat
dipengaruhi oleh daya cerna bahan pakan ternak tersebut.
Untuk melakukan pengukuran energi bruto dalam bomb
calorimeter protein akan mendapatkan nilai yang lebih besar dibandingkan dengan
energi karbohidrat, akan tetapi hasil pembakaran yang akan didapat di
dalam tubuh ternak adalah nilai energi protein yang mempunyai zat-zat
yang dibutuhkan tubuh mendekati energi karbohidrat.
Oleh karena itu, dalam memperoleh hasil
energi bruto yang diperoleh dari beberapa bahan sampel yang digunakan dalam
pembuatan pelet tersebut maka kita harus mengetahui suhu awal, suhu akhir,
berat sampel dan kabar bahan kering dari masing-masing bahan. Perhitungan dari
energi ditentukan dulu energi ekuivalen asam benzoat, suhu awal dan suhu akhir,
volume titrasi serta jumlah kawat terbakar (Samuel, 2007).
Tujuan
dan Manfaat
Tujuan
Adapun
tujuan dari praktikum energi bruto dengan oxigen bomb
calorimeter yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui jumlah energi yang
terdapat pada sampel, serta mendapatkan pengalaman cara-cara menentukan energi
bruto, dan mengenal alat – alat dari penentuan energi bruto.
Manfaat
Adapun manfaat yang
diperoleh pada praktikum ini adalah agar mahasiswa menjadi tahu tentang alat-alat
apa saja yang digunakan dalam menentukan energy bruto serta fungsinya.
TINJAUAN
PUSTAKA
(Anshory, 2001 ). Mineral berguna untuk keperluan
pertumbuhan, pembentukan tulang, bereproduksi, dan membantu metabolism.
( Anshory.I, 2003 ) Zat lemak
sebagai sumber energi adalah sangat efisien karena nilai energi lemak 2.25
lebih tinggi dari karbohidrat, namun demikian pemakaian zat lemak di dalam
ransum perlu di batasi sekitar 5%, Sebab kelebihan lemak yang terlampau tinggi
justru akan menimbulkan efek negatife, antara lain lemak yang tertimbun di
sekitar ovarium akan mengganggu ovulasi, sehingga produksi telur akan menurun,
dan kelebihan ini sia – sia sebab akan terbuang karena tidak bisa di cerna..
(Ella Hendalia,
et.al. 2008). Banyaknya kandunagan energi bruto didalam bahan
makanan sangat tergantung pada komposisi dari karbohidrat, protein dan lemak
yang terdapat dalam bahan makanan tersebut. Nilai energi bruto dari
berbagai bahan makanan bermacam- macam dan tidak menentu, akan tetapi secara
umum telah ditetapkan nilai energi bruto untuk KH = 4,15 kkal/kg, protein =
5,65 kkal/kg, dan lemak = 9,45 kkal/kg.
(Keenan,2000). Tepung ikan merupakan sumber protein
utama bagi unggas, karena bahan makanan tersebut semua asam-asam amino yang di
butuhkan ayam dalam jumlah cukup dan teristimewa. Merupakan sumber lisin dan methionin
yang baik. Tepung ikan merupakan salah satu bahan makanan dalam penyusunan
ransum ayam sebagai sumber protein hewan atau asam-asam amino di samping
unsure-unsur mineral dan vitamin-vitamin.
(Nurrohman S,2006 ) Fungsi
zat lemak adalah sebagai sumber energi, seperti halnya karbohidrat dan sebagai
pelarut vitamin A,D,E, dan K. sumber lemak terdapat pada bahan seperti bungkil
kelapa. Bungkil kelapa merupakan salah satu sumber lemak. Penggunaan lemak nya
ransum serta menaikkan nilai energi sampai pada tingkatan yang tidak tercapai
bila menggunakan makanan biasa terutama butir-butiran.
( Siregar .s, 2002 ). Bila dedak halus ( lunteh ) di
pergunakan dalam unggas, harus di cegah terhadap kemungkinan terjadinya
ketengikan autooksidatif. Kalau ketengikan ini terjadi dapat timbul penyakit
encephalumalacia pada anak ayam. Lubis ( 1963 ) membedakan dedak halus (lunteh
) dengan dedak halus kampong, dedak halus kampung mengandung lebih banyak serat
kasar dari pada lunteh.
( Rasya.M, 2005) Dedak
kasar terdiri dari pecah – pecahan kulit gabah, sebagai bahan makanan,
mempunyai nilai sangat rendah, kadar proteinnya relatife rendah yaitu 3.1 % dan
daya cernanya juga rendah.
(Wahju,juju, 2008 )Garam dapur (NaCl) berguna untuk
mengatur keseimbangan dalam elektrolit tubuh. Bila ayam kekurangan unsure ini
akan berakibat nafsu makan menurun, kanibalisme, bulu nampak suram. Kebutuhan
garam di dalam ransum 0,35%-0,5%. Pemberian garam pada ransum dapat merangsang
sekresi saliva, gejala devesiansi garam yaitu nafsu makan hilang, bulu kasar,
makan tanah, keadaan badan tidak sehat, produksi dan berat badan menurun.
.
METODOLOGI
PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Bahan Pakan dan Formulasi Ransum
tahun 2013 dilaksanakan pada hari Sabtu, 25 Mei
2013, pada pukul 14.00 WIB s/d selesai di Laboratorium Bahan Pakan dan
Formulasi Ransum Fakultas Peternakan Universitas Jambi.
Materi
Adapun
alat yang digunakan pada praktikum Menentukan Energi Bruto adalah Unit Bomb
Calorimeter, tabung oksigen, Termometer, Alat pembuat pellet, kawat platina,
larutan methyl orange, larutan Na2CO3.
Metoda
Adapun cara kerja dari praktikum menentukan energi bruto
dengan oxygen bomb calorimeter Yaitu : sampel dalam bentuk pellet ditimbang
0,5–1 gram, kemudian dimasukkan kedalam cawan bomb dan disentuhkan kawat
platina sepanjang 10 cm pada sampel dalam tabung bomb, terus diisi dengan
oksigen sebanyak 25 atm. Tabung bomb dimasukkan kedalam buchet yang sudah diisi
air sebanyak 2 liter kemudian ditulis, serta suhu distabilkan dengan memutar
tombol pemutar selama 5 menit, setelah itu dicatat sebagai suhu awal. Sampel
dibakar dengan menekan tombol pemutar pada alat Parr Ignation, biarkan
temperatur naik sampai stabil (lebih kurang 5 menit), setelah itu suhu dicatat
sebagai suhu akhir, kemudian buka calorimeter dan keluarkan tabung bomb dan
buang oksigen dari bomb, lalu cuci bagian dalam tabung dan cawan bomb dengan
menyemprotkan aquadest dan beri beberapa tetes larutan methyl orange. Titer
dengan larutan Na2CO3 sampai berubah warna dan catat volume titrasi yang
dipakai lalu kawat yang dibakar diukur dengan sekala dari kawat yang tidak
terbakar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam menentukan energi bruto dengan
oxygen bomb calorimeter menggunakan alat serta bahan yaitu unit bomb
calorimeter, tabung oksigen, termometer, alat pembuat pellet, kawat platina,
larutan methyl orange dan larutan Na2CO3 dan bahan
pakan berupa bungkil kelapa, dedak padi, rumput raja. Peningkatan suhu yang
telah diukur dengan termometer dapat dihitung energi bruto yang telah
dihasilkan. Penetapan energi bruto ini terjadi pengubahan energi kimia dalam
suatu sampel menjadi energi panas dan diukur jumlah panas yang dihasilkan.
Kandungan yang terdapat pada energi bruto di dalam bahan
organic dapat dicerminkan dengan melihat kondisi yang terjadi dari proses
oksidasi yang dilakukan didalam mencari energi bruto tersebut. Besarnya energi
kimia juga sangat dipengaruhi dengan adanya ratio antar C/H dengan atom O
dan N.
Rumus Perhitungan :
Keterangan
:
W= energi ekuivalen asam benzoat
Ta= Suhu
Akhir
Tm= Suhu
Awal
E1= Volume Titrasi
E2= Kawat terbakar
Oleh karena itu, dalam memperoleh hasil
energi bruto yang diperoleh dari beberapa bahan sampel yang digunakan dalam
pembuatan pelet tersebut maka kita harus mengetahui suhu awal, suhu akhir,
berat sampel dan kabar bahan kering dari masing-masing bahan. Perhitungan dari
energi ditentukan dulu energi ekuivalen asam benzoat, suhu awal dan suhu akhir,
volume titrasi serta jumlah kawat terbakar (Samuel, 2007). (Anshory,
2001 ). Mineral
berguna untuk keperluan pertumbuhan, pembentukan tulang, bereproduksi, dan
membantu metabolism.
(Ella Hendalia, et.al. 2008). Banyaknya
kandunagan energi bruto didalam bahan makanan sangat tergantung pada
komposisi dari karbohidrat, protein dan lemak yang terdapat dalam bahan makanan
tersebut. Nilai energi bruto dari berbagai bahan makanan bermacam- macam
dan tidak menentu, akan tetapi secara umum telah ditetapkan nilai energi bruto
untuk KH = 4,15 kkal/kg, protein = 5,65 kkal/kg, dan lemak = 9,45 kkal/kg. ( Anshory.I, 2003 ) Zat lemak
sebagai sumber energi adalah sangat efisien karena nilai energi lemak 2.25
lebih tinggi dari karbohidrat, namun demikian pemakaian zat lemak di dalam
ransum perlu di batasi sekitar 5%, Sebab kelebihan lemak yang terlampau tinggi
justru akan menimbulkan efek negatife, antara lain lemak yang tertimbun di
sekitar ovarium akan mengganggu ovulasi, sehingga produksi telur akan menurun,
dan kelebihan ini sia – sia sebab akan terbuang karena tidak bisa di cerna..
(Keenan,2000). Tepung ikan merupakan
sumber protein utama bagi unggas, karena bahan makanan tersebut semua asam-asam
amino yang di butuhkan ayam dalam jumlah cukup dan teristimewa. Merupakan
sumber lisin dan methionin yang baik. Tepung ikan merupakan salah satu bahan makanan
dalam penyusunan ransum ayam sebagai sumber protein hewan atau asam-asam amino
di samping unsure-unsur mineral dan vitamin-vitamin. (Nurrohman S,2006 ) Fungsi zat lemak adalah sebagai sumber
energi, seperti halnya karbohidrat dan sebagai pelarut vitamin A,D,E, dan K.
sumber lemak terdapat pada bahan seperti bungkil kelapa. Bungkil kelapa
merupakan salah satu sumber lemak. Penggunaan lemak nya ransum serta menaikkan
nilai energi sampai pada tingkatan yang tidak tercapai bila menggunakan makanan
biasa terutama butir-butiran.
Menurut ( Siregar .s, 2002 ). Bila
dedak halus ( lunteh ) di pergunakan dalam unggas, harus di cegah terhadap
kemungkinan terjadinya ketengikan autooksidatif. Kalau ketengikan ini terjadi
dapat timbul penyakit encephalumalacia pada anak ayam. Lubis ( 1963 )
membedakan dedak halus (lunteh ) dengan dedak halus kampong, dedak halus
kampung mengandung lebih banyak serat kasar dari pada lunteh. Menurut ( Rasya.M, 2005) Dedak kasar terdiri dari pecah –
pecahan kulit gabah, sebagai bahan makanan, mempunyai nilai sangat rendah,
kadar proteinnya relatife rendah yaitu 3.1 % dan daya cernanya juga rendah. (Wahju,juju, 2008 )Garam dapur (NaCl) berguna untuk mengatur
keseimbangan dalam elektrolit tubuh. Bila ayam kekurangan unsure ini akan
berakibat nafsu makan menurun, kanibalisme, bulu nampak suram. Kebutuhan garam
di dalam ransum 0,35%-0,5%. Pemberian garam pada ransum dapat merangsang
sekresi saliva, gejala devesiansi garam yaitu nafsu makan hilang, bulu kasar,
makan tanah, keadaan badan tidak sehat, produksi dan berat badan menurun.
PENUTUP
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang
diperoleh pada praktikum Menentukan Energi Bruto adalah setiap perubahan suhu
air akibat pembakaran diukur dengan thermometer. Berdasarkan peningkatan suhu
air pula dapat dihitung energy bruto yang dihasilkan. Dalam penetapan energy
ini terjadi pengubahan energy kimia dalam suatu sampel menjadi energy panas
yang diukur dari jumlah panas yang dihasilkan.
Saran
Selama
praktikum Menentukan Energi Bruto berlangsung , sebaiknya, praktikan harus
memperhatikan saat asdos menerangkan agar mudah memahami apa yang disampaikan.
Praktikan harus menjaga ketenangan pada saat praktikum berlangsung, agar
suasana praktikum jadi nyaman.
DAFTAR
PUSTAKA
Anshory
, 2001. Bahan
Pakan dan Formulasi
Ransum. Jakarta :
Erlangga.
Anshory
, 2003. Bahan
Pakan dan Formulasi
Ransum. Jakarta :
Erlangga.
Keenan. 2000. Teknik Penyusunan Ransum. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Hendalia,
et.al. 2008. Biokimia dasar. Fakultas Peternakan Universitas
Jambi. Jambi.
Nurrohman.S.
2006. Ilmu Gizi dan Makanan Ternak. Penerbit Angkasa. Bandung.
Ransum. Jakarta
: Yudistira.
Rasya M, 2005. Bahan Pakan
dan Formulasi Ransum. Erlangga. Jakarta.
Wahyu juju. 2008. Tuna Budidaya Jepang Mengancam.
PT. PWI. Jakarta
numpang coppy tinjauan pustaka nya yah....salam kenal..From STPP magelang
BalasHapussippp
BalasHapusizin copy kak
BalasHapusizin copy kk
BalasHapus