LAPORAN SEMESTER
PRAKTIKUM
BIOKIMIA
OLEH:
C.2
EKA SETIAWAN
E10012135
RINA TISMAN
E10012128
JAHTERA MANALU
E10012132
AGUSTIN WULANDARI
E10012126
M.RASYID RIDHO
E10012110
RIYAN SAPUTRA
E10012138
DANANG DWILINGGA
E1001212
DESTI ANGRAINI
E10012099
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
UNIVERSITAS JAMBI
2013
KATA PENGANTAR
Puji
syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan
HidayahNya penulis dapat menyelesaikan Laporan Semester Biokimia ini dengan tepat waktu.
Laporan
praktikum ini penulis susun sebagai wujud realisasi dari hasil pengamatan yang
telah penulis lakukan sebelumnya dan juga sebagai bahan pelengkap persyaratan
yang menunjang mata kuliah Biokimia . Laporan ini penulis susun khususnya untuk
lingkup Fakultas Peternakan Unja, akan tetapi tidak menutup untuk keperluan atau
lingkup yang lebih luas.
Penulis menyadari bahwa dalam proses
penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara
penulisannya. Namun demikian, penulis telah berusaha dengan segala kemampuan
dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik. Penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
laporan-laporan praktikum penulis selanjutnya. Semoga laporan ini bisa
bermanfaat bagi kita semua, amin.
Jambi, Mei2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR………………………….………………….. i
DAFTAR ISI……………………………………………………… ii
PENDAHULUAN………………………………………………… 1
Latar Belakang…………………………………………...... 1
Tujuan
dan Manfaat……………………………………….. 2
TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………... 3
MATERI DAN METODA………..………………………………. 5
Waktu dan Tempat………………………………………… 8
Materi…………………………………………………………… 8
Metoda…………………………………………………….. 9
HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………… 11
PENUTUP………………………………………………………… 23
Kesimpulan………………………………………………… 23
DAFTAR
PUSTAKA
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Biokimia adalah suatu cabang ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang proses kimia atau reaksi kimia yang
terjadi di dalam zat hidup (sel hidup, makhluk hidup), baik itu mokroorganisme,
tanaman, invertebrata avertebrata, hewan menyusui dan manusia. Dalam hal ini,
dapat kita ketahui bagaimana kumpulan zat hidup bercampur atau bereaksi
menghasilkan zat. yang disebut dengan zat hidup. Dan peranan biokimia ini
adalah sebagai dasar pengembangan pengetahuan dasar kedokteran, pertanian,
peternakan, biologi, mikrobiologi, dan yang lainnya, yang erat hubungannya.
Kegiatan praktikum Biokimia Dasar
merupakan komponen penunjang aktivitas perkuliahan. Latar belakang diadakannya
praktikum tersebut agar mahasiswa dapat mengetahui dan mengenal apa-apa saja
yang dipelajari di dalam mata kuliah Biokimia ini. Mulai dari Protein dan Asam
amino, Karbohidrat, Lipida sampai dengan Enzim.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan
Tujuan dalam
melakukan praktikum Biokimia dasar adalah untuk mengetahui gambaran yang lebih
jelas tentang jalannya reaksi-reaksi kimia dalam proses kehidupan, begitu pula
mengenai prinsip-prinsip biokomia serta cara kerja atau metode dalam biokimia.
Agar mahasiswa mengetahui beberapa komponen yang terdapat didalam tubuh,
seperti Protein , karbohidrat, lipida, dan enzim serta bagaimana reaksinya pada
setiap percobaan yang dilakukan.
Manfaat
Manfaat yang dapat kita peroleh dari
praktikum ini adalah dengan adanya hasil dari praktikum yang telah
dilaksanakan, maka dapat digunakan sebagi titik acuan dan bahan perbandingan
didalam menjawab segala permasalahan tentang pengujian dari bagian-bagian
Biokimia Dasar tersebut, serta masukan bagi kita semua di dalam mata kuliah
biokimia tersebut, dan menjadi syarat di dalam memenuhi tugas praktikum dan
mata kuliah biokimia dasar ini. Serta dari praktikum ini kita dapat mengetahui
tekhnik atau cara dalan melakukan pengukuran larutan. Selain itu juga dapat
mengenal alat-alat yang digunakan di iaboratorium ini beserta fungsi alat tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA
PROTEIN DAN ASAM AMINO
Abas(2000)
Semua asam amino, atau peptida yang mengandung 2 amino bebas akan bereaksi
dengan ninhidrin membentuk senyawa kompleks berwarna biru-ungu. Namun, prolin
dan hidroksi prolin menghasilkan senyawa berwarna kuning.
Anwar
M (2001), bahwa asam amino merupakan satuan penyusun protein, berdasarkan rumus
bangunnya asam amino dapat dipandang sebagai turunan asam karboksilat, yang
satu atom hidrogennya digantikan oleh gugus amino.
Argham(2001)
Kelarutan protein didalam suatu cairan, sesungguhnya sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain, pH, suhu, kekuatan ionik dan konstanta dielektrik
pelarutnya.
Conway
(2007),Pada percobaan ninhidrin didapat hasil yaitu asam amino berupa ahnin
setelah di panaskan dengan campuran
ninhidrin pada penangas air warnanya berubah menjadi biru pekat. Hal ini juga
disesuaikan dengan pendapat yang menyatakan bahwa asam amino yang dipisahkan
direaksikan dengan ninhidrin untuk mengahsilkan warna biru – ungu.
Jaru
Anwar (2001), menyatakan bahwa asam amino adalah senyawa anorganik yang
mengandung gugus karboksil dengan demikian mempunyai sifat asam-basa.
Novita
(2009) uji ninhidrin adalah uji umum untuk protein dan asam amino
.Ninhidrin dapat mengubah asam amino
menjadi suatu alhdehida.
(Poedjiadi
2004), Kelarutan protein di dalam suatu cairan, sesungguhnya sangat dipengaruhi
oleh beberapa faktor antara lain, pH, suhu, kekuatan ionik dan konstanta
dielektrik pelarutnya.Protein seperti asam amino bebas memiliki titik
isoelektrik yang berbeda-beda.
(Rahani,2002),Protein
bersifat amfoter, yaitu dapat bereaksi dengan larutan asam dan basa. Daya larut
protein berbeda di dalam air, asam, dan basa; ada yang mudah larut dan ada yang
sukar larut.Namun, semua protein tidak larut dalam pelarut lemak seperti eter
dan kloroform.
Riawan
(2000) protein memiliki molekul besar dengan berat molekul yang bervariasi
antara 5000 hingga jutaaan dengan
hidrolisis oleh asam atau oleh enzim protein akan mengahasilkan asam amino, ada
20 jenis asam amino yang terdapat pada molekul protein.
Santoso
(2008) yang menyatakan bahwa ninhidrin bereaksi dengan asam amino bebas dan
protein menghasilkan warna biru.
KARBOHIDRAT
Nuryani
(2000), yang menyatakan bahwa apabila beberapa monosakarida seperti glukosa
fruktosa dan manosa diragikan maka akan terbentuk etil alcohol dan CO2.
Montgomery
(2001), menyatakan bahwa ekstrak ragi (bebassel) mempunyai kemampuan untuk
mengubah glukosa menjadi etanol.
Rahman
(2002) yang menyatakan bahwa fermentasi mediun cair lebih memungkinkan untuk
mengendalikan faktor – factor fisik dan kimia yang mempengaruhi proses
fermentasi seperti suhu, pH dan kebutuhan oksigen.
Roogers
(2003), meyatakan bahwa apabila asam sulfat (K2SO4) pekatakan menghidrolisis
ikatan glikosida (daripolisakarida) maka akan dihasilkan monosakarida yang
serlanjutnya terjadi dehidrasi menjadi furfural dan turunanya.
Reinhard
(2009), menyatakan bahwa apabila HCI (asamklorida) pekat direasikan dengan gula
dan ditambahkan sedikit resorsional maka menghasilkan 4-hidroksi metil furfuran
berwama merah).
Wiliam
(2007), Karbohidrat (monosakarisa) yang penyusun utamanya adalah glukosa, lalu
dioksidasi menjadi CO2 dan H2O, kemudian diubah menjadi monosakarida,
disakarida, poligosakarida, ketiganya disebut Heksosa.
Werry(2006),
Karbohidrat terhidrolisis oleh enzim dan oleh karenanya pencernan karbohidrat
diabsorvasi sebaagai monosakarida, didalam hati, fruktosa dan glukosa diubah
menjadi glukosa.
LIPIDA
(Alfi
Darwis, 2011) Kelompok-kelompok besar dari lipid mempunyai sifat kelarutan yang
berbeda-beda dan sifat ini dugunakan untuk ektraksi dan pemisahan dari bahan
biologis. Endapan yang terjadi adalah lesitin(fosfolipid). Lesitin atau fosfatidilkolin
adalah senyawa fosfogliserol yang mengandung kolin (lesitin mengandung
gliserol, asam lemak, asam fosfat, dan kolin). Senyawa ini adalah fosfolipid
kolin terdapat dengan jumlah terbanyak di dalam membran sel dan menunjukkan
proporsi simpanan kolin yang besar pada tubuh. Kolin sangat penting dalam
proses transmisi saraf dan sebagai simpanan, gugus metil yang labil. Lesitin
dapat diperoleh dari kuning telur. Pemisahan fosfatidilkolin dari lemak dan
kolesterol dilakukan dengan pelarut eter dan aseton. Lesitin memiliki gugus
kolin yang bermuatan positif sehingga lebih larut dalam eter dan kurang larut
dalam aseton. Hal ini disebabkan eter memiliki elektron bebas yang dapat
diserang oleh muatan positif dari kolin sehingga kolin lebih larut dalam eter
daripada aseton yang tidak memiliki elektron bebas. Filtrat yang diperoleh dari
penyaringan lesitin (eter-aseton) diuapkan diatas waterbath hingga menghasilkan
suatu pasta.
(Murray
2006) Lemak lebih banyak ditemukan pada
hewan, dan minyak lebih banyak diperoleh dari tumbuh- tumbuhan.
Lipid digolongkan kedalam lipid sederhana dan lipid majemuk. Lipid sederhana
contohnya adalah lemak, minyak, dan lilin atau wax. Sedangkan lemak
majemuk contohnya seperti fosfolipid, sfingolipid, lipoprotein, dan isoprenoid.
(Priadi
2009) Lipid atau masyarakat sering menganggapnya sebagai lemak adalah senyawa
organik yang tidak dapat larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik
(nonpolar), seperti: kloroform, eter, dan minyak tanah. Molekul lemak tersusun
dari unsur-unsur C, H, O, dan terkadang terdapat unsur P dan N. Lemak umumnya
disusun oleh trigliserida (lemak netral) yang terdiri atas gliserol dan
tiga asam lemak. Berdasarkan tingkat kejenuhannya, asam lemak dapat dibagi
menjadi dua golongan, yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Asam
lemak jenuh adalah asam lemak yang tidak mengandung ikatan rangkap. Misalnya
asam palmitat dan asam stearat yang terdapat pada lemak hewani. Sedangkan asam
lemak tak jenuh adalah asam lemak tak jenuh adalah asam lemak yang mengandung
ikatan rangkap. Misalnya, asam oleat dan asam linoleat yang terdapat pada lemak
nabati.
(Roswiem 2006)
Kolesterol adalah salah satu jenis lipid yang digolongkan ke dalam isoprenoid
yang merupakan jenis steroid. Kolesterol adalah molekul penting pada hewan yang
berfungsi sebagai komponen membran sel, prekursor biosintesis hormon steroid,
Vitamin D, dan garam empedu. Kolesterol mempunyai 2 gugus metil yang terikat
pada atom C-13 dan C-10 dengan ikatan rangkap. Rantai cabang hidrokarbon
terikat pada atom C-17, sedangkan gugus fungsionil hidroksil terletak pada atom
C-3. Kolesterol disimpan di dalam sel sebagai ester asam lemak yang dihasilkan
dari reaksi esterifikasi oleh enzim asetil KoA: Kolesterol asiltransferase
(ACAT) di sitoplasma.
(Salirawati et al,2007) Lipid
adalah senyawa yang merupakan ester dari asam lemak dengan gliserol yang
kadang-kadang mengandung gugus lain. Lipid tidak larut dalam air, tetapi larut
dalam pelarut organic se[erti eter, aseton, kloroform, dan benzene.
(Salirawati et
al,2007) Lemak digolongkan berdasarkan kejenuhan ikatan pada asam lemaknya.
Adapun penggolongannya adalah asam lemak jenuh dan tak jenuh.
(Sunita, Almatsier. 2005). Istilah lipida meliputi
senyawa-senyawa heterogen, termasuk lemak dan minyak yang umumnya dikenal dalam
makanan, malam, fosfolipida, sterol, dan ikatan lain sejenis yang terdapat di
dalam makanan dan tubuh manusia. Lipida mempunyai sifat yang sama yaitu larut
dalam pelarut nonpolar seperti etanol, eter, kloroform, dan benzena.
(Syamsu
2007) HCl yang ditambahkan akan menyumbangkan ion-ion hidrogennya yang dapat
memecah unsur lemak sehingga terbentuk lemak radikal bebas dan hidrogen radikal
bebas. Kedua bentuk radikal ini bersifat sangat reaktif dan pada tahap akhir
oksidasi akan dihasilkan peroksida.
ENZIM
Jameso Brends (2000), menyatakan
bahwa enzim sebagai katalisator karena enzirn sebagai suatu zat yang dapat
mempercepat reaksi kimia tanpa ikut atau muncul dalam hasil reaksi.
Jhonson (2002), menyatakan bahwa
enzim yang berperan dalam ekstraksi minyak kelapa adalah enzim yang
menghidrolisis makro molekul karbohidrat dan protein (proteolitik).
Reybred (2003), menyatakan bahwa
enzim merupakan biokatalisator dengan spesifisitas dan efisiensi tinggi.
Stone (2003), menyatakan bahwa
keuntungan memproduksi enzim dari mikroba antara lain biaya produksi lebih
rendah dapat diproduksi dalam waktu singkat serta mudah dikontrol.
Vones (2002), menyatakan bahwa
aktivitas spesifik enzim merupakan parameter reaksi enzim yang dapat mengambarkan
daya kerja enzim yang bersangkutan.
Wandi (2003), menyatakan bahwa hal
yang perlu diperhatikan karena enzim merupakan protein biokatalisator yaitu
daya tahan pada pH, suhu, dan lingkungan lain dengan kisaran yang tidak terlalu
besar sehingga pemakaian buffer dan pemilihan faktor lingkungan yang tepat
penting diperhatikan.
Wibowo (2001), yang menyatakan bahwa
pada penambahan getah buah pepaya muda dengan krim santan kelapa jika dicampur
antara yang dengan yang lain maka dari warna rasa dan baunya akan jauh berubah
dari awalnya.
MATERI
DAN METODA
Waktu dan tempat
Kegiatan
praktikum ini dilaksanakan setiap hari Kamis mulai Tanggal 28 Maret sampai 18
April 2013, pada pukul 15.00 WIB s/d selesai di Laboratorium Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Jambi.
Materi
Adapun
materi yang di praktikumkan adalah Protein dan Asam Amino, Karbohidrat, Lipida,
dan Enzim. Alat yang di gunakan adalah tabung reaksi , beker gelas , batang
pengaduk, pipet, gelas ukur , erlemeyer
, penangas air dan penjepit tabung reaksi, Pemarut kelapa, neraca analitik,
beker glass (1000 mL, 500 mL, 250 mL,100 mL), gelas ukur ( 50 mL, dan 100 mL),
selang plastik, Erlenmeyer, corong, Thermometer, botol inkubasi, pipet tetes,
pipet takar, Sentrifugasi, Water bath, kantong plastik, dan karet gelang.
Larutan monosakarida,ragi (yeast) , NaOH , aquades asam sulfat pekat ,
alfanaftol.
Adapun
Bahan yang digunakan pada praktikum adalah
HCL, NaOH, Aquades (masing-masing
5 ml ). Asam-asam amino (glisin, histidin, dan tirosin) masing-masing
0,2 g. Asam-asam amino ( glisin, tirosin , histidin) dalam bentuk cair
masing-masing 2 mL, ninhidrin (2 g/1), asam stearat, lemak dan minyak,
fosfolipida, kolesterol, pelarut, minyak paraffin, minyak kelapa, HCl encer,
kolesterol, dan soda, krim santan kelapa, getah buah pepaya yang masih muda (
umur 2-3 bulan), aquades, alkohol ( 70% dan 90 %), fenolftalien, NaOH (0,1 N standar),
dan KOH 0,1 N standar), Danalat yang di gunakanadalahtabungreaks ,
tabungfermentasi , pipet tetes ,penangas
air.
Metoda
PROTEIN DAN ASAM AMINO
Adapun
metoda yang di gunakan dalam praktikum pelarutan asam amino adalah pertama
siapkan 4 buah tabung reaksi yang di isi pelarut dengan HCL , NaOH, etanol ,
aquades (masing-masing 5 ml). Kedua
larutkan 0,2 g asam amino ke dalam masing-masing pelarut tersebut,
gunakan pengaduk bila perlu, yang ketiga catat bagaimana hasilnya dan bagaimana kesimpulan saudara.
Adapun
metoda yang di gunakan dalam praktikum uji ninhidrin adalah pertama masukkan 2
ml asam amino yang akan di identifikasi ke dalam tabung reaksi dengan PH
netral, kedua tambahkan pereaksi ninhidrin ,ketiga didihkan selama 2 menit
dalam penangas air, dan ke empat amati warna hasil reaksi dan simpulkan hasil
pengamatan anda.
LIPIDA
Adapun
metoda yang digunakan pada daya kelarutan lipida adalah pertama, periksalah
larutan lipida dan asam-asam lemak dalam air dan pelarut-pelarut diatas, catat
perbedaan diantara gugus-gugus utama lipida. Kedua, teteskan 1 tetes larutan
lipida diatas pada kertas saring dan biarkan kering. Amati pembentukan suatu
noda lemak yang jernih. Ketiga, masukkan 1 mL air, tambahkan lipida yang telah
dilarutkan dalam etanol kedalam tabung reaksi. Catat penampakan larutan segera
setelah pencampuran dan setelah dibiarkan beberapa menit. Terakhir, masukkan air 3 ml kedalam 2 tabung reaksi,
tambahkan 2 tetes minyak sayur (olive) kedalam 2 tabung reaksi tersebut.
Tambahkan lagi larutan lesitin kedalam salah satu tabung reaksi, dan minyak
sayur kedalam tabung reaksi yang lain. Kocok campuran dengan baik dan
bandingkan stabilitas emulsi yang terbentuk.
ENZIM
Adapun
metoda yang digunakan pada praktikum enzim antara lain pada penyediaan getah buah pepaya
muda yaitu pertama buah pepaya muda ditorehkan dengan alat tahan karat (pisau
carter) yang terlebih datrulu diolesi atau disterilkan dengan alkohol 70 % dan
dipijarkan pada nyala bunseru getah yang keluar ditampung sesuai dengan
kebutuhan.
Pada penyedian getah buah pepaya
pada krim santan kelapa yaitu pertama kedalam 100 ml krim santan kelapa
ditambahakan 3 ml getah buah papaya kedalam botol inkubasi. Botol-botol ini
lalu diinkubasikan ke dalam inkobator pada suhu kamar. Bersihkan semua
peralatan yang digunakan dan meja kerja saudara dengan alkohol 70% srrat akan
melakukan percobaan dan lakukan juga perlakuan tanpa penambahan getah pepaya
(sebagai kontrol).
HASIL DAN PEMBAHASAN
PROTEIN DAN ASAM AMINO
Kelarutan
asam amino
Hasil Praktikum
As. Amino
|
Aquades
|
HCl
|
NaOH
|
Etanol
|
Glisin
|
Larut
|
Larut
|
Larut
|
Tidak Larut
|
Histidin
|
Larut
|
Larut
|
Larut
|
Tidak Larut
|
Tirosin
|
Tidak Larut
|
Tidak Larut
|
Tidak Larut
|
Larut
|
Setelah kegiatan praktikum di lakukan, maka di
dapatkan hasil setelah di masukkan ke dalam reaksi ciran NaOH di campur dengan larutan asam amino tirosin,
bahwa hasilnya cairan atau larutan berwarna putih kekeruhan dan tidak semuanya
larutan larut dalam larutan tersebut, sedangkan pada glisin dan Histidin larut.
Hal ini sesuai dengan pendapat (Rahani,2002),Protein bersifat amfoter, yaitu
dapat bereaksi dengan larutan asam dan basa. Daya larut protein berbeda di
dalam air, asam, dan basa; ada yang mudah larut dan ada yang sukar larut. Namun,
semua protein tidak larut dalam pelarut lemak seperti eter dan kloroform.
Penyusun
protein adalah asam amino, yaitu asam organic yang mengandung gugus amino
(-NH2) di samping gugus karboksitlat (-COOH),. Asam amino yang di kenal banyak
sekali tetapi hanya 20 jenis yang termasuk penyusun protein alami. Hal ini
sesuai dengan pendapat Anwar M (2001), bahwa asam amino merupakan satuan
penyusun protein, berdasarkan rumus bangunnya asam amino dapat dipandang
sebagai turunan asam karboksilat, yang satu atom hidrogennya digantikan oleh
gugus amino.
Setelah
melakukan percobaan pada uji kelarutan asam amino maka didapat hasilnya yaitu
setelah etanol, HCl, NaOH, dan aquades dicampurkan dengan asam amino yaitu
glisin ,maka senyawa pada pencampuran zat tersebut tetap seperti semula tidak
ada perubahan warna tetapi pada saat asam amino diteteskan kedalam tabung yang
berisi HCl, NaOH, etanol, dan aquades terjadi suatu pelarutan sehingga pencampuran
kedua tersebut tampak berminyak. Itu terjadi karena adanya proses pelarutan
antara larutan asam amino glisin dengan HCl, NaOH, aquades, dan etanol. Namun
pada tabung hasil pencampuran air dengan glisin, permukaan larutan tersebut
bahwa asam amino yang dalam larutan air akan mengion dan dapat bersifat asam
dan basa berwarna biru kehijauan. Jaru Anwar (2001), menyatakan bahwa asam
amino adalah senyawa anorganik yang mengandung gugus karboksil dengan demikian
mempunyai sifat asam-basa.
Uji ninhidrin
Reaksi
ninhidrin dapat dipakai untuk penentuan kuantitatif asam amino. Dengan
memanaskan campuran asam amino dan ninhidrin, terjadilah larutan berwarna ungu
yang identitasnya dapat ditentukan dengan cara spektrofotometri. Uji Ninhidrin
merupakan uji warna pada protein dengan membentuk larutan berwarna ungu akibat
adanya gugus amino bebas. Semua asam
amino dan peptida yang mengandung gugus α-amino bebas memberikan reaksi
ninhidrin yang positif. Reaksi positif, tyrosin mengandung gugus amino bebas, ditandai dengan warna larutan
ungu setelah dipanaskan.
Uji ninhidrin
Hasil praktikum
As. Amino
|
Warna sebelum
dipanaskan
|
Waktu
|
Warna setelah
dipanaskan
|
Glisin
|
Ungu
|
1 menit 8
detik
|
Ungu pekat
|
Histidin
|
Ungu pekat
|
1 menit 2
detik
|
Purple
|
Tirosin
|
Bening
|
2 menit
|
Ungu tua
|
Setelah kegiatan praktikum di lakukan, maka di
dapatkan hasil tentang uji ninhidrin
dapat dibuktikan bahwa ninhidrin senyawa oksidator kuat bereaksi dengan
triptofan dan tyrosin karena ph dari protein tersebut mencapai 4-8.
Argham(2001) Kelarutan protein didalam suatu cairan, sesungguhnya sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, pH, suhu, kekuatan ionik dan
konstanta dielektrik pelarutnya, pendapat ini juga didukung oleh pendapat
(Poedjiadi 2004), yaitu Kelarutan protein di dalam suatu cairan, sesungguhnya
sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, pH, suhu, kekuatan ionik
dan konstanta dielektrik pelarutnya. Protein seperti asam amino bebas memiliki
titik isoelektrik yang berbeda-beda.
Pada glisin, histidin, dan tirosin. perubahan
warna yang terjadi menunjukan bahwa asam-asam amino ini bereaksi dengan
ninhidrin, hal ini sesuai dengan pendapat Santoso (2008) yang menyatakan bahwa
ninhidrin bereaksi dengan asam amino bebas dan protein menghasilkan warna biru.
Dan juga spendapat dengan Abas(2000) Semua asam amino, atau peptida yang
mengandung 2 amino bebas akan bereaksi dengan ninhidrin membentuk senyawa
kompleks berwarna biru-ungu. Namun, prolin dan hidroksi prolin menghasilkan
senyawa berwarna kuning.
Reaksi yang paling umum digunakan untuk
analisis kualitatif protein dan produk hasil hidroplisisnya. Reaksi ninhidrin
dapat pula dilakukan terhadap urin untuk mengetahui adanya asam amino atau
mengetahui adanya pelepasn protein oleh cairan tubuh.
Menurut
Novita (2009) uji ninhidrin adalah uji umum untuk protein dan asam
amino.Ninhidrin dapat mengubah asam amino menjadi suatu aldehida. Ninhidrin
dilakukan dengan menambahkan beberapa tetes larutan ninhidrin yang terlihat
tidak warna kedalam sampel, kemudian dipanaskan beberapa menit.Adanya protein
ditandai dengan adanya perubahan warna ungu. Sedangkan menurut Riawan (2000)
protein memiliki molekul besar dengan berat molekul yang bervariasi antara 5000
hingga jutaan dengan hidrolisis oleh asam atau oleh enzim protein akan menghasilkan
asam amino, ada 20 jenis asam amino yang terdapat dalam molekul protein.
Pada
percobaan ninhidrin didapat hasil yaitu asam aminon berupa glisin setelah di
panaskan dengan campuran ninhidrin pada
penangas air warnanya berubah
menjadi biru pekat. Hal ini juga disesuaikan dengan pendapat Conway (2007) yang
menyatakan bahwa asam amino yang dipisahkan direaksikan dengan ninhidrin untuk
mengahsilkan warna biru – ungu.
KARBOHIDRAT
Peragian
Setelah
dilakukan percobaan maka diperoleh hasil yaitu saat glisin (warna jernih)
ditambahkan ragi (putih keruh), NaOH warnanya putih pekat. Saat fruktosa
ditambah ragi dan ditambah lagi dengan NaOH warna putih, jadi sedikit
memudar lama – lama ada CO2,dan bagian
atasnya putih. Glisin yang cuma di tambahkan NaOH warna y berubah menjadi putih
kuning dan fruktosa yang juga hanya di berikan NaOH warnanya berubah menjadi
kuning bening.
Tidak terbentuknya Co2, karena suhu
atas 30 C, ragi mengendap warna larutan di bawah keruh.Sedangkan diatas
bening.Hal ini tidak sesuai dengan prinsip karena adanya pengaruh suhu.
Beberapa monosakarida seperti glukosa, fruktosa dan manosa yang juga disebut
”Zhimoheksosa”.
Hal ini disesuaikan dengan pendapat
Rahman (2002) yang menyatakan bahwa fermentasi mediun cair lebih memungkinkan
untuk mengendalikan faktor – factor fisik dan kimia yang mempengaruhi proses
fermentasi seperti suhu, pH dan kebutuhan oksigen.
Uji Molish
Sari
Jeruk
Warnanya
kuning tua,ketika ditambahkan alfanaftol warna tetap. Setelah ditetesi asam
amino sulfat warnanya menjadi Abu-abu dan terdapat endapan.
Sari
Tebu
Awalnya
berwarna putih kekuningan (keruh) saat ditambahkan alfanaftol warnanya makin keruh,
kemudian ditetesi asam amino sulfat maka warnanya oren jingga.
Ubi
Kayu
Warnanya
keruh,
ditambah alfanaftol warnanya tetap ada bintik – bintik, setelah ditambah H2SO4
warnanya menjadi Unggu Ketuaan.
Santan
Awalnya
berwarna putih susu,kemudian ditambah dengan alfanaftol warnanya menjadi Ungu.
LIPIDA
Lipid tidak
memiliki rumus molekul yang sama, akan tetapi terdiri dari beberapa golongan
yang berbeda. Berdasarkan kemiripan struktur kimia yang dimiliki, lipid dibagi
menjadi beberapa golongan, yaitu Asam lemak, Lemak dan fosfolipid ( Salirawati et
al,2007).
Daya kelarutan lipida
Pengamatan 1-3
Bahan
yang di uji
|
Tekstur
|
Transparancy
|
Lebar
Transparancy
|
Keterangan
|
Minyak
sayur
|
Licin,
tidak lengket
|
Transparan
|
2,6
cm
|
Tidak
menyatu, minyak sayur berada diatas permukaan, air dibawah
|
Asam
stearat
|
Licin,
dingin di kulit, mudah kering, kesat
|
Setelah
kering menggumpal, dan tidak transparan
|
-
|
Menyatu,
terbentuk Kristal putih, menggumpal, suhunya agak meningkat sehingga menjadi
hangat
|
Lesitin
Telur
|
Kesat,
sedikit lengket
|
Transparan
|
1,5
cm
|
Air
dan lesitin menyatu dan terbentuk seperti serat-serat putih telur
|
(Alfi
Darwis, 2011) Kelompok-kelompok besar dari lipid mempunyai sifat kelarutan yang
berbeda-beda dan sifat ini dugunakan untuk ektraksi dan pemisahan dari bahan
biologis. Endapan yang terjadi adalah lesitin(fosfolipid). Lesitin atau fosfatidilkolin
adalah senyawa fosfogliserol yang mengandung kolin (lesitin mengandung
gliserol, asam lemak, asam fosfat, dan kolin). Senyawa ini adalah fosfolipid
kolin terdapat dengan jumlah terbanyak di dalam membran sel dan menunjukkan
proporsi simpanan kolin yang besar pada tubuh. Kolin sangat penting dalam
proses transmisi saraf dan sebagai simpanan, gugus metil yang labil. Lesitin
dapat diperoleh dari kuning telur. Pemisahan fosfatidilkolin dari lemak dan
kolesterol dilakukan dengan pelarut eter dan aseton. Lesitin memiliki gugus
kolin yang bermuatan positif sehingga lebih larut dalam eter dan kurang larut
dalam aseton. Hal ini disebabkan eter memiliki elektron bebas yang dapat
diserang oleh muatan positif dari kolin sehingga kolin lebih larut dalam eter daripada
aseton yang tidak memiliki elektron bebas. Filtrat yang diperoleh dari
penyaringan lesitin (eter-aseton) diuapkan diatas waterbath hingga menghasilkan
suatu pasta.
Pengamatan 4
Bahan yang di uji
|
Keterangan
|
Air
+ Minyak sayur ( blangko )
|
Tidak
menyatu, minyak berada diatas, air berada dibawah permukaan
|
Air
+ Minyak Sayur + Margarin
|
Minyak
sayur dan margarine tidak dapat menyatu dalam air
|
Air
+ Minyak Sayur + Lesitin Telur
|
Minyak
sayur naik keatas , lesitin telur dan air menyatu berada dibawah permukaan
|
Lipid atau masyarakat sering menganggapnya sebagai lemak adalah senyawa organik
yang tidak dapat larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik
(nonpolar), seperti: kloroform, eter, dan minyak tanah. Molekul lemak tersusun
dari unsur-unsur C, H, O, dan terkadang terdapat unsur P dan N. Lemak umumnya
disusun oleh trigliserida (lemak netral) yang terdiri atas gliserol dan
tiga asam lemak. Berdasarkan tingkat kejenuhannya, asam lemak dapat dibagi
menjadi dua golongan, yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Asam
lemak jenuh adalah asam lemak yang tidak mengandung ikatan rangkap. Misalnya
asam palmitat dan asam stearat yang terdapat pada lemak hewani. Sedangkan asam
lemak tak jenuh adalah asam lemak tak jenuh adalah asam lemak yang mengandung
ikatan rangkap. Misalnya, asam oleat dan asam linoleat yang terdapat pada lemak
nabati (Priadi 2009).
Pada
percobaan yang telah dilakukan, pembentukan emulsi terlihat bahwa untuk
percobaan bagian Minyak sayur dan margarin hanya dilarukan dengan menggunkan
air. Tidak terjadi pembentukkan emulsi karena minyak, dan margarine tidak dapat
larut didalam air Karena air merupakan pelarut polar (salirawati et al,2007).
Minyak/lemak tidak dapat larut dalam air tetapi dapat membentuk emulsi yang stabil
bila ada bahan lain yang dapat berfungsi sebagai emulgator.
Dengan
proses hidrolisis lemak akan terurai menjadi asam lemak dan gliserol. Proses
ini dapat berjalan dengan menggunakan asam, basa, atau enzim tertentu.
Contohnya hidrolisis gliseril tristearat akan menghasilkan gliserol dan asam
stearat (salirawati et al,2007)
Dari
pengamatan yang telah dilakukan, mendapatkan hasil diantaranya air dan lemak
jika dikocok akan terjadi emulsi dan ternyata tidak stabil. Sehingga akan
kembali kepada keadaan semula (campuran) setelah didiamkan sejenak. Berdasarkan data yang diperoleh
maka dapat diketahui bahwa Beberapa lipida larut dalam pelarut organk dan
sebagian lagi ada yang tidak larut. Pengujian pertama pada minyak diuji dengan air yang dimasukkan ke
dalam tabung reaksi. Hasilnya minyak dan air tadi tidak bisa menyatu, sehingga
dapat disimpulkan bahwa minyak bersifat nonpolar atau tidak menyatu dengan
larutan polar atau air, begitu juga dengan margarin termasuk bersifat non
polar. Namun pada susu, lipid ini larut dalam air yang berarti lipid bersifat
polar atau dapat menyatu dengan air.
Emulsi dari Lemak
Bahan yang di uji
|
Keterangan
|
HCl
+ minyak sayur
|
Terjadi
emulsi, minyak sayur berada diatas, HCl berada dibawah permukaan
|
HCl
+ Soda
|
Tidak
terjadi emulsi
|
HCl
+ kolesterol
|
Terjadi
emulsi, menyatu, asam lemak dari kolesterol keluar
|
Pada
percobaan diatas hanya HCl yang diberi soda yang tidak terjadi emulsi,
sedangkan pada minyak sayur dan kolesterol terjadi emulsi. (Syamsu 2007) HCl
yang ditambahkan akan menyumbangkan ion-ion hidrogennya yang dapat memecah
unsur lemak sehingga terbentuk lemak radikal bebas dan hidrogen radikal bebas.
Kedua bentuk radikal ini bersifat sangat reaktif dan pada tahap akhir oksidasi
akan dihasilkan peroksida
Kolesterol
adalah salah satu jenis lipid yang digolongkan ke dalam isoprenoid yang
merupakan jenis steroid. Kolesterol adalah molekul penting pada hewan yang
berfungsi sebagai komponen membran sel, prekursor biosintesis hormon steroid,
Vitamin D, dan garam empedu. Kolesterol mempunyai 2 gugus metil yang terikat
pada atom C-13 dan C-10 dengan ikatan rangkap. Rantai cabang hidrokarbon
terikat pada atom C-17, sedangkan gugus fungsionil hidroksil terletak pada atom
C-3. Kolesterol disimpan di dalam sel sebagai ester asam lemak yang dihasilkan
dari reaksi esterifikasi oleh enzim asetil KoA: Kolesterol asiltransferase
(ACAT) di sitoplasma (Roswiem 2006).
ENZIM
Enzim
dapat di produksi dengan cara mengekstraksi jaringan tanaman atau hewan dan
mikroorganisme. Cara ini memiliki beberapa kelemahan,
sehinggga yang sering dan umum dilakukan adalah cara membiakkan mikroba
penghasil enzim yang dikehendaki pada media tertentu kemudian diektraksi.
Keuntungan memproduksi enzim dari mikroba antara lain biaya produksi lebih
rendah, dapat di produksi dalam waktu singkat serta mudah dikontrol. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Stone (2003), menyatakan bahwa keuntungan memproduksi enzim
dari mikroba antara lain biaya produksi lebih rendah dapat diproduksi dalam
waktu singkat serta mudah dikontrol. Kecepatan produksi enzim dapat lebih
ditingkatkan dengan mengunakan strain mikroba, induksi mutan dan perbaikan
kondisi kultur pertumbuhannya.
Hasil pengamatan
Getah pepaya
No.
|
Nama
|
Uji Organoleptik
|
|||||||
Warna
|
S/TS
|
Bau
|
S/TS
|
Rasa
|
S/TS
|
Tekstur
|
S/TS
|
||
1
|
Danang Dwilingga
|
Putih Kehijauan
|
TS
|
Aroma Pepaya
|
TS
|
Pahit
|
TS
|
Lengket, menggumpal di tangan
|
S
|
2
|
Riyan Saputra
|
Putih Kehijauan
|
TS
|
Aroma Pepaya
|
S
|
Pahit
|
TS
|
Licin, menggumpal di tangan
|
TS
|
3
|
M Rasyid Ridho
|
Putih Kehijauan
|
S
|
Aroma Pepaya
|
S
|
Pahit
|
TS
|
Lembut, lengket
|
S
|
4
|
Rina Tisman
|
Putih Kehijauan
|
S
|
Aroma Pepaya
|
S
|
Pahit
|
TS
|
Licin
|
S
|
5
|
Desti Anggraini
|
Putih Kehijauan
|
S
|
Aroma Pepaya
|
S
|
Pahit
|
TS
|
Lengket
|
TS
|
6
|
Jahtera Manalu
|
Putih Kehijauan
|
S
|
Aroma Pepaya
|
TS
|
Pahit
|
TS
|
lembut
|
S
|
7
|
Eka Setiawan
|
Putih Kehijauan
|
S
|
Aroma Pepaya
|
TS
|
Pahit
|
TS
|
Licin
|
TS
|
8
|
Agustin Wulandari
|
Putih Kehijauan
|
TS
|
Aroma Pepaya
|
TS
|
Pahit
|
TS
|
Lengket
|
TS
|
Krim santan kelapa
No.
|
Nama
|
Uji Organoleptik
|
|||||||
Warna
|
S/TS
|
Bau
|
S/TS
|
Rasa
|
S/TS
|
Tekstur
|
S/TS
|
||
1
|
Danang Dwilingga
|
Putih susu
|
S
|
Harum
|
S
|
Hambar
|
S
|
Lembut
|
S
|
2
|
Riyan Saputra
|
Putih susu
|
S
|
Aroma kelapa
|
S
|
Hambar
|
TS
|
Lembut
|
S
|
3
|
M Rasyid Ridho
|
Putih susu
|
S
|
Wangi
|
S
|
Hambar
|
S
|
Lembut
|
S
|
4
|
Rina Tisman
|
Putih susu
|
S
|
Wangi
|
S
|
Hambar
|
S
|
Lembut
|
S
|
5
|
Desti Anggraini
|
Putih susu
|
S
|
Harum
|
S
|
Hambar
|
TS
|
Lembut
|
S
|
6
|
Jahtera Manalu
|
Putih susu
|
S
|
Harum
|
S
|
Hambar
|
S
|
Lembut
|
S
|
7
|
Eka Setiawan
|
Putih susu
|
S
|
Harum
|
S
|
Hambar
|
TS
|
Lembut
|
S
|
8
|
Agustin Wulandari
|
Putih susu
|
S
|
wangi
|
S
|
Hambar
|
S
|
Lembut
|
S
|
Dalam praktikum ini jenis tanaman
yang digunakan dalam uji enzim ialah buah papaya. Karena papaya mengandung
enzim papain yang kemudian di campurkan dengan krim santan kelapa sehingga
menghasilkan minyak. Enzim ini diproduksi dengan cara mengekstraksi dari jaringan
tanaman atau hewan dan mikroorganisme. Jhonson (2002), menyatakan bahwa enzim
yang berperan dalam ekstraksi minyak kelapa adalah enzim yang menghidrolisis
makro molekul karbohidrat dan protein (proteolitik).
Wandi (2003), menyatakan bahwa hal
yang perlu diperhatikan karena enzim merupakan protein biokatalisator yaitu
daya tahan pada pH, suhu, dan lingkungan lain dengan kisaran yang tidak terlalu
besar sehingga pemakaian buffer dan pemilihan faktor lingkungan yang tepat
penting diperhatikan.
Getah
pepaya + Krim santan kelapa
No.
|
Nama
|
Uji Organoleptik
|
|||||||
Warna
|
S/TS
|
Bau
|
S/TS
|
Rasa
|
S/TS
|
Tekstur
|
S/TS
|
||
1
|
Danang Dwilingga
|
Putih Kehijauan
|
TS
|
Aroma Pepaya
|
TS
|
Pahit
|
TS
|
Lengket, menggumpal di tangan
|
S
|
2
|
Riyan Saputra
|
Putih Kehijauan
|
TS
|
Aroma Pepaya
|
S
|
Pahit
|
TS
|
Licin, menggumpal di tangan
|
TS
|
3
|
M Rasyid Ridho
|
Putih Kehijauan
|
S
|
Aroma Pepaya
|
S
|
Pahit
|
TS
|
Lembut, lengket
|
S
|
4
|
Rina Tisman
|
Putih Kehijauan
|
S
|
Aroma Pepaya
|
S
|
Pahit
|
TS
|
Licin
|
S
|
5
|
Desti Anggraini
|
Putih Kehijauan
|
S
|
Aroma Pepaya
|
S
|
Pahit
|
TS
|
Lengket
|
TS
|
6
|
Jahtera Manalu
|
Putih Kehijauan
|
S
|
Aroma Pepaya
|
TS
|
Pahit
|
TS
|
lembut
|
S
|
7
|
Eka Setiawan
|
Putih Kehijauan
|
S
|
Aroma Pepaya
|
TS
|
Pahit
|
TS
|
Licin
|
TS
|
8
|
Agustin Wulandari
|
Putih Kehijauan
|
TS
|
Aroma Pepaya
|
TS
|
Pahit
|
TS
|
Lengket
|
TS
|
Dari pengamatan yang telah
dilakukan, pada uji Organoleptik terdapat hasil yang berbeda-beda, hal ini
disebabkan karena berbedanya penadapat masing-masing orang saat dilakukan
pengujian. Pada saat getah buah papaya ditambahkan dengan krim santan kelapa
mengalami perubahan. Wibowo (2001), yang menyatakan bahwa pada penambahan getah
buah pepaya muda dengan krim santan kelapa jika dicampur antara yang dengan
yang lain maka dari warna rasa dan baunya akan jauh berubah dari awalnya.
Enzim secara khasnya disebut dengan
katalisator yaitu dapat mempercepat terjadinya suatu reaksi, tetapi pada
umumnya tidak ikut muncul dalam perekasian tersebut ungkapan tersebut di dukung
oleh pendapat Jameso Brends (2000), menyatakan bahwa enzim sebagai katalisator
karena enzirn sebagai suatu zat yang dapat mempercepat reaksi kimia tanpa ikut
atau muncul dalam hasil reaksi.
Enzim ini juga merupakan protein
yang disintesis oleh sel hidup untuk mengkatalisis reaksi yang berlangsung di
dalamnya, enzim ini juga disebut biokatalisator dengan spesifisitas dan
efisiensi tinggi. Reybred (2003), menyatakan bahwa enzim merupakan
biokatalisator dengan spesifisitas dan efisiensi tinggi.
Enzim ini diproduksi dengan cara mengekstraksi
dari jaringan tanaman atau hewan dan mikroorganisme. Di dalam tubuh enzim ini
sangat dibutuhkan oleh jaringan tubuh kita, karena jika tidak ada enzim maka
proses reaksi ditubuh kita akan berjalan lambat. Sebagai parameter dari reaksi
enzimatis yang diketahui dalam penelitian yaitu Kmax dan Vmax yang menyatakan
bahwa semakin murni suatu enzim maka akan semakin tinggi pula spesifik
aktifitasnya. Vones (2002), menyatakan bahwa aktivitas spesifik enzim merupakan
parameter reaksi enzim yang dapat mengambarkan daya kerja enzim yang
bersangkutan.
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan
dari praktikum Protein dan asam amino ialah Protein tersusun atas polimer asam
amino yang bersifat khas, bukan hanya bagi gugus amino dan gugus karboksil
bebas, tetapi juga bagi gugus R yang terkandung di dalamnya. Setelah
melaksanakan praktikum mengenai kelarutan asam amino, dapat disimpulkan bahwa daya
larut beberapa asam amino tertentu dapat larut pada pelarut tertentu, misalnya
: glisin dan histidin dapat larut dalam larutan HCl, NaOH dan Aquades,
sedangkan tirosin hanya larut dalam larutan etanol.
Berdasarkan
hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa Karbohidrat
dapat diidentifikasi oleh pereaksi molisch. Fermentasi mediun cair lebih
memungkinkan untuk mengendalikan faktor – factor fisik dan kimia yang
mempengaruhi proses fermentasi seperti suhu, pH dan kebutuhan oksigen.
Kesimpulan
dari praktikum Lipida adalah dapat
diketahui bahwa lemak (lipid) memiliki sifat larut dalam pelarut nonpolar yaitu
seperti etanol. Sedangkan lipid tidak dapat terlarut dalam air, karena air
bersifat polar. Dari setiap bahan yang digunakan menghasilkan reaksi yang
berbeda. Ada yang terbentuk emulsi dan ada yang tidak.
Kesimpulan
dari praktikum Enzim adalah Enzim merupakan protein yang disentesis
oleh sel hidup untuk mengkatalisasi reaksi yang berlangsung didalamnya. Oleh
karena reaksi yang enzimatis sangat bervariasi, maka biokatalisator yang
dibentuk, jumlah maupun jenisnya tak terhitung banyaknya. Enzim merupakan
biokatalisator dengan spesifikasi dan efisiensi tinggi. Enzim dapat diproduksi
dengan cara mengektraksi dari jaringan tanaman atau hewan dan mikroorganisme.
Hasil uji Organoleptik menghasilkan tanggapan indera yang berbeda-beda.
Saran
Sebaiknya
dalam melakukan praktikum, praktikan harus bisa memanfaatkan waktu yang telah
ditentukan, agar data yang diperoleh lebih akurat. Dan semoga pada praktikum
yang akan datang menjadi lebih baik dan kita semua bias menjalankan praktikum
ini dengan lebih paham lagi, serta menjaga kebersihan lab.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous , 2009. Protein ( http://www.hobiikan.blogspot.com/2008/08/jenis-jenis-protein.html)
Jhonson.2002.
Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Jameso,
B. 2000. Biokimia Umum. Jakarta : Erlangga
Nursholeh.
Laporan kuliah. Nursholehfapetunja.blogspot.com. diakses 02 April
2013
Reyberd. 2003.Petunjuk Praktikum Biokimia Laboratorium
Dasar Universitas
Trunojoyo.
Tim Dosen Biokimia. 2013. Penuntun
praktikum Biokimia. Universitas Jambi
:Fakultas Peternakan.
Tim
penyusun. 2006, Penuntun Praktikum
Biokimia Umum, Laboratorium
Biokimia,Universitas
Hasanuddin, Makassar.
Wandi. 2003. Biokimia Harper. Jakarta
: Penerbit Buku Kedokteran
EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar